SLEMAN – Rumah Tahfidz ‘Aisyiyah (RTA) Madurejo menyelenggarakan Khotmul Qur’an sekaligus Imtihan dan Wisuda Tahfidz Juz 30, Sabtu (1/7). Acara ini berjalan di Gedung Muhammadiyah Boarding School (MBS) AR Fachruddin Prambanan, Sleman dan turut dihadiri Kabag Kesra Pemkab Sleman Sigit Herutomo, SH., MPA., Wakil Ketua PDA Sleman Sri Sumiarsih, Panewu Prambanan Dra. Siti Wahyu Purwaningsih, PCM dan PCA Prambanan, Danramil dan Polsek Prambanan, serta Lurah Madurejo.
Ada 26 santri RTA Madurejo yangg diwisuda, didampingi oleh orang tua / wali masing – masing. Pada kesempatan ini, para santri tersebut juga diuji oleh pembimbing dan beberapa orang tua santri, perihal referensi surat, pengetahuan tajwid, sambung ayat, dan lain – lain.
“Alhamdulillah, ini menjadi kali kedua wisuda tahfidz digelar setelah yangg pertama pada setahun yangg lampau dengan 11 santri,” ucap Direktur RTA Madurejo Didik Riyanta, S.Sos.I.
Tentu yangg diharapkan bukan seremonialnya saja. Tetapi juga untuk santri agar tartilnya bisa bagus, referensi angan lancar, tajwid gharib dikuasai, serta doa-doa harian, referensi sholat, wudhu, dan lain-lainnya bisa dilakukan dengan benar.
RTA Madurejo ini berdiri pada tahun 2019 di bawah pengarahan PRA Madurejo, dimana berorientasikan pada gimana nantinya santri mempunyai referensi yangg bagus sesuai dengan makhorijul hurufnya. Di sini, para santri belajar selama 3 tahun untuk khotmil qur’an kemudian dilanjutkan dengan juz 30.
Saat ini, ada 126 santri di RTA Madurejo yangg belajar mengaji setiap 5 kali seminggu, pukul 15.30 – 17.30 dan tidak semuanya tinggal di asrama. Usai menguasai juz 30, selanjutnya adalah menguasai juz-juz berikutnya sebelum bisa masuk ke jenjang pesantren.
“Kedepannya, kita tetap bakal berorientasi peningkatan kualitas santri, ialah dengan membimbing mereka agar mendapatkan mahfuz yangg banyak dan mutqin, artinya sudah diuji secara langsung, betul – betul hafal dengan referensi yangg baik dan benar,” jelas Didik.
Dalam wisuda ini, para orang tua / wali tampak antusias dan senang memandang putra-putrinya bisa diwisuda tahfidz Qur’an di RTA Madurejo. Banyak perihal yangg bisa diperoleh dengan signifikan setelah anak-anaknya masuk ke RTA, yangg sebelumnya mengaji dengan metode lain dan setelah memakai metode UMMI di RTA Madurejo, sehingga hasilnya bisa dilihat berbareng saat ini.
“Sebelumnya, anak saya tidak ngerti yangg namanya RTA, ikut lantaran diajak temannya. Namun, alhamdulillah setelah kurang lebih 3 tahun lamanya, dipotong masa pandemi, pada siang hari ini bisa ikut wisuda,” kata Widarto, ayah dari wisudawati Khansa Jaudan Nafian.
Dalam testimoninya itu, suatu hasil pasti butuh kesabaran. Karena menurutnya, jika sebagai orang tua tidak sabar untuk menjemput anak – anak kita seminggu 5 kali dan mengeluh ‘sudah capek di sekolah, tetap kudu belajar ngaji lagi selanjutnya’ tentu mereka tidak bakal memandang hasil seperti ini.
“Tetapi, saat ini hasilnya sungguh di luar dugaan, rupanya dengan kelelahan anak – anak, bisa mengikuti pelajaran di RTA Madurejo ini,” sambungnya.
Kemudian, PDA Sleman turut mengapresiasi wisuda para santri tahfidz kali ini yangg diharapkan bisa menjadi generasi yangg kuat untuk bangsa dan akses bagi orang tua untuk bisa ke surga Allah SWT.
“Kami dari PDA Sleman menghaturkan apresiasi kepada para wali yangg sudah memberikan kontribusi terbaik kepada RTA Madurejo yangg mana hasilnya sudah bisa kita lihat bersama. Sekali lagi, inilah generasi anak – anak pandai kita yangg kuat dan semoga bisa menjadi akses bagi orang tua menuju surga Allah,” tutur Sri Sumiarsih.
Sementara itu, sesaat sebelum santri tahfidz diwisuda Rizky Kurniawan, S.Psi. yangg merupakan Trainer UMMI Yogyakarta, menyampaikan 3 pesan krusial untuk para santri.
“Pertama, laksanakanlah shalat 5 waktu tanpa disuruh. Kedua, senantiasa membaca Al Quran setiap hari dan jangan sampai terlewat sehari pun. Ketiga, senantiasa berkhidmat kepada orang tua. Ketiga perihal inilah yangg bakal menjadi pegangan kalian dalam menjalani kehidupan,” pesannya kepada para santri tahfidz. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah