Boleh Ajari Anak Berpuasa, Kaprodi PIAUD UM Bandung: Tapi Tidak Boleh Dipaksa! - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 2 tahun yang lalu

BANDUNGMU.COM, Bandung – Sejatinya orang tua yangg muslim kudu mendidik dan mengajari anaknya untuk belajar puasa sejak dini.

Tujuannya agar anak bisa memahami sejak awal mengenai kewajibannya sebagai seorang muslim, ialah melaksanakan perintan Tuhannya.

Namun, dengan catatan wajib mengajari anak berpuasa, tetapi tidak boleh dipaksa sesuai dengan kemauan orang tua.

Ajari anak puasa semampunya. Anak hanya bisa puasa sampai waktu zuhur, orang tua tetap kudu mengapresiasi, apa pun kondisi sang anak.

Begitulah benang merah yangg mengemuka ketika tim redaksi bandungmu.com berbincang dengan Ketua Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Universitas Muhammdiyah Bandung (UM Bandung) Esty Faatinisa beberapa waktu lalu.

Esty memberikan tips tentang gimana langkah mengajarkan puasa kepada anak sejak usia dini.

Menurut Esty, mengajarkan puasa kepada anak, orang tua kudu mempertimbangkan tahap perkembangan moral dan kepercayaan anak.

”Semua orang tua sekiranya sepakat bahwa anak perlu diajarkan langkah puasa. Tujuannya agar mereka terbiasa dalam melakukan peribadatan sejak dini,” kata Esty.

Hal pertama yangg kudu dilakukan oleh orang tua, ialah mencontohkan alias menjadi role model penyelenggaraan puasa kepada anak.

”Karena untuk anak usia dini, berpikrnya begini, ’saya puasa ngikutin orang tua, saya puasa lantaran kelak dapat pujian dari ibu saya dari ayah aku’, gitu. Tapi ya kudu dicontohkan oleh orang tuanya,” ujar Esty.

Pada saat mengajarkan puasa kepada anak, orang tua jangan memaksa mereka. Kadang-kadang sebagian orang tua, kata Esty, hanya mengikuti gengsinya saja.

Hal tersebut sering terjadi oleh kebanyakan orang tua yangg mengajarkan anaknya di usia 4-6 tahun yangg secara syari ataupun fikih, anak belum diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa. Kalau dipaksa, lanjut Esty, ditakutkan bisa mengganggu emosional anak.

”Harus disesuaiakan lagi dengan tahapan perkembangan anak. Ini yangg kudu diingat bahwa anak-anak belum wajib untuk puasa. Anak memang kudu mulai dibiasakan sejak dini, tetapi tidak boleh memaksa. Sedikit demi sedikit saja.”

”Jadi ketika anak mau puasa, terus sudah gitu tamat, apalagi sekarang era medsos, orang memosting di medsos yangg berterima kasih anaknya tamat puasa, tapi si anak ini tuh terpaksa melakukan puasanya,” kata Esty.

Esty menyarankan, daripada menggunakan langkah “memaksa”, orang tua lebih baik mengajarkan anaknya berpuasa dengan metode bercerita.

Orang tua bisa bercerita mengenai gimana hebatnya puasa dan orang-orang yangg menjalankannya.

”Metode bercerita tentu lebih menarik untuk anak. Dengan mendengar cerita, anak bakal tergugah, ’wah dahsyat ya berpuasa itu,’ kemudian bakal tertarik untuk belajar puasa,” tutur Esty yangg menamatkan S-2 bidang Psikologi Pendidikan UPI ini.

Selain mengajari anak dengan metode bercerita, orang tua juga bisa melibatkan anak dalam semua proses aktivitas puasa. Misalnya, anak diajak menyiapkan hidangan berbuka di dapur.

”Libatkan anak dalam euphoria kegembiraan Ramadhan, salah satu contohnya adalah melibatkan anak dalam menyiapkan aktivitas berbuka puasa, ciptakan kebersamaan berbuka puasa, sehingga terinternalisasi bahwa Ramadan itu Happy, joyfull.”

”Dengan langkah seperti itu, anak bakal termotivasi untuk mencontoh puasa lantaran dilibatkan dalam aktivitas yangg menyenangkan bagi anak,” ungkap Esty.

Selain kedua perihal tersebut, Esty menambahkan, orang tua juga bisa mencoba metode reward/punishment.

Reward yangg dimaksud tidak melulu hanya soal barang, apalagi pujian dari orang tua pun menjadi sebuah reward bagi seorang anak.

”Kadang-kadang ditafsirkan jika reward itu biasanya berupa barang, padahal pujian dan motivasi dari orang tua juga termasuk reward yangg baik bagi anak,” ucap Esty.

Anak yangg bisa diajari puasa, menurutnya, berada mulai dari rentang usia 4-5 tahun. Rentang usia tersebut langkah berpikirnya tetap konkret.

”Jadi bisa dimulai ketika mereka sudah masuk dalam bumi taman kanak-kanak lantaran sudah ada sosialisasi nih dengan teman-temannya,” lanjut Esty.

Dengan anak diajari puasa oleh orang tua, maka manfaatnya adalah selain lantaran bisa membiasakan diri untuk berpuasa, hatinya pun bakal dilembutkan oleh Allah SWT.

”Sedikit progres apa pun dari anak-anak kita ketika belajar, itu bakal menjadi aset yangg luar biasa yangg tidak ternilai,” pungkas Esty.***(FK).

-->
Sumber bandungmu.com
bandungmu.com