Jakarta, Suara ‘Aisyiyah – Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, meluncurkan Buku “Fikih Energi Berkeadilan” di Jakarta, bekerja sama dengan Greenfaith dan MOSAIC (Muslims for Shared Action on Climate impact), Jumat (27/9).
Peluncuran kitab ini menjadi respons krusial terhadap beragam tantangan yangg dihadapi dalam pengelolaan energi, dengan menekankan perlunya paradigma baru untuk menciptakan keberlanjutan lingkungan melalui program transisi daya bersih yangg adil.
Fikih Transisi Energi Berkeadilan merupakan langkah nyata dari Risalah Umat Muslim untuk Indonesia Lestari yangg diluncurkan pada tahun 2021, di mana beragam organisasi Islam dan para pengamat rumor suasana yangg berasosiasi dalam MOSAIC berkomitmen untuk bekerja-sama dalam beragam inisiatif untuk solusi iklim.
Buku ini menegaskan bahwa pemanfaatan daya kudu melampaui pendekatan ekonomi semata, dengan mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan, kelestarian sumber daya, serta keadilan sosial dan ekonomi.
M. Azrul Tanjung, Ketua MLH PP Muhammadiyah, mengatakan, “MLH dengan support Majelis Tarjih, merumuskan sebuah kitab yangg kita harapkan menjadi pemicu untuk melakukan terobosan dalam Energi Terbarukan. Harapannya, kitab ini dapat membuka hati kita berpikir bahwa keselamatan anak cucu kita ke depan adalah tugas kita hari ini.”
Fikih Transisi Energi Berkeadilan merupakan keberlanjutan dari Fikih yangg sebelumnya telah dikeluarkan oleh Muhammadiyah antara lain Fikih Air, Fikih Agraria dan Kebencanaan.
Keadilan menjadi salah satu pesan kunci dari Fikih ini lantaran transisi daya bukan sekedar perubahan dari satu daya ke yangg lain, tanpa aspek berkeadilan.
“Selama ini banyak upaya transisi daya tetap jauh dari aspek berkeadilan, misalnya gimana masyarakat sekitar justru tidak mendapatkan akses daya itu sendiri.”, jelas Niki Alma Febriana Fauzi, salah satu penulis dari Majelis Tarjih.
Hening Parlan, dari GreenFaith dan MLH Muhammadiyah yangg juga salah satu penulis buku, menambahkan, “Ini menjadi krusial lantaran fikih Muhammadiyah bukan hanya bicara nilai dan ideologi, tetapi juga diikuti pada konteks dan rencana tindakan yangg jelas. Fikih Transisi Energi Berkeadilan menjadi ijtihad intelektual dari penduduk Muhammadiyah untuk menangani rumor energi, sehingga kita bisa beranjak dari daya kotor ke daya yangg lebih bersih.”
Baca Juga: Fikih Difabel: Perspektif Keadilan dan Kemanusiaan dalam Islam
Fikih transisi daya berkeadilan sejalan dengan inisiatif MLH PP Muhammadiyah menggerakkan tindakan nyata masyarakat untuk memberi sumbangsih pada capaian emisi nol bersih yangg ditopang ekonomi regeneratif, melalui support Yayasan Visi Indonesia Raya Emisi Nol Bersih (ViriyaENB) melalui program 1000 Cahaya.
Sahid Djunaedi, Sekretaris Direktorat Jenderal EBTKE, menyatakan, Indonesia mempunyai potensi daya baru dan terbarukan yangg sangat besar, mencapai 3.600 megawatt, namun pemanfaatan saat ini baru sekitar 13.000 megawatt, alias hanya 0,3% dari total potensi EBT yangg ada, padahal negara menargetkan Net Zero Emission di tahun 2060.
“Kami sangat mengapresiasi upaya Muhammadiyah dalam mendukung transisi energi. Sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, support Muhammadiyah terhadap program pemerintah sangat penting, dan dengan kitab fikih ini, kami optimis umat Islam dapat mendukung transisi daya secara lebih massif, sehingga sasaran 2060 menuju net zero emission bisa tercapai.”
Lebih lanjut Sahid menjelaskan bahwa Pemerintah saat ini tengah menyusun RUU Energi Baru Terbarukan. RUU ini diharapkan menjadi landasan yangg kuat untuk menyamakan gelombang mengenai transisi daya dan menjadi satu payung norma kebijakan pengembangan Energi Terbarukan di Indonesia.
Buku Fikih Energi Berkeadilan ditulis berasas beberapa nilai dasar dalam Islam, antara lain Tauhid, Ayat (tanda), Amanah, Adil, dan Mizan. Beberapa prinsip umum yangg menjadi pembahasan adalah Nilai Kesalehan, Regulasi, Kemaslahatan, Musyawarah hingga Konservasi. Buku fikih ini tidak hanya membahas ranah konseptual namun juga praktik baik di level paradigma global, hingga akar rumput.
Buku Fikih Transisi Energi Berkeadilan bakal diluncurkan secara resmi di aktivitas Tanwir Muhammadiyah di Nusa Tenggara Timur beberapa bulan mendatang.
Buku ini juga bakal menjadi referensi beragam inisiatif lainnya seperti Sedekah Energi dan Bengkel Hijrah Iklim yangg bakal mengedukasi sejumlah pemuka kepercayaan muda tentang transisi daya berkeadilan dan gimana memulai transisi daya secara mandiri, yangg pendanaannya dikumpulkan melalui infak alias corak filantropi Islam lainnya.
English (US) ·
Indonesian (ID) ·