Ini Ketentuan Puasa Syawal Menurut Muhammadiyah - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 2 tahun yang lalu

BANDUNGMU.COM, Bandung — Salah satu puasa sunah yangg masyru selain puasa Dawud dan puasa Senin dan Kamis adalah puasa enam hari di bulan Syawal alias yangg biasa disebut puasa Syawal.

Dasar puasa sunah ini berasas sabda berikut.

Dari Abi Suhail Ibnu Malik, dari ayahnya (diriwayatkan bahwa) dia telah mendengar Thalhah Ibn ‘Ubaidillah mengatakan: Seorang laki-laki dari masyarakat Najd datang kepada Rasulullah SA dengan rambut meremang, tidak terdengar kemandang suaranya, dan tidak diketahui apa yangg dia katakan sampai dia mendekat, kemudian rupanya dia bertanya tentang Islam.

Rasulullah SAW menjawab, “Lima shalat sehari semalam.” Lalu dia bertanya lagi, “Apakah ada tanggungjawab lain atas saya selain itu?”

Rasulullah SAW menjawab, “Tidak, selain engkau mengerjakan ibadah sunnah,” kemudian beliau menjelaskan lagi, “dan puasa Ramadlan.”

Orang itu bertanya lagi, “Apakah ada tanggungjawab lain atasku selain (puasa Ramadlan) itu?” Beliau menjawab, “Tidak ada, selain engkau mengerjakan ibadah sunnah.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An-Nasa’i, Ahmad, Malik, dan Ad-Darimi).

Anjuran untuk melaksanakan puasa Syawal berasas sabda yangg diriwayatkan oleh Ayub Al-Anshar (diriwayatkan) bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa sudah melakukan puasa Ramadan, kemudian menambahkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, seolah-olah dia telah melaksanakan puasa sepanjang masa.” (HR Jama’ah mahir sabda selain dan An-Nasa’i).

Mengenai tata langkah puasa sunnah Syawal, berasas Tarjih Muhammadiyah membolehkan dilakukan berurutan langsung enam hari alias acak.

Dengan kata lain, puasa Syawal dilaksanakan antara tanggal 2 sampai dengan 30 Syawal dan langkah pelaksanaannya bisa dengan berturut-turut alias secara terpisah-pisah.

Keutamaan puasa sunah

Pertama, puasa sunah dapat menjadi perisai dari api neraka.

Dari Abi Sa’id al-Khudri RA (diriwayatkan bahwa) dia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa berpuasa pada suatu hari di jalan Allah, maka Allah bakal menjauhkannya dari api neraka selama 70 tahun.” (HR Al Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ahmad, Ad-Darimi, dan Ibnu Majah).

Kedua, malaikat selalu berselawat atas orang yangg berpuasa.

Dari Umi Umarah binti Ka’ab bahwa Nabi SAW pernah mendatanginya, lampau Umarah meminta makanan untuk dihidangkan kepada beliau, maka Nabi SAW berfirman kepadanya, “Silakan engkau juga makan.” Umi Umarah menjawab, “Aku berpuasa.”

Kemudian Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya orang berpuasa andaikan ada perjamuan makan padanya, malaikat bakal memberi selawat kepadanya sampai perjamuan tersebut selesai [atau menurut lafal lain sampai mereka selesai makan].” (HR At-Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah, dan Ad-Darimi).

Ketiga, puasa sunah dapat menghapus dosa.

Dari Abi Qatadah, dari Nabi SAW (diriwayatkan bahwa), dia berbicara bahwa ada seseorang bertanya kepada Nabi SAW, “Bagaimana pendapat engkau tentang puasa Arafah?” Nabi menjawab, “Puasa Arafah itu dapat menghapus dosa setahun yangg lampau dan yangg tersisa.” Kemudian orang tadi bertanya lagi, “Bagaimana tentang puasa Asyura?” Nabi SAW menjawab, “Puasa Asyura dapat menghapus dosa yangg telah lalu.” (HR Ahmad).***

___

Sumber: muhammadiyah.or.id

Editor: FA

-->
Sumber bandungmu.com
bandungmu.com