Korupsi di Indonesia Semakin Mengakar dan Sistemik - MuhammadiyahNews.com

BANDUNGMU.COM, Jakarta — Setelah 25 tahun setelah reformasi, Indonesia dinilai tetap belum bisa lepas dari masalah korupsi.

Menurut Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Busyro Muqoddas, seperti dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, masalah korupsi di Indonesia apalagi semakin mengakar dan sistemik.

Oleh lantaran itu, tidak heran jika kemudian upaya-upaya kritis untuk melawan korupsi seringkali dilawan dengan cara-cara terstruktur.

Pihak yangg kerap menjadi sasaran pembungkaman antara lain pihak-pihak yangg berfaedah sebagai watchdog, seperti kampus dan para aktivis.

“Ada pemadaman kampus, pemadaman aktivis-aktivis dengan proyek-proyek, jabatan-jabatan, misalnya komisaris dan sebagainya,” kata Busyro dalam obrolan berjudul 25 Tahun Reformasi: Tantangan Mewujudkan Keadilan Negara Hukum di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, pada Senin (22/05/2023).

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yangg membidangi Hukum, HAM, dan Hikmah ini juga menyebut bahwa beberapa rumor tertentu sengaja dikembangkan untuk meredam kritisisme publik terhadap masalah korupsi. Misalnya rumor radikalisme dan yangg semisal dengan itu.

“(Dikembangkan) rumor radikalisme dan sebagainya. nan sesungguhnya kami memandang bahwa isu-isu tersebut adalah sebagai kamuflase sebagai suatu disorientasi dari persoalan-persoalan sesungguhnya yangg dihadapi bangsa, ialah korupsi yangg sistemik,” ucap Busyro.

Sensitivitas kampus sebagai lembaga pendidikan yangg kritis dan objektif pun kata Busyro diredam dengan menambah beban akademik dan manajemen pada dosen-dosen yangg ada.

“Dosen-dosen dan fakultas-fakultas nyaris tidak ada kepedulian alias kepekaan terhadap urusan-urusan kemanusiaan, hukum, ekonomi, dan seterusnya. Nyaris tidak ada,” keluh Busyro.

Dalam aktivitas ini, turut datang Peneliti BRIN Siti Zuhro, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid, dan Direktur Eksekutif Perludem Khoirunnisa Nur Agustyati.***