BANDUNGMU.COM, Bandung – Siapa yangg tak mengenal peuyeum, kudapan tradisional unik Bandung, Jawa Barat.
Makanan berbahan dasar ketela alias umbi singkong ini dibuat melalui proses peragian sehingga menghasilkan rasa dan aroma yangg unik dan khas.
Namun tahukah Anda gimana awal mula singkong sebagai panganan pokok pada saat itu yangg diubah menjadi peuyeum alias tape singkong?
Rupanya, perihal tersebut bermulai saat krisis pangan di masa kolonialisme Belanda sekitar 1800-an silam.
Bermula saat krisis pangan era perang
Pada masa lampau ketika terjadi perang oleh tentara Belanda, masyarakat Jawa Barat tidak bisa makan, termasuk mendapatkan beras lantaran para kolonialis menyita seluruh padi yangg dimiliki oleh masyarakat.
Masyarakat hanya mengandalkan tumbuhan umbi-umbian termasuk singkong sebagai bahan konsumsi utama pengganti nasi.
Mencoba mengawetkan singkong
Dikutip dari kebudayan.kemdikbud.go.id, awal mula proses pengawetan singkong berasal dari inisiatif masyarakat di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Pada masa kolonialisme saat itu masyarakat Cimenyan mulai memperhatikan ketahanan pangan di masa perang dengan memanfaatkan komoditas singkong di wilayahnya dengan langkah mengawetkannya melalui proses peragian agar tidak busuk.
Cara membuatnya pun terbilang mudah. Awal mula singkong utuh dikupas kulitnya lampau dipotong kedua ujungnya. Setelah itu, dicuci dan direbus dua kali dengan masing-masing lama 1,5 jam serta 1 jam.
Setelah itu ditiriskan dan diberi ragi secukupnya serta kembali didiamkan selama 2 sampai 3 hari. Semakin banyak ragi semakin menimbulkan rasa yangg masam.
Bangkit setelah masa penjajahan
Pada 1950-an, Desa Cimenyan mulai berbenah diri dengan mengandalkan penjualan camilan yangg diawetkan tersebut.
Biasanya peuyeum mulai banyak dijumpai ketika memasuki Sumedang sebelum memasuki area Kota Bandung dengan para kreator yangg mencapai 200-an orang pada saat itu.
Sejak kejadian tersebut, banyak masyarakat di Kabupaten dan Kota Bandung serta wilayah Jawa Barat lain yangg menyukai cita rasa manis dan sedikit masam dari camilan yangg biasa dijual dengan langkah di gantung tersebut.
Dijadikan buah tangan khas
Biasanya masyarakat banyak mencari peuyeum unik Bandung tersebut sebagai oleh-oleh saat masa libur panjang, khususnya lebaran dan tahun baru.
Rata-rata menyukai rasanya lantaran menimbulkan pengaruh hangat saat memakannya akibat dari proses fermentasi serta rasanya yangg legit dan manis.
Menurut salah satu pedagang original Desa Cimenyan, jenis singkong yangg cocok dijadikan peuyeum adalah singkong mentega.
Hal ini lantaran teksturnya yangg lembut, legit, dan berwarna kuning saat sudah menjadi peuyeum.
Rata rata nilai jual per kilonya berkisar mulai Rp10.000 sampai Rp20.000, berjuntai pada tingkat kematangan dan bobotnya.***
English (US) ·
Indonesian (ID) ·