Mengenal Tjetjep Supriadi, Dalang Wayang Golek Sohor dari Karawang - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 2 tahun yang lalu

BANDUNGMU.COM, Bandung — Mengenal  Tjetjep Supriadi, dalang wayang golek sohor dari Karawang. Fakta itu tidak bisa dibantah lantaran memang seperti tulah faktanya.

Tjetjep Supriadi merupakan dalang wayang golek sohor dari Karawang, Jawa Barat, terutama pada era 1970-an. Pada era itu, wayang goek menjadi intermezo rakyat yangg banyak digemari–tentu sampai hari ini dengan penyesuaian.

Tatar Sunda beruntung punya dalang wayang golek yangg sangat “panjeg dina galur” seni tradisi meski perubahan era dari waktu ke waktu bergulir sangat cepat.

Mereka, para dalang kahot itu, nyaris seluruh hidupnya dibaktikan untuk kesenian wayang golek. Salah satunya dalam sohor sekaligus dalang senior Tjetjep Suprijadi.

Mencari info profil alias riwayat hidup komplit pembimbing wayang Ki Dalang Asep Sunandar Sunarya ini di laman Google sangat sulit. Kalaupun ada, informasinya hanya setengah-setengah namalain kurang komplet.

Pahlawan PETA

Mengutip sundamediachannel.blogspot.com, Selasa (02/08/2022), Tjetjep Supriadi lahir di Karawang, Jawa Barat, pada 1931.

Nama aslinya adalah Tjetjep, sedangkan Supriadi adalah nama yangg ditambahkannya sendiri di belakang nama aslinya lantaran kekagumannya kepada pahlawan PETA yangg berjulukan Supriadi.

Sebenarnya dia tetap keturunan darah biru alias keturunan menak. Nenek moyangnya adalah bangsawan yangg tidak mau bekerja sama dengan kolonialis Belanda.

Akibat dari tidak mau kerja sama itu, anak keturunannya yangg menanggung akibat.

Keluarganya dikucilkan dan beberapa kewenangan sosial dan intelelektualnya dipasung. Salah satunya family tidak boleh mengenyam pendidikan.

Dari tekadnya yangg kuat maka sejarah keturunan dan kebangsawanan itu disembunyikan untuk bisa mengenyam pendidikan.

Ketertarikannya bakal wayang bisa dibilang agak terlambat lantaran Tjetjep Supriadi belajar wayang ketika dia sudah menjadi seorang guru.

Termotivasi dari rendahnya mutu pendramaan dan sastra pedalangan wayang golek yangg tidak berkembang, Ki Tjetjep Supriadi menggali sastra Jawa Kuna untuk meningkatkan mutu sastra bahasa terutama untuk antawecana dan kawih.

Dia adalah seorang dalang yangg memegang teguh pakem dan “paugeran” pedalangan yangg baku.

Dalang sohor

Tjejep Supriadi dikenal sebagai dalang wayang golek purwa Sunda yangg sangat terkenal alias sohor di Jawa Barat dan DKI Jakarta pada dasawarsa 1970-an sampai 1980-an.

Selain sering menggelar pentas wayang golek di beragam kota di Jawa Barat, Tjetjep Supriadi juga mendalang untuk rekaman kaset dengan hasil penjualan yangg cukup baik.

Dialah salah seorang dalang yangg sangat selektif dalam menerima siswa.

Walaupun banyak juga yangg mengaku sebagai siswanya hanya lantaran belajar melalui rekaman kaset alias menonton pertunjukannya.

Namun, dia merasa bangga jika ada dalang-dalang muda yangg mengaku banyak belajar dari pakelirannya.

Salah satu siswa yangg dibina dan sekarang menjadi seorang dalang yangg sedang menanjak prestasinya adalah puteranya sendiri ialah Eka Tjetejp Supriadi.

Terinspirasi pertengkaran suami istri

Tjetjep Supriadi cukup unik dan kreatif. Ada beberapa lakon yangg pernah digubahnya.

Salah satu lakon gubahannya yangg sangat terkenal adalah “Nurkala Kalidasa”. Lakon itu terinspirasi dari pertengkaran suami isteri di sebuah kendaraan umum.

Masalah yangg dipertengkarkan itu sangat menyentuh rasa kemanusiaan.

Kemudian Tjetjep Supriadi mengubah lakon itu dengan menyelipkan ajaran-ajaran kemanusiaan yangg banyak merujuk pada aliran kepercayaan Islam dan nilai-nilai budaya luhur Sunda.

Tjetjep Supriadi merupakan salah seorang yangg sangat hormat pada orang tuanya.

Ketika bakal menapaki bumi pedalangan, sang ibulah yangg diminta restu untuk pertama kali. Ketika mendapatkan sampulsurat (bayaran) pertama sebagai dalang, sang ibu pula yangg disuruh membukanya.

Pernah suatu ketika ayah dari Tjetjep Suprijadi sedang ada di pasar. Ketika itu Tjetjep Supriadi sebagai seorang dalang dengan kendaraan sedannya yangg baru.

Ayahnya berupaya mengelak lantaran cemas anaknya yangg sedang dalam masa puncaknya itu malu bertemu.

Hal itu dilakukan lantaran dirinya sedang dalam busana sebagaimana orang di pasar.

Namun Tjetjep Supriadi dengan sigap mengejar sang ayah yangg berupaya menghindarinya.

Kemudian menggendongnya masuk ke dalam mobilnya yangg mewah pada zamannya.

Karier di luar pedalangan

Dalang yangg belajar secara otodidak ini juga pernah menjadi personil DPRD Tk II Karawang. Selain itu, pernah juga menjadi pembimbing SD di medio 1954 hingga 1963.

Dalam organisasi pewayangan Tjetjep Supriadi menjadi personil Dewan Kebijaksanaan Sena Wangi dan personil Dewan Penasihat PEPADI.

Tjetjep Supriadi yangg mendalang sejak 1967 ini juga pernah menerima Hadiah Seni dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republika Indonesia.***

_____

Sumber: sundamediachannel.blogspot.com

Editor: FA

-->
Sumber bandungmu.com
bandungmu.com