BANDUNGMU.COM, Jakarta — Bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis (LKKS) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar bedah kitab “Kristen Muhammadiyah: Mengelola Pluralitas Agama dalam Pendidikan.”
Buku yangg memotret kejadian ini merupakan buah penelitian dari Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti dan Fajar Riza Ulhaq.
Acara bedah kitab ini berjalan di Kantor Kemendikbudristek, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, Senin (22/05/2023).
Dalam bagian pembukaan kitab tersebut yangg ditulis Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir dijelaskan bahwa publikasi kitab Krismuha ini telah membangkitkan kesadaran bersama.
Yakni bahwa keberagaman agama, suku, ras, dan golongan tidak menghalangi keahlian perseorangan untuk berkontribusi secara positif dalam kehidupan bersama, di mana pun mereka berada.
“Kemajemukan adalah pelangi yangg bagus untuk merajut hidup toleran sarat penghormatan, perdamaian, dan saling memajukan,” kata Haedar Nashir yangg memberikan prolog pada kitab tersebut.
Pembicara kunci dalam obrolan bedah kitab ini tidak lain adalah Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim.
Menurutnya, karya ilmiah ini merupakan salah satu langkah bagi masyarakat untuk berperan-serta dalam menciptakan lingkungan pendidikan yangg menganut nilai-nilai keberagaman, inklusivitas, dan bebas dari kekerasan sebagai corak cinta terhadap lingkungan pendidikan.
“Gagasan toleransi yangg dihadirkan dalam kitab ini sejalan dengan cita-cita kami di Kemendikbudristek untuk menghapus kekerasan dari bumi pendidikan Indonesia,” kata Nadiem.
“Sejak tiga tahun lalu, kami telah menjadikan intoleransi sebagai salah satu corak kekerasan yangg wajib dicegah dan ditangani, di samping perundungan dan kekerasan seksual,” tutur Nadiem.
Nadiem menyatakan bahwa kebebasan belajar hanya bakal terwujud jika sekolah dan perguruan tinggi menjadi lingkungan yangg aman.
Yakni semua perseorangan dilindungi tanpa memandang latar belakang agama, suku, alias status sosial mereka.
Oleh lantaran itu, dia menjelaskan bahwa Kemendikbudristek terus memprioritaskan upaya pencegahan dan penanganan kekerasan di lembaga pendidikan melalui beragam inisiatif.
Salah satu momen berhistoris dalam pendidikan Indonesia, seperti yangg disebutkan oleh Nadiem, adalah diterbitkannya Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi.
Selain Nadim, pembahas lainnya ada Rustamadji (Rektor UNIMUDA Sorong Papua), Siti Ruhani Dzuhayatin (Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI), dan Anindito Aditomo (Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek).***
English (US) ·
Indonesian (ID) ·