Adanya Habib Muhammadiyah - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu
KH. Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah)

WARTAMU.ID, Humaniora – Muhammadiyah mengedepankan prinsip egaliter dan inklusif, sehingga organisasi islam sangat berbeda dari yang lain ciri khasnya. Banyak orang Muhammadiyah dan kader Muhammadiyah dari berbagai latar belakang pendidikan, suku, corak ideologi sampai pada pandangan dalam bermuhammadiyah. Semua pastinya memiliki tujuan dan cita-cita yang sama untuk membawa islam berkemajuan yang dapat memberikan kebermanfaatan yang luas bahkan world mendunia. Itu semua karena persyarikatan Muhammadiyah lebih menanamkan pada amal nyata yang lebih konkret dan konstiten dalam berdakwah di mana pun berada dengan gerakan dakwah Muhammadiyah tentunya. Satu hal yang pasti tidak bisa dijelaskan secara mendetail dan kata-kata tentang bagaiamana ikhlas nya bermuhammadiyah walaupun tidak dikenal luas atau hanya di akar rumput saja.

Jalur silsilah KH. Ahmad Dahlan memang nyambung ke Sunan Giri, tapi melalui garis perempuan. Setelah Kitab Sunan Tembayat tahun 1443 Saka (1521 Masehi) dan Babad Kajoran 1677 Masehi selesai diterjemahkan oleh beberapa ahli nasab dan ahli filologi dalam periode tahun 2013 s/d 2016, maka terbukalah tabir silsilah nasab banyak tokoh ustadz di Jawa. Dari hasil penelusuran kembali, maka diketemukan bahwa keturunan Ki Ageng Pengging Sepuhnya KHA Dahlan dari Ki Kebo Kanigara. Berikut silsilah beliau dari hasil penelusuran kembali dari Sumber: Kitab Sunan Tembayat 1443 Saka; Babad Kajoran 1677 Masehi; Sujarah Giring gegayutan Sujarah Mataram; Buku Silsilah milik GRAy Brotodiningrat; Ranji silsilah milik SISKS Pakubuwono IX.

SILSILAH KH. AHMAD DAHLAN:

Sayyid Syaikh Jumadil Qubro 》Sayyid Maulana Malik Ibrahim 》Adipati Andayaningrat II (Kyai Ageng Pengging Sepuh) 》Kyai Ageng Kebo Kanigara (bergelar Kyai Ageng Banyu Biru bergelar Kyai Ageng Gribig I bergelar Sunan Geseng) 》Ki Ageng Gribig II (beristri R.Ay. Ledah, cicit Sunan Giri)
》Ki Ageng Gribig III (yang membantu Sultan Agung Hanyokrokusumo dalam penaklukan Surabaya) 》Ki Ageng Gribig IV (beristri GRAy. Winongan, putri Sultan Agung Hanyokrokusumo) 》Ki Demang Jurang Juru Sapisan 》Ki Demang Jurang Juru Kapindo 》Kyai Ilyas 》Kyai Murthada (mertua dari Kyai Soleh Darat) 》KH. Muhammad Sulaiman (Kyai Penghulu Masjid Sulthonain milik Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Ngayogyakarta, yang terletak di Nitikan) 》KH. Abu Bakar 》KH. Ahmad Dahlan.

Di masa lalu sudah biasa seorang tokoh memiliki nama jamak (berganti-ganti nama) dengan tujuan menyamar, menyembunyikan jati diri, diberi julukan oleh masyarakat sekitar tempat beliau tinggal, atau bahkan karena menghindari kejaran pasukan Demak Bintara. Karena sebagaimana diketahui bahwa baik Kebo Kenanga dan Kebo Kanigara adalah murid2 kesayangan Syekh Siti Jenar, yang kemudian menjadi buronan Demak Bintara pasca eksekusi Syekh Siti Jenar. Kebo Kenanga kemudian dieksekusi karena menyerahkan diri, sementara Kebo Kanigara menjadi buronan Sunan Kalijaga, dan setelah tertangkap kemudian malah menjadi murid Sunan Kalijaga.

Adanya Habib Muhammadiyah walaupun tidak terlalu diekpose secara berlebihan apalagi menjadi kultus yang berlebihan. Kiyai Ahmad Dahlan yang merupakan pendiri Muhammadiyah bersama para Kiyai lainnya itu secara nasab, sanad, dan darah keturunannya memang murni dari para ustadz yang merupakan garis dari cucu Rasulullah SAW dari garis Husein. Sehingga, Muhammadiyah merupakan organisasi Islam yang terjaga dan walaupun kini menjadi organisasi egaliter yang tebruka terhadap para warga dan kader Muhammadiyah. Bahkan garis keturunan Kiyai Ahmad Dahlan aslinya baik dari anak, cucu, cicit sampai generasi cicitnya pun masih terjaga nasabnya yang masih masuk ranah kehabiban meskipun hanya menjadi ustadz lokal dan ustadz akar rumput. Di Muhammadiyah tidak begitu membesarkan sesuatu sampai berlebihan, isrof dan ghuluw, akan tetapi juga masih saling menghormati, menghargai, menjaga dan saling mengasihi. Itulah kenapa adanya sayid Muhammadiyah yang tidak dipahami oleh umat bahkan sebagiannya warga Muhammadiyah itu sendiri tidak tahu dan tak mau tahu.

Kiyai Ahmad Dahlan adalah Habib Muhammadiyah yang kharismatik, sederhana, bersahaja, modernis, praktis, berkemajuan, visioner, dan sebagainya. Sehingga Muhammadiyah juga Dahlaniyah walaupun Muhammadiyah tidak selalu Dahlaniyah, akak tetapi antara Muhammadiyah dan Dahlaniyah satu kesatuan historis yang tak bisa dipisahkan dan dilepaskan yang terbukti adanya manuskrip yang terjaga bahkan beberapa kitabnya. Kiyai Ahmad Dahlan merupakan sosok yang memiliki banyak guru dan ustadz baik di Nusantara maupun di Timur tengah baik dari masih remaja hingga sampai masa muda yang akhirnya mendirikan Muhammadiyah dengan kiblat tajdid pembaharuan yang bukan dimaknai liberal, bukan konservatif, bukan tradisionalis, dan juga bukan jumud. Itulah kisah adanya sayid Muhammadiyah yang mungkin sekarang jarang dikaji, sedangkan para generasi cicit Kiyai Ahmad Dahlan yang masih menjaga nasab sejatinya Habib Muhammadiyah walau tidak populer, tidak viral atau tidak diagung-agungkan layaknya sesmbahan yang berlebihan. Karena bagi para garis keturunan sayid Muhammadiyah yang terpenting adalah umat islam semakin cerdas, maju, paham agama mendalam, dan tidak mudah dalam perselisihan apalagi menjadi jumud lahi jubriya. Sebagai santri Muhammadiyah dan Santri Kiyai Ahmad Dahlan baik biologis, ideologis dan teologis tentu merupakan perjuangan untuk terus memajukan Muhammadiyah tanpa meninggalkan jejak langkah sejarah kenasaban kiyianya. Adanya Habib Muhammadiyah bukan untuk merasa paling hebat dan ujub lagi riya, melainkan untuk menjaga marwah kehormatan Muhammadiyah serta Kiyai Ahmad Dahlan dari para kelompok yang sejak dulu sampai sekarang masih antipati kepada Muhammadiyah. Tentunya bermuhammadiyah tak lepas dari Al Qur’an dan As Sunnah Maqbullah dengan gerakan pembaharuan yang membawa islam semakin mendunia menjemput kembali peradaban islam yang telah lama suram akibat ketertinggalan umat melalui generasi muslimnya dari penyakit dunia yang terlalu berlebihan.

Oleh : As’ad Bukhari, S.Sos., MA
(Analis Intelektual Muhammadiyah Islam Berkemajuan)

Dibaca: 2,225

-->
Sumber wartamu.id
wartamu.id