BANDUNGMU.COM, Jakarta — Sebagai wahyu yangg ditanzilkan Allah SWT, ayat-ayat Al-Quran niscaya tetap dan bersih dari setitik pun kecacatan.
Namun, untuk membawa kaum muslimin pada kehidupan yangg unggul, Al-Quran tidak dapat dipahami secara apa adanya.
Menurut Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’i, ayat-ayat Al-Quran hanya bakal berkekuatan jika dimaknai dengan pendekatan imajinatif sebagaimana yangg telah dilakukan oleh KH Ahmad Dahlan ketika menerjemahkan makna surah Al-Maun.
Dalam Hari Bermuhammadiyah di UMJ, Rabu (10/05/2023), Mu’ti memberikan satu contoh.
Misalnya pada translator kata ‘fasiiru fil ardhi’ (berjalanlah di atas muka bumi) yangg di Al-Quran ada enam kali pengulangan.
Dalam beberapa tafsir, perintah melangkah (fasiiru) itu diterjemahkan secara harfiah, ialah melangkah di atas muka bumi.
Menurutnya, terjemahan itu tidak cukup lantaran tidak memberikan akibat nyata bagi kaum muslimin. Oleh lantaran itu, diperlukan translator imajinatif secara maknawi.
“Fasiiru jika ditafsirkan itu tidak ada unsur yangg sifatnya keunggulan. Maka saya menerjemahkan dengan pendekatan kreatif, ‘jelajahilah dunia’ sehingga Al-Quran itu punya pesan bagi kita untuk jadi orang yangg punya wawasan dunia dan mendunia dan menjadi orang yangg siap di mana pun berada,” ujarnya, dikutip dari muhammadiyah.or.id.
Dengan pendekatan imajinatif dan maknawi, menurut Mu’ti, perintah ‘fasiiru’ juga memberikan akibat lanjutan bagi kaum muslimin.
Misalnya isyarat untuk menyediakan sarana penunjang perintah tersebut seperti perangkat transportasi hingga upaya penginapan.
“Sehingga tidak ada perintah, tapi secara tidak langsung Allah memerintah kita untuk membikin perangkat transportasi yangg memungkinkan kita menjelajahi dunia. Tidak ada perintahnya, tapi ada isyaratnya,” kata Mu’ti mengutip beberapa ayat Al-Quran yangg menukil tentang hewan ternak, lautan, dan bahtera.
Contoh lainnya pada ayat tentang perbedaan suku bangsa, kata dia, mengisyaratkan kaum muslimin untuk menguasai beragam bahasa dunia.
Ayat-ayat lainnya di dalam Al-Quran pun menurutnya berpotensi menggerakkan kaum muslimin pada kelebihan jika dipahami dengan pendekatan kreatif.
“Ini jadi kunci dan umat itu maju jika Al-Quran itu kita pahami dengan pendekatan kreatif,” pungkasnya.***
English (US) ·
Indonesian (ID) ·