BANDUNGMU.COM, Bandung — Ketupat alias kupat adalah makanan dari bahan dasar beras yangg dibungkus dengan anyaman daun kelapa muda (janur) alias ada juga yangg menggunakan daun palma.
Hidangan ini berasal dari Indonesia yangg dalam perkembangannya menyebar ke negara lain, seperti Brunei, Malaysia, Singapura, dan Thailand selatan.
Di Filipina juga dijumpai bugnoy yangg mirip ketupat, tetapi dengan pola anyaman berbeda. Ketupat paling banyak ditemui pada saat seremoni lebaran dan kupatan yangg dilaksanakan seminggu setelah lebaran.
Makanan unik yangg menggunakan ketupat, antara lain kupat tahu (Magelang, Bandung, Tasikmalaya, Purbalingga), tahu masak (Banjarnegara, Banyumas, Kebumen, Cilacap), kupat gecot (Purbalingga), Tegal (kupat glabed, kupat bongkok, kupat blegong, kupat tahu petis), tahu kupat (surakarta), ketoprak (Purbalingga, Cirebon), katupat kandangan (Banjar), coto makassar (dari Makassar, ketupat dinamakan katupa), lotek, tipat cantok (Bali), serta gado-gado yangg dapat dihidangkan dengan ketupat alias lontong.
Uniknya, ketupat juga dapat dihidangkan untuk menyertai sate. Meskipun pada umumnya masyarakat lebih memilih lontong sebagai makanan untuk menyertai sate.
Ada dua corak utama ketupat, ialah kepal bersudut tujuh (lebih umum) dan jejeran genjang bersudut enam. Setiap corak mempunyai alur anyaman yangg berbeda.
Untuk membikin ketupat perlu dipilih janur berbobot ialah yangg panjang dan lebar, tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Berikut adalah nama-nama makanan ketupat yangg disajikan dalam aktivitas tradisi adat.
- Kupat sumpil (bentuknya segitiga dengan daun bambu sebagai bungkusnya).
- Kupat sinta (menggunakan 4 helai janur, ujung janurnya keluar di dua perspektif berseberangan).
- Kupat luwer (menggunakan 2 helai janur, berbentuk persegi panjang seperti bata merah, helai janur keluar di kedua sudut).
- Ketupat bawang (berbentuk persegi empat, menggunakan 2 helai janur).
- Kupat jago (menggunakan 8 helai janur, berbentuk segitiga sama kaki dengan ujung menjuntai di kanan kiri, helaian janur di bagian atasnya lampau diikat, biasanya datang di syukuran empat bulanan).
- Kupat tumpeng (berbentuk mengerucut dengan dasar melebar, helai janur menjuntai di bagian yangg runcing)
- Kupat sidalungguh (menggunakan 3 helai janur, ketiga helai janur dikeluarkan dari sisinya).
- Kupat sari (berbentuk segitiga sama sisi, ada helaian janur yg keluar di perspektif kanan kirinya).
- Kupat sidapurna (berbentuk seperti huruf P terbalik, salah satu sudutnya terdapat hiasan lipatan janur mirip pita, bagian perspektif bawahnya dilipat sebagai hiasan)
- Kupat geleng (berbentuk persigi panjang, di semua sudutnya tidak keluar helaian janur, sehingga tampilannya terlihat sangat rapat).
- Kupat bagea (bentuknya nyaris bundar dengan janur menjuntai di bagian atas, anyamannya saling menyilang).
- Kupat bebek (bentuk bagian bawahnya sedikit membulat dengan ujungnya dibiarkan agak panjang dan miring ke atas, mirip mulut bebek).
- Kupat pandawa (bentuknya segitiga dengan ujung berupa 2 helai janur yangg dikepang).
Simbol hari raya Islam
Ketupat alias kupat berasal dari istilah bahasa Jawa, ialah ngaku lepat, yangg berfaedah “mengakui kesalahan” alias laku papat (4 perilaku) yangg juga melambangkan 4 sisi dari kupat, ialah lebaran (pintu maaf), luberan (berlimpah), leburan (saling memaafkan), dan laburan (dari kata labur (putih) yangg berfaedah “bersih dari dosa-dosa”).
Ketupat merupakan simbol seremoni hari raya Islam pada masa pemerintahan Kesultanan Demak ketua Raden Fatah awal abad ke-15.
Bentuknya yangg persegi empat berarti “kiblat papat lima pancer” sebagai keseimbangan alam ialah 4 arah mata angin yangg bertumpu pada satu pusat.
Mengutip Wikipedia, ketupat pertama kali muncul di tanah Jawa, diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga kepada masyarakat Jawa.
Sunan Kalijaga menjadikan kupat sebagai budaya dan filosofi Jawa. Ketupat umumnya disajikan pada saat lebaran. Dalam perkembangannya, panganan ini menyebar ke beragam wilayah di Nusantara sebagai hidangan utama saat lebaran.***
______
Sumber: Wikipedia
Editor: FA
English (US) ·
Indonesian (ID) ·