Prof Gerry van KlinkenPENELITI senior Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies (KITLV) Prof Gerry van Klinken mengatakan, kontribusi organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam Muhammadiyah sangat besar untuk membangun kesadaran ekologis masyarakat.
“Kesadaran terhadap lingkungan makin meningkat. Ormas seperti Muhammadiyah, saya lihat, fungsinya telah menjadi penyambung lidah rakyat, seperti kata Bung Karno dulu,” kata Gerry van Klinken, ditemui di sela aktivitas Sarasehan berjudul “Merumuskan Ekonomi Berkeadilan berbareng Kelestarian Lingkungan: Narasi Alternatif Pembangunan Lingkungan Hidup”.
Kegiatan ini diadakan Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di Aula Tahfidz Pondok Muhammadiyah Boarding School (MBS) Pogalan, Kabupaten Trenggalek, Sabtu (20/7/2024).
Gerry mengaku sangat sering datang ke Indonesia. Belakangan, dia memandang adanya kekhawatiran soal lingkungan, selain lantaran krisis iklim, juga soal tambang. Bahkan soal tambang ini telah menjadi pembahasan nasional yangg serius.
Menurut dia, ormas seperti Muhammadiyah tentu punya relasi dan keterkaitan dengan pihak-pihak tertentu yangg juga berpotensi memunculkan ketegangan yangg lebih serius. Maka diharapkan Muhammadiyah bisa menyikapinya sesuai dengan visi dan misinya.
“Di tengah ketegangan dan kepentingan, sebuah organisasi tentu punya relasi. Jadi ketegangan bisa cukup serius. Mau ditarik ke mana yangg sesuai dengan jihad politik Muhammadiyah, yangg sesuai spiritnya,” tutur Gerry.
Gerry van Klinken dikenal sebagai sejarawan dan peneliti Indonesia. Dia sering menulis tentang isu-isu sosial, politik, dan ekonomi di Indonesia. Dia punya pandangan kritis terhadap industri pertambangan, termasuk tambang emas.
Gerry sering mengkritik akibat negatif tambang terhadap lingkungan dan masyarakat lokal. Pendapatnya, pertambangan sering kali membawa lebih banyak kerugian daripada faedah bagi organisasi lokal.
Gerry juga menyoroti masalah seperti perusakan lingkungan, kerusakan sosial, dan pelanggaran kewenangan asasi manusia yangg sering terjadi di daerah-daerah pertambangan.
“Bahwa untung ekonomi dari pertambangan acap kali lebih banyak dinikmati perusahaan besar dan elite politik. Sementara masyarakat lokal hanya menerima sedikit manfaat,” ungkapnya.
Di mata Gerry, adanya ancaman kerusakan lingkungan kudu menjadi motivasi banyak kalangan untuk berupaya menjaga lingkungan. Bukan hanya ramah teradap manusia, tapi juga ramah terhadap alam.
Gerry menyarankan tiga perihal yangg dapat dilakukan oleh Muhammadiyah. Pertama, Muhammadiyah diharapkan tetap aktif melakukan perbincangan di tengah krisis suasana untuk mencari solusi yangg efektif dan berkelanjutan. Karena persoalan ini kudu melibatkan semua komponen masyarakat.
Kedua, memandang masalah memandang krisis suasana dari kaca mata emansipatoris yangg menekankan keadilan sosial, kesetaraan, dan pemberdayaan masyarakat.
“Emansipasi itu berasosiasi dengan pembebasan. Kita di bumi akademis dekat dengan kemauan orang untuk merdeka, bebas bermimpi dengan masa depannya yangg lebih baik,” kata Gerry.
Ketiga, memikirkan dimensi bumi. Ideologi Muhammadiyah yangg didirikan KH Ahmad Dahlan, lebih banyak menyentuh masalah sosial. Dimensi sosialnya sangat kita. Sementara bumi juga memerlukan solidaritas.
“Bagi kita, bumi juga mengeluarkan jeritan, pohon juga sengsara. Sama dengan orang miskin, alam juga butuh pertolongan, butuh kesetiakawanan. Bagaimana kita bisa mendengar emosi yangg ada bumi tentu butuh kepekaan. Para mahir ekologi bisa melakukan. Karenanya, jangan sampai mahir ekologi bisa dibeli untuk merusak,” jelas Gerry.
Gerry juga menjelaskan soal seberapa besar peran kepercayaan dalam mendukung aktivitas ekologis. Menurut dia, peran kepercayaan di Indonesia sangat besar, beda di negerinya Australia yangg sekuler.
Di Indonesia, sebut dia, pergerakan lingkungan dengan motivasi kepercayaan sangat menonjol, sementara di Australia tidak kelewat terlihat alias tidak terlalu keluar.
“Tapi saya kira concern itu asal hatinya murni, Itu yangg penting, kan? Dan yangg sekuler juga bisa diajak bekerja sama. Karena kecemasannya sama. Motivasinya sama, ialah menuju bumi yangg lebih adil,” pungkas dia.
Reporter: Ubay NA
1 tahun yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·