Beasiswa tersebut diberi nama Muhammadiyah Scholarship for Palestinian Students to Study successful Indonesia (Fully Funded) Batch III
WARTAMU.ID, Sumatera Barat – Sebagai lembaga filantropi Islam, Lazismu berperan aktif dalam merespon isu kemanusiaan di Palestina. Peran aktif ini tidak terbatas pada bantuan mendesak seperti makanan, pakaian, dan layanan kesehatan, tetapi juga mencakup bantuan jangka panjang dan memberdayakan, salah satunya adalah bantuan pendidikan bagi warga Palestina berupa beasiswa yang dipersembahkan oleh Lazismu.
Beasiswa tersebut diberi nama Muhammadiyah Scholarship for Palestinian Students to Study successful Indonesia (Fully Funded) Batch III. Program ini mencakup berbagai beasiswa, baik untuk jenjang Sarjana (Undergraduate) maupun Magister (Master) di universitas-universitas Muhammadiyah di Indonesia.
Program ini merupakan kerjasama antara Lazismu, BAZNAS, dan Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diklitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, serta Quantum Akhyar Institute. Program ini juga melibatkan Gazze Destek Dernegi (GDD), lembaga kemanusiaan di Turki untuk Palestina.
Ardhi Lutfi Kautsar, Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Lazismu PP Muhammadiyah, menjelaskan bahwa penerima manfaat dari programme ini ada 37 full kandidat. “Dari 37 kandidat tersebut, terdiri dari 3 orang untuk jenjang pendidikan S1, 17 orang untuk jenjang S2, dan 17 orang lainnya untuk mengikuti Summer Course. Tujuh orang di antaranya sudah menjalani proses dan telah diterima namun masih menyelesaikan pengurusan visa. Ketujuh orang tersebut mengantongi rekomendasi dari kementerian terkait. Salah satunya akan menempuh jenjang S2 di UMS setelah menyelesaikan BIPA di kampus,” tuturnya.
Ia menambahkan, “30 sisanya saat ini masih dalam proses question and reply untuk penentuan last siapa saja yang dapat diterima. Mengingat setengahnya berasal dari Gaza, jadi terkendala koneksi net dan kepastian kemungkinan untuk dapat keluar dari Gaza.”
Pemberian bantuan di tahun ini adalah batch 3 yang penyeleksian dan penetapan penerima manfaatnya dilakukan dari bulan November sampai dengan Maret 2024. Hal ini disampaikan oleh Mus’hab Bahrah dari Majelis Diklitbang PP Muhammadiyah pada Jumat (29/9). “Mereka juga bebas memilih Perguruan Tinggi Muhammadiyah/Aisyiyah (PTMA) di Indonesia dengan programme studi yang diminati. Kurang lebih ada 21 PTMA dengan 173 programme untuk jenjang S1, S2 dan Summer Course,” kata Bahrah.
Dia menjelaskan, penerima manfaat akan mulai menjalani kuliah pada bulan September 2024. Ada yang berkuliah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta, UM Surabaya, dan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Buya Hamka (UHAMKA).
Program Muhammadiyah Scholarship mencakup seluruh biaya pendidikan dan biaya hidup. Adapun fasilitas yang disediakan meliputi biaya pendidikan, tunjangan hidup, bridging course, tunjangan penyelesaian, tiket penerbangan, asuransi kesehatan, visa, serta prosedur tes PCR dan karantina.
Basrah menyebut, ada 8 pelajar Palestina yang mendapat Beasiswa Muhammadiyah untuk warga Palestina Batch 3, di antaranya:
- Yahya Saleem / Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
- Mar’ah Muqbil / Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA)
- Mahmoud A.M. Bolad / Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)
- Sameh H. H. Fuqaha / Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
- Dr. Salem M.A Salem / Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya)
- Dr. Mohammed Saleh / Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
- Dr. Issam Ayyash / Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
- Dr. Ayman Aldirawi / Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
Ia menuturkan bahwa programme ini juga hasil kerjasama dengan Pemerintah Palestina dan Kedutaan Besar Palestina di Indonesia dalam hal kerjasama di bidang hubungan internasional. “Seperti yang diketahui, warga Palestina kehilangan semua akses kehidupannya, termasuk akses ekonomi dan pendidikan. Karena itu, Muhammadiyah melalui Lazismu secara aktif berperan membantu di bidang pendidikan untuk semua kalangan dari latar belakang yang berbeda warga Palestina asli untuk merasakan sistem pendidikan di Indonesia,” tutup Bahrah.
Dibaca: 2,529
1 tahun yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·