Dok Foto FB : Tapak Suci Putera Muhammadiyah Kudus
WARTAMU.ID, Sejarah – Pencak Silat adalah seni bela diri asli Indonesia yang kaya akan nilai-nilai luhur dan moral. Sebagai warisan budaya bangsa, pencak silat harus dilestarikan, dikembangkan, dan dijaga dari pengaruh syirik serta ajaran yang menyesatkan yang bisa mencemari nilai-nilai luhur di dalamnya. Dalam hal ini, TAPAK SUCI, sebuah perguruan seni bela diri Indonesia, bertekad bulat mengagungkan asma Allah dengan sikap jujur, amanah, rendah hati, serta berakhlak mulia, dan mengamalkan ajaran Islam berdasarkan Al Quran dan As Sunnah.
Dilansir dari Tapaksucikudus.or.id TAPAK SUCI didirikan di Yogyakarta pada tanggal 10 Rabi’ulawal 1383 H atau bertepatan dengan 31 Juli 1963. Sebagai kader persyarikatan Muhammadiyah, TAPAK SUCI senantiasa melahirkan kader-kader yang cakap, intelektual, tangguh, beriman, dan berakhlak mulia, serta siap mengabdikan diri pada Persyarikatan Muhammadiyah, agama, bangsa, dan negara.
Perguruan TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH, yang disingkat TAPAK SUCI, berasaskan Islam dan bersumber pada Al Quran dan As Sunnah. Dengan jiwa persaudaraan, TAPAK SUCI berada di bawah naungan Persyarikatan Muhammadiyah dan berstatus sebagai organisasi otonom. TAPAK SUCI memiliki kelengkapan sebagai sebuah organisasi pergerakan dengan ajaran pencak silat yang bersih dari pengaruh syirik dan menyesatkan.
Sejarah TAPAK SUCI
Sejarah TAPAK SUCI bermula jauh sebelum tahun 1963, dimulai dari aliran pencak silat Banjaran yang dikuasai oleh KH. Busyro Syuhada, seorang ustadz patriotik yang lahir tahun 1827 di Binorong, Banjarnegara, Jawa Tengah. Setelah kembali dari Mekkah, KH. Busyro Syuhada mengajarkan ilmu pencak silat kepada murid-muridnya, termasuk Achyat (H. Burhan) dan M. Yasin (H. Abu Amar Syuhada), serta Soedirman, yang kemudian dikenal sebagai Panglima Besar Jenderal Sudirman.
Pada tahun 1921, A. Dimyati dan M. Wahib, dua kakak beradik asal Kauman, Yogyakarta, belajar pencak silat kepada KH. Busyro Syuhada di Banjarnegara. Setelah bertahun-tahun berkelana untuk memperdalam ilmu bela diri dan agama, mereka kembali ke Kauman dan mendirikan Paguron Kauman (Cikauman) pada tahun 1925. Paguron ini berlandaskan Al Islam dan ajaran KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah.
Perkembangan dan Pembentukan TAPAK SUCI
Pada generasi berikutnya, muncul gagasan untuk mendirikan satu perguruan yang melebur dan melanjutkan paguron-paguron yang ada, sehingga terbentuklah TAPAK SUCI pada tahun 1963. Perguruan ini menjadi wadah yang menyatukan murid-murid dari berbagai paguron, menjadi gerakan yang lebih besar dan terorganisir, berorientasi pada pengembangan ilmu pencak silat yang berlandaskan nilai-nilai Islam dan nasionalisme.
TAPAK SUCI Hari Ini
TAPAK SUCI terus berkembang dan memiliki wilayah serta daerah di seluruh Indonesia, bahkan perwakilan di luar negeri. Perguruan ini terus melahirkan kader-kader yang berkomitmen pada ajaran Islam dan nasionalisme, serta siap mengabdikan diri untuk agama, bangsa, dan negara.
Dengan sejarah panjang yang penuh perjuangan, TAPAK SUCI tetap teguh pada prinsip-prinsip dasarnya, yaitu menjaga kemurnian ajaran pencak silat dari pengaruh syirik dan menyesatkan, serta mengembangkan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Perguruan ini bukan hanya menjadi wadah pelestarian seni bela diri, tetapi juga pembinaan karakter dan akhlak mulia bagi generasi muda Indonesia.
Dibaca: 1,922
1 tahun yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·