Bahaya Jeratan Judi Online Hingga Pinjaman Online pada Generasi Z hingga Generasi Alpha - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

 BBC

Sc: BBC

Oleh: Olivi Sabilla S., Kurniawan Ali Fachruddin*

Beberapa waktu terakhir, Indonesia tengah diramaikan dengan meluasnya gambling online.  Pemberitaan seolah tak pernah terputus dengan buletin gambling online, mulai dari personil majelis rakyat yangg terhormat kedapatan main gambling online­—meski dibantah—, hingga ke buletin bunuh diri dan pembunuhan yangg dilatarbelakangi oleh utang akibat gambling online.

Judi merupakan sebuah aktivitas manusia yangg sudah sangat tua, apalagi mungkin merupakan aktivitas manusia yangg paling tua.  Hal ini dibuktikan dengan adanya catatan dan patokan mengenai gambling di beberapa kitab antik dan kitab suci dari beberapa agama. Dalam Islam, jelas diterangkan dalam QS Al Maidah : 90 yangg artinya “Wahai orang-orang yangg beriman! Sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkurban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan biadab (dan) termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar Anda beruntung”.

Judi dapat dilakukan dengan beragam cara, mulai dengan undian, permainan seperti kartu, apalagi gambling dengan langkah menebak nomor ganjil alias genap nomor polisi kendaraan yangg lewat. Intinya, segala langkah dapat dilakukan untuk melakukan perjudian.

Mengapa manusia sangat mencandui judi?  Bagi pihak yangg menang judi, tentu masuk logika jika dirinya mau meneruskan. Tapi kenapa pihak yangg kalah pun tidak bisa lepas dari judi? Teori prospek yangg dikemukakan oleh Kahneman & Tversky menjelaskan bahwa seseorang yangg menganggap dirinya berada pada kondisi merugi, bakal mengalami distorsi dalam membikin keputusan. Orang tersebut tidak dapat berfikir secara logis dan condong membikin keputusan yangg mempunyai akibat tinggi lantaran pikirannya penuh dengan angan–angan dirinya bakal menang dan kerugian–kerugian sebelumnya bisa tertutupi.

Penjelasan secara spesifik mengenai teori prospek dan pertaruhan dijelaskan juga oleh Grant dalam tulisan ‘A cumulative prospect theory explanation of gamblers cashing-out’. Kondisi inilah yangg menyebabkan seseorang bakal susah terlepas dari jerat judi.  Semua kekayaan miliknya lambat laun bakal lenyap untuk dijual dan dijadikan modal untuk berjudi.

Baca Juga: Bebas Boncos

Kondisi ini diperparah dengan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses pinjaman yangg disediakan oleh lembaga pinjaman online, baik lembaga legal maupun lembaga yangg ilegal. Mudahnya masyarakat dalam mengakses pinjaman online membikin para pencandu gambling online seolah mempunyai persediaan modal untuk berjudi, dan celakanya, sebagian besar bakal berhujung dengan pinjaman online yangg menggunung.

Saat ini gambling online banyak menyusup ke beragam platform permainan online maupun sosial media melalui iklan, sehingga remaja dan anak-anak yangg menyukai beragam permainan online maupun berselancar di media sosial bakal sangat mudah untuk tergiur berasosiasi ke dalam permainan gambling online. Bahkan tidak hanya permainan dan sosial media yangg mengandung unsur pertaruhan yangg dapat menjerat kalangan remaja yangg merupakan generasi Z dan anak-anak generasi alpha, namun juga pinjaman online.

Pinjaman online saat ini dapat diakses dengan cukup mudah. Menurut info yangg diungkap oleh Direjtur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo yangg dilansir dari laman CNN Indonesia, Usman Kansong, jumlah pemain gambling online pada Generasi Z mencapai 191.380 orang dengan 2,1 juta kali transaksi yangg nilainya Rp282 miliar. Sedangkan, jumlah pemain judol pada Generasi Alpha mencapai 4.514 anak, transaksinya sebanyak 45 ribu kali dengan nilai Rp7,9 miliar.

Sehingga orang tua saat ini perlu memberikan pengawasan dan pemahaman yangg memadai mengenai akibat gambling online dan pinjaman online bagi anak dan remaja saat memegang gawai ataupun komputer yangg tersambung dengan jaringan internet. Pada kesimpulannya, di era digital saat ini peran orang tua sangat krusial untuk melindungi anak dan remaja terhindar dari ancaman jeratan gambling online dan pinjaman online, melalui pendidikan literasi finansial digital yangg baik, pengawasan dan komunikasi yangg cukup, serta pemberian batas waktu penggunaan gawai ataupun komputer bakal sangat berkedudukan dalam menghindari akibat yangg tidak diinginkan.

* Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id