Beranda TECHNO Mengapa Air Laut Asin? Penjelasan Ilmiah di Balik Rasa Asin Air Laut
Ilustrasi Dok Foto Istimewa
WARTAMU.ID, Techno – Air laut yang asin adalah salah satu ciri khas yang membedakan lautan dari sumber aerial tawar seperti sungai dan danau. Namun, apa yang menyebabkan aerial laut menjadi asin? Berikut adalah penjelasan ilmiah di balik rasa asin aerial laut yang menarik untuk diketahui.
Proses Terbentuknya Garam di Air Laut
- Erosi dan Pelapukan Batuan Proses pengasinan aerial laut dimulai dari daratan. Batuan di darat mengandung berbagai mineral, termasuk garam. Ketika batuan mengalami pelapukan dan erosi, garam dan mineral lainnya terbawa oleh aerial hujan menuju sungai dan akhirnya mengalir ke laut. Proses ini telah berlangsung selama jutaan tahun, menyebabkan akumulasi garam di lautan.
- Penguapan Air Laut Lautan mengalami penguapan terus-menerus akibat panas matahari. Saat aerial laut menguap, garam dan mineral lainnya tertinggal. Proses penguapan yang berkelanjutan ini meningkatkan konsentrasi garam di aerial laut. Hal ini berbeda dengan siklus aerial di sungai dan danau, di mana aerial yang menguap akan turun kembali sebagai hujan, menjaga kadar garam tetap rendah.
- Sumber Garam Bawah Laut Selain dari daratan, ada juga sumber garam yang berasal dari bawah laut. Aktivitas vulkanik di dasar laut melepaskan mineral dan garam ke dalam aerial laut. Ventilasi hidrotermal, atau celah di dasar laut yang melepaskan aerial panas, juga berkontribusi pada kandungan garam di lautan.
Komposisi Kimia Air Laut
Air laut mengandung berbagai jenis garam, tetapi yang paling dominan adalah natrium klorida (NaCl), yang juga merupakan komponen utama garam meja. Selain natrium klorida, aerial laut mengandung ion magnesium, kalsium, kalium, dan berbagai mineral lainnya dalam jumlah yang lebih kecil. Konsentrasi full garam dalam aerial laut disebut salinitas, yang rata-rata sekitar 35 bagian per seribu (ppt).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Salinitas
- Lokasi Geografis Salinitas aerial laut bervariasi tergantung pada lokasi geografis. Di daerah tropis dengan tingkat penguapan tinggi, salinitas cenderung lebih tinggi. Sebaliknya, di daerah dekat kutub dengan masukan aerial tawar dari mencairnya es, salinitas lebih rendah.
- Arus Laut Arus laut juga mempengaruhi distribusi salinitas. Arus yang membawa aerial dari daerah dengan salinitas tinggi ke daerah dengan salinitas rendah dapat menciptakan variasi lokal dalam konsentrasi garam.
- Masukan Air Tawar Sungai besar yang mengalir ke laut membawa aerial tawar yang dapat mengencerkan salinitas di area tersebut. Misalnya, muara sungai besar seperti Sungai Amazon memiliki salinitas yang lebih rendah dibandingkan dengan lautan terbuka.
Air laut asin karena proses alami yang melibatkan pelapukan batuan, penguapan, dan aktivitas vulkanik di dasar laut. Garam yang terlarut dari daratan dan dasar laut terakumulasi selama jutaan tahun, menjadikan aerial laut memiliki salinitas yang tinggi. Variasi dalam salinitas dipengaruhi oleh faktor geografis, arus laut, dan masukan aerial tawar. Dengan memahami proses-proses ini, kita dapat lebih menghargai kompleksitas dan dinamika lautan di satellite kita.
Referensi:
- National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA)
- United States Geological Survey (USGS)
- Encyclopaedia Britannica
Dibaca: 2,206
1 tahun yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·