Banyak Masjid Sepi Setelah Ramadan - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 2 tahun yang lalu

BANDUNGMU.COM, Bandung — Secara persentase, jumlah kaum muslimin di wilayah alias negara-negara muslim terus menurun.

Pada sensus masyarakat 2000, jumlah umat Islam mencapai 88,2 persen. Sementara pada 2022, menurut laporan The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC), populasi muslim di Indonesia adalah 86,7 persen.

Menyinggung perihal ini, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir membujuk kaum muslimin, termasuk para dai untuk bermuhasabah dan berbenah.

Kendati antusiasme Keislaman secara umum mulai menampakkan geliat, tapi menurutnya perihal itu belum dapat dijadikan ukuran bahwa dakwah Islam telah menembus jantung dan jiwa-jiwa kaum muslimin.

“Semangat untuk beribadah, ke masjid, aktivitas-aktivitas ke-Islaman memang makin hari makin naik. Tetapi kita tidak punya keseimbangan dan info yangg paling jeli seberapa jauh aktivitas itu mudawamah, berkelanjutan, konsisten dan menggambarkan seluruh warga, anggota, umat Islam dari beragam lapisan dan usia,” ujarnya.

Sebagai ukuran, Haedar menyebut bahwa aktivitas di masjid-masjid hanya ramai ketika Tarawih dan Salat Jumat saja, sedangkan untuk aktivitas salat wajib, masjid-masjid secara umum selalu sepi.

Jika pada salat wajib saja masjid sepi, aktivitas yangg sifatnya memakmurkan masjid dipastikan lebih sepi.

Dalam Kajian I’tikaf 26 Ramadan 1444 H, Ahad (16/04/2023), Haedar lampau berambisi agar para dai, termasuk kaum muslimin menyadari realitas ini dengan mengubah pendekatan dakwah yangg lebih humanis, berjenjang, penuh hikmah, dan sabar.

“Tanpa kudu menghakimi, mencerca, memojokkan penduduk muslim yangg belum tergerak hatinya ke masjid, gimana caranya kita menyebarluaskan dakwah dan mengerti Keberislaman kita yangg kita peroleh di masjid itu kemudian kita berbagi, kita keluarkan ke kanan kiri kita yangg akhirnya di Ramadan yangg bakal datang alias setelah Ramadan ini, Salat Jumat tambah anggotanya, pengajian bertambah, kelak Ramadan yangg bakal datang lebih lagi sehingga ketika mahasiswa pulang kampung, masjid tidak suwung,” pesannya.

Haedar juga membujuk kaum muslimin dan para dai mengurangi minat pada teori-teori persekongkolan yangg mengatakan bahwa ada pihak yangg berupaya menghancurkan Islam, yangg pada akhirnya hanya membikin mereka mencari kambing hitam saja, mengutuk keadaan dan malas mencari solusi serta melakukan introspeksi ke dalam.

“Oke. Boleh jadi (konspirasi) itu ada, tapi jika di tubuh kita sendiri ringkih, mencerminkan kelemahan bentuk dan jiwa kita dalam Berislam, ya kita bermuhasabah,” tegasnya seperti bandungmu.com kutip dari muhammadiyah.or.id***

-->
Sumber bandungmu.com
bandungmu.com