Berita
- by AS
- 28 Oktober 2025
- 0 Comments
- 1 minute read
- 0 Views
- 26 detik ago
Panitia menyerahkan sertifikat kepada pemateri dari MDMC Lampung sebagai corak apresiasi atas kontribusinya dalam training kesiapsiagaan musibah bagi pandu HW Kalirejo. (Tri Priyo Saputro/KLIKMU.CO)KLIKMU.CO – Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Wilayah Lampung memberikan training kesiapsiagaan musibah kepada pandu pengenal dan penghela Hizbul Wathan (HW) dari Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) Muhammadiyah Kalirejo.

Kegiatan ini berjalan pada Sabtu (25/10/2025) di Gedung Aisyiyah Kalirejo, Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah. Pelatihan tersebut merupakan bagian dari aktivitas berjudul Pelatihan Keterampilan dan Pendidikan Karakter untuk Menjadi Pemuda dan Pemudi Hizbul Wathan Tangguh dan Kuat.
Pelatihan menghadirkan dua pemateri dari MDMC Wilayah Lampung, ialah Tri Priyo Saputro dan Bima Kunta Dewa. Keduanya membawakan materi berjudul Siap dan Tangguh Hadapi Bencana yangg bermaksud mengubah langkah pandang peserta terhadap bencana—dari rasa takut menjadi kesiapsiagaan—serta menanamkan nilai Islam Berkemajuan dan semangat Al-Ma’un sebagai dorongan tindakan nyata untuk sesama.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala MTs Muhammadiyah Kalirejo Anwar Fauzi SPd dan Kepala MA Muhammadiyah Kalirejo Muhammad Shoheh SPdI. Total peserta mencapai 183 siswa, terdiri atas 122 siswa MTs dan 61 siswa MA. Mereka didorong untuk menjadi relawan handal di lingkungan masing-masing dengan mengamalkan prinsip Khoirunnas anfa’uhum linnas (sebaik-baik manusia adalah yangg paling berfaedah bagi manusia lain).
Selama sesi pelatihan, peserta dibekali pengetahuan komprehensif mengenai mitigasi bencana, mulai dari fase pra-bencana, langkah mengenali peta risiko, menentukan jalur evakuasi, hingga menyiapkan Tas Siaga Bencana (TSB). Peserta juga mempraktikkan langkah-langkah krusial saat musibah terjadi, seperti teknik berlindung dan pemindahan menuju titik kumpul aman.


Dalam pemaparannya, Tri Priyo Saputro menekankan bahwa tidak ada tempat yangg betul-betul kondusif dari akibat bencana. “Kesiapsiagaan bukan pilihan, melainkan kebutuhan,” tegasnya.
Ia menambahkan, musibah tidak semestinya dipandang hanya sebagai musibah yangg ditakuti, melainkan juga sebagai ujian dan ladang amal.
“Kesiapsiagaan itu sendiri merupakan bagian krusial dari ibadah seorang Muslim berkemajuan, lantaran mencerminkan kepedulian sosial dan rasa tanggung jawab terhadap keselamatan sesama,” jelasnya.
Sementara itu, Anwar Fauzi menyampaikan pentingnya pendidikan karakter dan keahlian praktis di luar kurikulum akademik.
“Pelatihan ini menjadi sarana krusial untuk membentuk kader Hizbul Wathan yangg tangguh, kuat, dan siap berkontribusi nyata bagi masyarakat sesuai nilai-nilai Kemuhammadiyahan,” ujarnya.
Melalui aktivitas ini, para peserta diharapkan tidak hanya bisa menyelamatkan diri sendiri, tetapi juga siap berkedudukan aktif dalam tindakan pascabencana. Dengan bekal keahlian teknis dan ketangguhan mental, mereka diharapkan menjadi pemuda-pemudi yangg berfaedah dan menjadi perwujudan semangat Al-Ma’un di tengah masyarakat.
(Tri Priyo Saputro/AS)
3 jam yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·