Tutup Rakerpim, Ketua PWM DIY Beri 3 Kriteria Bermuhammadiyah - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 2 tahun yang lalu

SLEMAN – Rangkaian agenda Rapat Kerja Pimpinan (Rakerpim) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM DIY) telah selesai pada hari Ahad (25/6) siang. Ketua PWM DIY Dr. Muhammad Ikhwan Ahada, S.Ag., M.A. menutup secara resmi Rakerpim, yangg dimulai Sabtu (24/6) sore, di Gedung BBPPMPV Seni dan Budaya DIY.

Dalam sambutannya, Ikhwan menyampaikan rasa syukurnya atas kehadiran komplit para personil majelis/lembaga serta ketua PWM DIY dari awal hingga selesainya agenda.

“Saya sangat berterima kasih semuanya komplit dan terpancar wajah semangat, dari awal sampai aktivitas ini selesai. Mudah-mudahan dalam lima tahun kedepan, amanah ini bisa ditunaikan sebaik-baiknya,” ucapnya.

Pada kesempatan ini, Ikhwan juga sedikit memaparkan disertasinya tentang kepemimpinan KH. A.R. Fachruddin alias Pak AR (Ketua Umum PP Muhammadiyah 1968 – 1990) yangg dipresentasikan saat ujian terbuka pada 13 Juni lampau di UMY.

Dalam hasil penelitiannya, PaK AR adalah orang yangg sudah memasuki post servant leader. Mengutip teori dari Greenleaf tentang servant leader, ada 9 karakter di dalamnya. Seperti mendengarkan, menerima orang lain, keahlian memprediksi, kekuatan persuasif, konseptualisasi, memperbaiki, melayani, komitmen pertumbuhan manusia, dan membangun komunitas.

Menurut Ikhwan, Pak AR sudah mempunyai semua karakter itu ditambah dengan karakternya yangg enthengan. Sehingga, perihal itulah yangg membikin Pak AR disebut sudah melampaui teori servant leader tersebut.

Rupanya, dari sifat enthengan itu, ada tiga kriteria utama dalam bermuhammadiyah ialah mampu, mau, dan waktu.

“Dalam SK (Surat Keputusan) itu, tertera nama kita di dalamnya yangg berfaedah dianggap bisa dan itu kriteria pertama. Dari segi kemauan, Bapak dan Ibu sekalian sudah menunjukkannya pada rakerpim kali ini, maka PWM sangat berterima kasih dan semoga ini menjadi bagian dari kemauan keras kita untuk menunaikan amanah sebaik-baiknya,” tutur Ikhwan.

Selain bisa dan mau, juga kudu ada waktu untuk bermuhammadiyah. Ini menjadi tantangan dari seluruh personel majelis/lembaga dan ketua PWM DIY dalam 5 tahun kedepan. Tentu banyak yangg bisa dan mau, tetapi jika sudah soal waktu banyak yangg tidak mau menyisihkannya. Oleh lantaran itu, ketika sudah ada panggilan dari awal, kudu diupayakan secara maksimal untuk dapat bermuhammadiyah.

Dalam pembukaan Rakerpim, Ikhwan menyampaikan kata kunci dalam rakerpim ini, ialah ihsan (proses yangg melampaui ekspektasi rata-rata) dan itqan (kesempurnaan yangg berorientasi pada hasil akhir). Keduanya digabung untuk bisa menggerakkan semua lini ketua secara profesional, modern, dan berkemajuan dengan 5 kerja (ikhlas, cerdas, keras, berkualitas, dan tuntas).

Ikhwan menambahkan satu kata kunci lagi untuk menutup Rakerpim, ialah ikhbat yangg artinya tunduk, tawadhu, dan bertawakal diri. Dengan catatan, ceria dalam menjalankannya. Sehingga, bisa diartikan bahwa bermuhammadiyah itu dilakukan dengan  bergembira, sekalipun suasananya serius.

Terdapat 4 syarat untuk bisa ikhbat, ialah andaikan disebut nama Allah bergetar hatinya, orang yangg sabar atas apa yangg menimpa dirinya, orang yangg melaksanakan shalat, dan terakhir yangg berangkaian dengan Muhammadiyah, adalah orang yangg menginfakkan sebagian rezekinya di jalan Allah alias yangg Allah karuniakan kepada mereka.

Sebagai penutup, Ikhwan menegaskan bahwa di Muhammadiyah tidak cukup dengan bisa dan mau, tetapi kudu punya waktu. Maka, dia percaya jika seluruh personel majelis/lembaga dan ketua PWM DIY ini punya keahlian dan kemauan yangg luar biasa untuk Muhammadiyah.

“Bapak dan Ibu yangg berkumpul di Rakerpim ini, adalah orang yangg mempunyai kemampuan, kemauan, dan tekad yangg luar biasa. Mari, lengkapi enthengan-nya Pak AR ini dengan menyisihkan waktu untuk persyarikatan kita,” tutup Ikhwan. (*)


Wartawan: Dzikril Firmansyah

-->
Sumber mediamu.id
mediamu.id