5 Perbuatan yang Bisa Sebabkan Kehancuran Bangsa - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu
Wakil Ketua PWM Jatim M. Sholihin Fanani

WAKIL Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Muhammad Sholihin Fanani mengingatkan, umat Islam, lebih-lebih penduduk Muhammadiyah agar berhati-hati untuk tidak melakukan perbuatan dosa yangg bisa mendatangkan bala’, bencana-bencana, hingga bisa mengakibatkan kehancuran sebuah bangsa.

“Nabi Muhammad saw telah mengingatkan kita pada 14 abad lalu, bahwa ada lima perihal yangg menyebabkan Allah SWT menurunkan azabnya. Pengingat itu sebagaimana hadits Nabi yangg diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Al-Hakim dengan sanad yangg shahih,” ujarnya dalam penutupan aktivitas Nderes Politik yangg digelar Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PWM Jatim berbareng dengan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Senin (15/7/2024).

Kegiatan yangg mengusung tema “Amandemen UUD 1945 dan Urgensinya bagi Bangsa” ini terselenggara di Aula KH Mas Mansyur Gedung Muhammadiyah Jatim, Jalan Kertomenanggal VI/1 Surabaya.

Abah Shol, sapaan karibnya itu kemudian menyampaikan Hadits Rasulullah Saw yangg dimaksud. Artinya: Wahai sekalian kaum Muhajirin, ada lima perihal yangg jika kalian terjatuh ke dalamnya (dan saya berlindung kepada Allah SAW) agar kalian tidak menjumpainya.

Pertama, tidaklah nampak zina di suatu kaum, sehingga dilakukan secara terang-terangan selain bakal tersebar di tengah-tengah mereka tha’un (wabah) dan penyakit-penyakit yangg tidak pernah menjangkiti generasi sebelumnya.

Kemudian kedua, lanjut dia, tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan selain bakal ditimpa paceklik, susahnya penghidupan dan kezaliman penguasa atas mereka. “Ini bisa juga termasuk dan dikaitkan dengan prilaku korupsi, yangg semakin parah sepertinya sekarang,” kata laki-laki yangg berkawan disapa Abah Shol itu.Abah Shol.

Ketiga, tidaklah mereka menahan amal (tidak membayarnya) selain hujan dari langit bakal ditahan dari mereka (hujan tidak turun), dan sekiranya bukan lantaran hewan-hewan, niscaya manusia tidak bakal diberi hujan.

“Keempat, tidaklah mereka melanggar perjanjian mereka dengan Allah dan Rasul-Nya, selain Allah bakal menjadikan musuh mereka (dari kalangan selain mereka; orang kafir) berkuasa atas mereka, lampau musuh tersebut mengambil sebagian apa yangg mereka miliki,” terangnya.

Kelima, dan selama pemimpin-pemimpin mereka (kaum muslimin) tidak berhukum dengan Kitabullah (al-Quran) dan mengambil yangg terbaik dari apa-apa yangg diturunkan oleh Allah SWT (syariat Islam), melainkan Allah bakal menjadikan permusuhan di antara mereka.

“Kita, umat Islam, terlebih penduduk Muhammadiyah sudah diingatkan oleh Rasulullah Muhammad SAW yangg itu sangat relevan hingga sekarang. Mudah mudahan pengingat ini bisa menjadikan bangsa Indonesia terhindar dari bencana-bencana serta kehancuran akibat dosa-dosa tersebut,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Abah Shol menyampaikan kegembiraannya lantaran para narasumber yangg datang adalah kader Muhammadiyah. Dr. Mulyadi, yangg dikenal sebagai akademisi sampai sekarang menjadi penasihat LHKP PP Muhammadiyah.

Pun dengan Ichsanuddin Noorsy. Ekonom Indonesia ini juga kader Muhammadiyah. Sampai sekarang dia sangat dekat dengan tokoh-tokoh Muhammadiyah, terlebih dengan Prof. Ahmad Syafii Maarif (karib disapa Buya Syafii) yangg menjabat Ketua Umum PP Muhammadiyah tahun 1998-2005.

“Pak La Nyala Matalitti juga, putranya itu siswa SMP Muhammadiyah 5 Pucang Surabaya. Keponakannya sekolah di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya,” ungkap Kiai Sholihin.

Abah Shol mengaku mengikuti aktivitas dari awal sampai akhir. Hal itu diniatkan sejak awal lantaran urusan amandemen UUD ini merupakan masalah serius lantaran menyangkut kepentingan masyarakat secara luas.

“Insya-Allah apa disampaikan daging semua, tidak ada durinya. Saya sangat bangga terhadap para narasumber lantaran mengungkapkan fakta-fakta dengan data-data akurat, serta melandasinya dengan nilai-nilai agama,” ujar Kiai Sholihin.

Dia menambahkan, Muhammadiyah sejak awal berdirinya selalu memikirkan nasib bangsa Indonesia agar menjadi bangsa yangg bermartabat, beradab, adil, makmur dan sejahtera lahir jiwa dunia.

Tentu dengan kondisi bangsa seperti saat ini, Muhammadiyah juga selalu memberikan pemikiran-pemikiran agar kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan UUD 45 dan nilai-nilai aliran kepercayaan Islam.

“Kami berambisi ke depannya kehidupan berbangsa dan bernegara semakin baik, adil, makmur dan sejahtera yangg diridai oleh Allah SWT,” pungkasnya.

Reporter: Ubay NA

-->
Sumber MaklumatID
MaklumatID