Haedar Ungkap Peran Nyata Muhammadiyah untuk Indonesia di Apel Akbar KOKAM - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu
Haedar Nashir di Apel Akbar KOKAM

MUHAMMADIYAH adalah organisasi keagamaan dan kemasyarakatan yangg besar dalam lintasan sejarah panjangnya. Organisasi yangg didirikan KH Ahmad Dahlan ini telah terbukti kiprah-pengkhidmatannya dalam kehidupan kebangsaan untuk tegaknya perikehidupan berkemajuan di seluruh bagian kehidupan yangg dilandasi nilai-nilai Islam untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.

Muhammadiyah yangg berdiri tahun 1912 ini menyadari betul bahwa bangsa Indonesia waktu itu hidup dalam cengkeraman kolonialisme dengan kondisi kehidupan yangg tertinggal di segala bidang. Bangsa Indonesia niscaya bangkit memperbarui kesadaran, alam pikiran, sikap, dan tindakan agar mempunyai martabat diri, kemandirian, keberdayaan, kedaulatan, dan kemajuan layaknya bangsa merdeka. Muhammadiyah melalui organisasi perempuannya ‘Aisyiyah juga memelopori aktivitas emansipasi dan Kongres Perempuan Pertama tahun 1928 untuk Indonesia merdeka.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof KH Haedar Nashir mengatakan, Persyarikatan Muhammadiyah meyakini, menyadari, dan memahami sepenuhnya bahwa Agama Islam adalah aliran Tuhan yangg mendorong umatnya untuk mempunyai keagamaan dan ketakwaan yangg kokoh membangun keshalihan, berilmu pengetahuan dan berpikiran maju, berasosiasi dengan seluruh golongan masyarakat dalam spirit kemanusiaan universal, serta menjadi umat terbaik yangg menjadi saksi bagi kehidupan sebagai hamba-hamba terkasih Allah SWT yangg menjalankan kekhalifahan di muka bumi untuk menjadikan Indonesia sebagai Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur.

“Muhammadiyah sejalan misi dakwah dan tajdid yangg menjadi inti dan upaya gerakannya telah berjuang panjang lebih satu abad sejak era kebangkitan nasional hingga Indonesia merdeka dalam melaksanakan pembaruan keagamaan, pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, pemberdayaan masyarakat, peran perempuan, dan kesadaran berbangsa yangg dilandasi nilai-nilai keislaman yangg terintegrasi dengan wawasan kebangsaan dan kemanusiaan semesta yangg rahmatan lil’alamin,” tegasnya dalam Apel Akbar KOKAM dalam rangka Milad ke-8 Universitas Muhammadiyah Bandung (UMB) pada Ahad (30/6/2024) di kompleks UMB.

Haedar juga menjelaskan Muhammadiyah berbareng sejumlah komponen bangsa telah ikut mendirikan negara dan bangsa Indonesia tahun 1945, sehingga telah membuktikan kiprah dan kontribusinya yangg nyata untuk Indonesia jauh sebelum kehadiran partai politik, media massa, serta kekuatan-kekuatan nasional lain, yangg sekarang menjadi bagian dan komponen integral Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Karenanya Muhammadiyah telah teruji kiprahnya di sejumlah bagian kehidupan dalam berkhidmat untuk Negara Indonesia yangg tidak dapat dianggap mini dan dimarjinalkan keberadaan serta peranannya di Republik ini,”tegas Haedar.

Selain itu, Muhammadiyah dalam momentum krusial telah memberikan kontribusinya yangg signifikan seperti dalam lahirnya “Gentlemen Agreement” dari Piagam Jakarta untuk perumusan Sila pertama Pancasila ialah Ketuhanan nan Maha Esa sebagai solusi terbaik untuk menyelematkan keutuhan bangsa.

Muhammadiyah dalam mempertahankan kedaulatan Negara Republik Indonesia dari agresi Belanda tahun 1947 membentuk Askar Perang Sabil (APS) yangg membuktikan perjuangan bentuk demi tegaknya Indonesia Merdeka. Demikian halnya dalam perjuangan fase-fase berikutnya hingga terlibat dan berdiri di garis depan dalam aktivitas reformasi 1998 untuk Indonesia yangg demokratis.

Dari rahim Muhammadiyah lahir para Pahlawan Nasional ialah KH Ahmad Dahlan, Hj. Siti Walidah, Ir. Soekarno, Fatmawati, Jenderal Soedirman, dr. Soetomo (Penasihat Muhammadiyah bagian Kesehatan), Ir. Djoeanda, KH. Fachrodin, KH. Mas Mansoer, dan Ki Bagus Hadikoesoemo.

Kemudian, Mr. Kasman Singodimejo, Abdul Kahar Muzakkir, Agus Salim (Anggota spesial Muhammadiyah di era KH Dahlan), Buya Hamka, A.R. Baswedan, Gatot Mangkupraja (Pembentuk Tentara PETA dan Laskar Hisbullah, pengurus Muhammadiyah), dan Otto Iskandardinata (guru HIS Muhammadiyah Jakarta).

Ada pula Adam Malik (Pandu Hizbul Wathan Muhammadiyah), Sukaptinah Soenarjo Mangoenpoespito (aktif di Siswapraja Wanita Muhammadiyah), Nani Wartabone (Tokoh pergerakan dan pengurus Muhammadiyah dari Gorontalo), dan Andi Sultan Daeng Raja (Tokoh Muhammadiyah dari Sulawesi Selatan), Tengku Muhammad Hasan (Tokoh Muhammadiyah dari Aceh).

Selanjutnya, ada Prof Lafran Pane (Tokoh Muhammadiyah di Yogyakarta), dan tokoh-tokoh lainnya. Hal itu membuktikan peran kebangsaan Muhammadiyah melalui para tokohnya yangg sepenuh jiwa-raga berjuang untuk Indonesia.

“Muhammadiyah dengan kemandiriannya telah dan terus berkecimpung dalam mencerdaskan, menyejahterakan, mencerahkan, mempersatukan, dan memajukan bangsa Indonesia hingga ke pelosok-pelosok terdepan, terjauh, dan tertinggal. Hatta dalam kondisi dan wilayah tertentu pemerintah belum menjangkau kawasan-kawasan tersebut dalam menjalankan tanggungjawab konstitusionalnya khususnya di bagian pendidikan, kesehatan, sosial, dan pemberdayaan masyarakat yangg sangat memerlukan,”ungkap Haedar.

Dalam musibah Covid-19 yangg berjalan sekitar dua tahun lebih maupun dalam beragam musibah nasional Muhammadiyah apalagi bergerak di garda depan dalam menjalankan peran dan kiprah kemanusiaannya sehingga memperoleh pengakuan dari beragam pihak di tingkat nasional dan global. Muhammadiyah terus menggalang hubungan, kolaborasi, dan kerjasama dengan pemerintah serta beragam komponen bangsa untuk mewujudkan cita-cita nasional yangg diletakkan dan diperjuangkan para pendiri Indonesia.

Karenanya di tengah dinamika kehidupan kebangsaan maupun dinamika dunia yangg kompleks seperti saat ini, Haedar mengungkapkan Muhammadiyah menegaskan komitmen, pandangan, dan kiprah perjuangannya sebagai berikut:

Pertama, Muhammadiyah adalah organisasi keagamaan dan kemasyarakatan yangg kehadirannya senantiasa mengedepankan Risalah Islam Berkemajuan dalam menghadapi kehidupan di beragam bagian dengan mengutamakan sebesar-besarnya kemaslahatan dan tercegahnya kemudaratan bagi rencana hidup bangsa. Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam Berkemajuan terus bergerak demi tegaknya keadaban, perdamaian, kesejahteraan, persatuan, keadilan, kebaikan, dan kemajuan dalam kehidupan bangsa Indonesia maupun di ranah dunia yangg rahmatan lil-‘alamin. Muhammadiyah senantisa prokehidupan dan tidak anti kehidupan dalam segala lapangan untuk terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yangg Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur.

Kedua, Muhammadiyah sebagai organisasi kemasyarakatan yangg besar dan terpercaya senantiasa terus bergerak dalam memajukan kehidupan bangsa di bagian keagamaan, pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, pemberdayaan masyarakat, dan aspek kehidupan lainnya sebagai bentuk pengkhidmatannya yangg tinggi bagi bangsa dan negara Indonesia. Muhammadiyah bukanlah organisasi kemasyarakatan alias ormas “kemarin sore” dalam perjuangan dan kiprahnya di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ketiga, Muhammadiyah sesuai Kepribadiannya senantiasa aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan pembangunan; beramar-makruf nahi munkar disertai contoh teladan yangg baik; serta berkarakter setara dan korektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana. Muhammadiyah senantiasa mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara yangg sah dalam bingkai “Negara Pancasila Darul Ahdi Wasyahadah”.

Keempat, Muhammadiyah senantiasa membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat yangg adil-makmur yangg diridhai Allah SWT. Muhammadiyah senantiasa memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah disertai sikap lapang dada dan luas pandangan dalam kehidupan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan semesta.

Kelima, Muhammadiyah membujuk kepada seluruh pihak di tubuh pemerintahan, kekuatan politik nasional, dan lembaga-lembaga strategis lainnya agar mengedepankan aktualisasi nilai-nilai dasar Pancasila, konstitusi, dan etika luhur untuk tegaknya persatuan dan kemajuan bangsa Indonesia dalam kehidupan nyata disertai keteladanan utama para elitenya. Jauhi korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan perusakan segala aspek kehidupan demi kelangsungan hidup generasi bangsa dan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Keenam, Muhammadiyah membujuk kepada seluruh pihak yangg bergerak dalam bumi media massa baik cetak, elektronik/digital, dan media sosial untuk senantiasa menjunjung tinggi keadaban alias etika luhur, pengetahuan pengetahuan, pencerdasan, persatuan, perdamaian, keutuhan, dan kemajuan kehidupan bangsa. Jauhi publikasi yangg condong menggoreng isu, mengadu-domba, hoaks alias kebohongan, mencari-cari kesalahan, dan membesar-besarkan masalah demi meraih rating, viral, dan ketenaran yangg mengorbankan kepentingan pihak lain serta memperbodoh dan meretakkan keutuhan bangsa.

Ketujuh, Muhammadiyah memahami Islam dan kehidupan dengan pandangan Islam yangg mengedepankan pendekatan bayani (tekstual), burhani (rasional-kontekstual), dan irfani (ruhani-spiritual) secara interkoneksi disertai wawasan Wasathiyah yangg memajukan dan mencerahkan kehidupan. Karenanya bagi anggota, kader, dan ketua Muhammadiyah diharapkan memahami Risalah Islam Berkemajuan secara konsisten serta jauhi pandangan keislaman yangg parsial, dangkal, sempit, dan ekstrem. Kepada seluruh Angkatan Muda Muhammadiyah hendaknya senantiasa menjaga integritas diri, menjadi insan yangg amanah, jujur, dan pandai serta menjunjung tinggi marwah dan kepentingan Persyarikatan Muhammadiyah.

Kedelapan, seluruh anggota, kader, dan ketua Muhammadiyah di segenap tingkatan dan lini organisasi agar tetap bersikap cerdas, seksama, dan bijak dalam menghadapi dinamika dan masalah kebangsaan baik yangg berkarakter umum maupun mengenai Persyarikatan dalam satu barisan yangg kokoh. Junjung tinggi keutuhan, marwah, dan kepentingan Persyarikatan sejalan prinsip, kepribadian, khittah, koridor, dan segala ketentuan organisasi. Jauhi pandangan dan sikap mengambil langkah sendiri-sendiri yangg merugikan kesatuan gerak, misi, dan sistem organisasi. Jaga seluruh aset dan kepentingan organisasi. Posisikan Persyarikatan di atas pandangan, persepsi, dan kepentingan sendiri demi tegaknya Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam yangg terorganisasi rapi dalam menjalankan misi dakwah dan tajdid untuk mencerdaskan umat, memajukan bangsa, dan mencerahkan semesta.

“Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat, berkah, ridha, dan karunia-Nya untuk bangsa Indonesia serta melapangkan perjuangan Muhammadiyah di Indonesia dan semesta raya,”tutup Haedar.

Reporter: Ubay NA 

Editor: Aan Hariyanto

-->
Sumber MaklumatID
MaklumatID