Manusia Setengah Muhammadiyah - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 2 tahun yang lalu

BANDUNGMU.COM — Kalau ada movie judulnya “Manusia Setengah Salmon” maka ada juga manusia separuh Muhammadiyah.

Definisi sederhanya adalah seseorang yangg tidak betul-betul mengabdikan diri kepada persyarikatan Muhammadiyah namun tetap berlindung di dalamnya.

Rumah besar Muhammadiyah memang jadi sasaran banyak orang untuk mencari keuntungan. Dengan aset yangg jumlahnya sangat dahsyat tentu mudah bagi orang-orang yangg punya talenta untuk memanfaatkan kebesaran namanya.

Usia panjang dan jam terbang tinggi menjadikan organisasi warisan KH Ahmad Dahlan ini diperhitungkan dalam konteks banyak hal.

Politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, filantropi kemanusiaan, kebencanaan, dan pelayanan sosial adalah sekian ikon yangg melekat pada tubuh Muhammadiyah yangg cukup seksi untuk dimanfaatkan demi kepentingan sesaat.

Ada 4 karakter manusia separuh Muhammadiyah

Pertama, mencari untung materi dalam Muhammadiyah tetapi tidak mau berjuang untuk Muhammadiyah.

Tipe pertama ini bisa jadi berstatus sebagai pegawai, guru, dosen, rektor, kepala sekolah, kepala RS, kepala BTM, manager swalayan dan seterusnya.

Mereka digaji secara ahli oleh persyarikatan namun tidak pernah berpikir dan bertindak untuk membesarkan Muhammadiyah.

Kedua, masuk Muhammadiyah untuk membesarkan dirinya bukan untuk membesarkan Muhammadiyah.

Segala potensi yangg dapat menjadikan dirinya bercahaya bakal diburu sampai titik darah penghabisan, menghalalkan banyak langkah adalah perihal biasa yangg krusial tujuan utamanya tercapai.

Ketiga, bercitra Muhammadiyah tetapi kosong dari nafas perjuangan. Kelompok manusia ini biasanya datang musiman, saat bakal ada muktamar, musywil, musyda dan seterusnya.

Lobi sana-sini, kasak-kusuk mencari dukungan, baju batik Muhammadiyahnya sering dipakai, mendadak fokal dan aktif, datang di forum-forum rapat, tiba-tiba terlihat sholih dipengajian Muhammadiyah, padahal semua aktivitas itu jarang dilakukan sebelumnya.

Semua itu sengaja diperbuat agar sasaran utamanya menduduki bangku keramat dapat terwujud.

Keempat, ngaku Muhammadiyah tetapi tidak pernah ikut kajiannya, bayar zakatnya tidak lewat LazisMu, tidak memahami ideologi Muhammadiyah, tidak memahami manhaj dan konsep pemikirannya, sering bangga dengan tokoh lain, gumunan ketika memandang munculnya aktivitas keagamaan baru yangg dikira lebih progresif, Muhammadiyahnya hanya saat bekerja namun setelah kembali ke masyarakat warna sang suryanya memudar.

Model manusia separuh Muhammadiyah ini sebenarnya adalah parasit bagi persyarikatan. Keberadaannya hanya menjadi beban yangg tidak berkesudahan, manfaatnya tidak seberapa namun madhorotnya sangat bisa dirasakan.

Kata ikhlas, taat, dan berkorban bukan bagian dari diksi yangg ada dalam otaknya. Andai bahtera Muhammadiyah suatu saat berpotensi tenggelam maka orang semacam ini bakal bertepuk tangan dan menjadi penonton yangg kegirangan.

Benalu semacam itu sebaiknya tidak boleh tumbuh subur dalam aktivitas Islam modernis ini. Saatnya bersih-bersih agar rumah bagus Muhammadiyah tidak dikotori oleh tangan-tangan yangg berparas pejuang namun sejatinya perusak. Waspadalah!*

*Gus Zuhron Arofi, Sekretaris Majelis Pendidikan Kader PWM Jawa Tengah

-->
Sumber bandungmu.com
bandungmu.com