Warga Palestina Kembali ke Utara Gaza Setelah Pasukan Israel Mundur - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

IBTimes.ID – Warga Palestina mulai kembali ke wilayah utara Gaza setelah pasukan Israel menarik diri, menyusul diberlakukannya gencatan senjata pada Jumat, menurut laporan koresponden Anadolu (Antara/12/10).

Para pengungsi yangg sebelumnya melarikan diri dari bentrok bergerak dari Gaza bagian selatan menuju rumah mereka di utara, sebagian besar dengan melangkah kaki.

Sebagian penduduk menempuh perjalanan berjam-jam menggunakan kendaraan seadanya di tengah kelangkaan bahan bakar, sementara yangg lain memanfaatkan gerobak hewan, sepeda, alias sepeda motor.

Pada waktu yangg sama, ribuan penduduk juga pulang ke wilayah tengah Gaza serta beberapa area timur Khan Younis di bagian selatan melalui Jalur Al-Rashid di pesisir barat dan Jalan Salah al-Din di bagian timur.

Banyak penduduk yangg kembali ke wilayah asalnya terpaksa mendirikan tenda di atas puing-puing rumah mereka yangg hancur akibat perang.

***

Penarikan berjenjang pasukan Israel hingga ke “garis kuning” rampung pada Jumat, sesuai rencana yangg digagas Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Tentara Israel telah meninggalkan Kota Gaza di bagian utara, selain di area permukiman Shejaiya serta sebagian wilayah Al-Tuffah dan Zeitoun. Di sisi lain, beberapa wilayah seperti Beit Hanoun dan Beit Lahia di Gaza utara tetap tertutup bagi penduduk sipil Palestina.

Menurut keterangan Kantor Media Pemerintah Gaza pada Sabtu, lebih dari 5.000 operasi termasuk misi kemanusiaan, medis, penyelamatan, dan pengedaran support telah dilakukan dalam 24 jam terakhir di seluruh wilayah Gaza.

Sebelumnya, pada Rabu, Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas menyepakati tahap pertama dari rencana 20 poin yangg disusunnya pada 29 September. Tahap awal mencakup gencatan senjata di Gaza, pertukaran tawanan, serta penarikan berjenjang pasukan Israel.

Tahap kedua dari rencana tersebut mencakup pembentukan pemerintahan baru di Gaza tanpa keterlibatan Hamas, pembentukan pasukan keamanan campuran yangg terdiri dari penduduk Palestina serta perwakilan negara Arab dan Islam, dan pelucutan senjata golongan Hamas.

Sejak Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan nyaris 67.200 penduduk Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta menjadikan wilayah Gaza tidak layak huni.

(MS)

-->
Sumber ibtimes.id
ibtimes.id