Fenomena Childfree dalam Pandangan Hukum Islam dan Kesehatan - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 9 bulan yang lalu

Oleh : Saloma

Childfree akhir-akhir ini mulai ramai di Indonesia. Childfree sendiri adalah seseorang yangg tidak mau mempunyai anak, baik itu anak kandung, anak tiri, maupun anak hasil adopsi. Tidak mempunyai anak bagi masyarakat Indonesia dianggap remeh, lantaran masyarakat dengan budaya istiadatnya yangg menganjurkan setiap pasangan yangg sudah berumah tangga dianjurkan mempunyai anak.

Fenomena Childfree yang sempat ramai diperbincangkan ialah pernyataan selebgram/influencer Gita Savitri Devi atau Gitasav. Gitasav merupakan seorang Youtuber, penulis buku, dan penyanyi. Ia pernah menjadi perbincangan hangat setelah mengatakan bahwa tidak mempunyai anak (Childfree) merupakan langkah alami untuk awet muda. Gitasav mengatakan bahwa tidak mempunyai anak membuatnya bisa tidur 8 jam setiap hari, tidak stres lantaran anak, dan mempunyai duit untuk perawatan wajah. Pernyataan tersebut menuai kontroversi di masyarakat. Beberapa dari mereka membandingkan dengan para artis yangg tetap awet muda meskipun mempunyai banyak anak.

Ada kecenderungan semakin banyak orang untuk memilih bebas dari anak, terutama di negara-negara Barat. Di negara maju seperti Amerika Serikat sudah menganggap bahwa Childfree merupakan perihal yangg lumrah. Fenomena Childfree marak terjadi di masyarakat, dimana banyak orang yangg berpendirian bahwa mempunyai anak bukan merupakan prioritas dalam keluarga. Hal ini dilatarbelakangi oleh beragam alasan, salah satunya dianggap menghalang untuk mengembangkan diri dalam karir alias jabatan.

Menurut Al-Ghazali dalam karyanya, Ihya’ Ulumuddin, ada banyak untung yangg diperoleh setelah menikah, termasuk kemungkinan untuk melahirkan anak yangg saleh, menjaga syahwat, mengelola rumah tangga, memperbanyak keluarga, dan mendapatkan pahala atas upaya keras untuk membesarkan keluarga. Sedangkan tujuan pernikahan menurut Imam al-Ghazali pernikahan adalah mempunyai anak untuk mencari kecintaan Allah SWT lantaran bertambahnya jumlah masyarakat di dunia.

Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Bidang Pembina Kesehatan Keluarga,Salmah Orbayinah pernikahan antara Laki Laki dan Perempuan sunatullahnya adalah mempunyai anak sebagai generasi penerus.

Secara definitif norma Childfree dalam Islam adalah tidak haram, lantaran memang tidak ada ayat Al-Qur’an dan sabda yangg mewajibkan suami dan istri untuk mempunyai anak. Tetapi, terdapat rekomendasi agar mempunyai anak sebagai generasi penerus keturunan. Hal itu tertuang dalam Al-Qur’an dalam Q.S Al-Furqan (25): 74 dan Q.S Al-Kahfi (18): 46.

Q.S Al-Furqan :74

(Dan orang orang yangg berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yangg bertakwa)

Q.S Al-Kahfi : 46

(Dan mereka bakal dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. Sesungguhnya Anda datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan Anda pada kali yangg pertama; apalagi Anda mengatakan bahwa Kami sekali-kali tidak bakal menetapkan bagi Anda waktu (memenuhi) perjanjian)

Baca Juga: Mahasiswa Uhamka Wujudkan Kepedulian Sosial dengan Pemberdayaan Kaum Duafa

Childfree jelas melanggar norma sosial dan agama. Sebab mempunyai anak adalah kebahagiaan dan fitrah manusia. Penelitian-penelitian juga menunjukkan hasil yangg saling bertolak belakang mengenai dengan manfaat Childfree bagi kesehatan bentuk dan kesehatan mental. Begitu pula dengan akibat kesehatan jangka panjang. Wanita yangg tidak mempunyai anak lebih mungkin mengalami kanker payudara, ovarium, dan endometrium.

Wanita yangg memilih Childfree tentu tidak bakal mengalami kegunaan kehamilan, melahirkan, dan menyusui. Padahal ketika seorang wanita mengalami fungsi-fungsi tersebut secara alami proses hormonal pada tubuh bakal mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat mengurangi akibat kanker payudara. Kehamilan juga bakal menyebabkan penurunan jumlah total siklus pelepasan sel telur dari indung telur (ovulasi) yangg erat kaitannya dengan penurunan akibat kanker ovarium. Demikian pula dengan lapisan endometrium dalam rahim. Endometrium sangat sensitif bakal lingkungan hormonal. Ketika seorang wanita mengalami kehamilan, lapisan endometrium bakal terpapar dengan hormon estrogen dan progesteron. Paparan hormonal tersebut telah terbukti mengurangi akibat kanker endometrium.

Selain itu, wanita usia tua tanpa anak juga condong bakal mengalami kematian yangg lebih cepat. Data dari Japan Collaborative Cohort Study menemukan bahwa wanita tanpa anak berumur 40 tahun alias lebih mempunyai tingkat kematian yangg tinggi akibat semua penyebab kematian dibandingkan dengan wanita dengan anak. Peningkatan akibat kematian juga terjadi akibat kanker rahim, ovarium, dan kanker serviks.

Pandangan Childfree ini adalah pandangan liberal yangg tidak boleh ditiru, lantaran dia menyimpang dari fitrah manusia berumah tangga. Pada umumnya, tujuan orang berumah tangga itu adalah mau mempunyai keturunan yangg kelak bisa mendoakan orang tuanya jika mereka sudah meninggal. Jadi, pemikiran Childfree ini berbahaya, lantaran dengan adanya pemikiran tersebut, manusia tidak bakal pernah ada di bumi ini. Selain itu, nomor kelahiran pun bakal menjadi rendah.

Childfree juga tidak sesuai dengan aliran Islam, lantaran tujuan menikah adalah untuk mempunyai keturunan. Disampaikan bahwa Nabi Muhammad itu senang jika umatnya mempunyai keturunan yangg banyak. Pandangan lain adalah bahwa dengan mempunyai anak, orang tua pada masa tuanya bakal ada yangg merawat dengan ikhlas.

Semoga kita dapat mempertimbangkan beragam aspek kehidupan sebelum menentukan keputusan. Termasuk keputusan untuk childfree. Jadi jangan sekedar ikut-ikutan trend influencer, tetapi kita tidak tahu akibat baik dan buruknya di masa depan dan segala akibat akibat yangg bakal terjadi baik dari sisi positif alias sisi negatif.

*Penulis adalah Mahasiswa RPL Keperawatan 2024-2025 UNISA Yogyakarta

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id