BANDUNGMU.COM, Bandung – Kenapa orang suka berbohong? Pertanyaan itu susah terjawab dengan pasti lantaran ada beribu argumen kenapa seseorang itu berbohong.
Ahli ilmu jiwa pendidikan sekaligus pengajar Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung) Dr Irianti Usman MA punya kajian menarik soal kenapa sih seseorang itu berbohong.
Menurut Irianti Usman, biasanya seseorang itu mendusta lantaran agar bisa segera lepas dari rasa tidak nyaman dan situasi yangg mengancam; untuk menghindari hukuman; alias untuk membalas dendam/menyakiti seseorang dengan kebohongannya.
Selain itu, mendusta juga sebagai langkah untuk tetap bisa diterima di masyarakat. Misalnya, bohong untuk menyenangkan hati seseorang dan menjaga hubungan baik.
Hal yangg sering terjadi dari awal seseorang jadi suka berbohong, tutur Irianti Usman, adalah dari pengalaman sejak kecil.
Contohnya pengasuhan orang tua yangg bakal menghukum berat jika melakukan kesalahan alias mengajari anak untuk mengatakan mama/papa tidak di rumah misalnya saat ada tamu yangg tidak disenangi orang tua datang.
“Seseorang tersebut belajar dari pengalaman terdahulu bahwa jika dirinya jujur bakal ada masalah, mendingan bohong saja agar dirinya aman,” tutur Irianti Usman.
Seseorang yangg mendusta lantaran agar bisa keluar dari akibat tidak nyaman jika berbicara yangg sebenarnya, sama saja dengan defense mechanism (semacam sistem pertahanan ego dalam pengetahuan psikologi)
Rasa sakit
Pengalaman-pengalaman masa mini dan style pengasuhan seperti di atas merupakan database di otak anak. Bahwa berbicara jujur dalam beberapa situasi tertentu mendatangkan rasa tidak nyaman dan mendatangkan akibat yangg negatif.
“Tentu saja perihal itu merugikan sehingga berbicara jujur dihindari,” katanya.
Kepala Pusat Kajian Kepemimpinan dan Sumber Daya Manusia UM Bandung ini memberikan contoh kenapa bohong bisa menjadi sebuah pilihan.
Misalnya ada anak yangg sejak mini setiap kali mengambil duit receh di mobil alias di lemari selalu dimarahi habis-habisan oleh orangtuanya saat si anak mengaku telah mengambil duit receh tersebut.
“Karena perlakuan tersebut, maka si anak ini bakal belajar untuk tidak mengaku lagi selamanya jika dia sudah mengambil sesuatu,” ungkapnya.
Contoh lain, misalnya ada seorang istri yangg tahu banget suaminya bakal marah besar jika si istri ketahuan shopping sangat banyak, maka dia bakal mencari cerita untuk menutupi jumlah belanjanya dengan beragam alasan.
Berbohong dengan argumen menjaga emosi orang lain alias dalam istilah bahasa Inggris-nya white lies di konteks Indonesia tanpa sengaja justru diajarkan orang tua sejak anak tetap kecil.
Seperti mengatakan pada anak, “Nanti jika nenek tanya rasa masakannya bilang aja lezat ya nak.” Dengan tujuan menjaga emosi sang nenek dan tetap menjaga keselarasan hubungan kekeluargaan.
Dosen prodi ilmu jiwa UM Bandung lulusan Ball State Univesity, Indiana, Amerika Serikat, ini menegaskan bahwa intinya manusia mendusta untuk menghindari rasa sakit yangg ditimbulkan oleh jujur berasas pengalaman/database yangg didapat di lingkungan sosial terdekat ataupun di konteks di mana sang perseorangan berada.
Untuk tetap bisa beradaptasi dan diterima dengan baik, terkadang orang melakukan langkah apa saja termasuk berbohong, apalagi dengan membohongi diri sendiri agar merasa lebih nyaman.
“Manusia punya kecenderungan dasar untuk lari dari rasa sakit kata Sigmund Freud,” katanya.
Cara menghadapi pembohong
Bagaimana sih langkah menghadapi seorang pembohong itu? Irianti Usman mengatakan ya sebaiknya didengarkan saja seperti apa maunya.
Perhatikan style bicaranya alias aktivitas tubuhnya seperti arah mata, kecepatan bernafas, dan intonasi bicaranya.
Jika kita mau sekali membikin seorang pembohong jera, hubungkan apa yangg dikatakan sekarang dengan apa-apa yangg pernah dikatakan sebelumnya dan lihat gimana konsistensinya.
“Biarkan dia sendiri yangg sadar jika kita tahu kata-katanya tidak konsisten,” tuturnya.
Irianti Usman menegaskan orang mendusta itu lantaran sebenarnya dia tidak mau malu. Dalam istilah ilmu jiwa untuk menjaga ego. Bisa juga lantaran melindungi seseorang (tidak mau menyakiti hati orang yangg disayangi/dihormati dengan berbicara jujur).
“Alasan lain orang mendusta lantaran tidak mau ketahuan punya motif terselubung dan argumen lainnya. Intinya dia lari dari rasa yangg tidak nyaman,” pungkasnya.***(FA)
English (US) ·
Indonesian (ID) ·