Tugu perbatasan Lamongan-Gresik. (Instagram @irul_oziq)LAMONGAN, PIJARNEWS.ID – Kabupaten Lamongan merupakan sebuah kabupaten nan ada di pesisir utara Pulau Jawa. Salah satu nan menarik perhatian adalah Gapura Paduraksa nan menjadi ikon Kota Soto tersebut. Namun, tugu nan menjadi perbatasan antara Kabupaten Lamongan – Gresik ini mendapatkan sedikit dipersoalkan.
Dikutip dari beritajatim.com, tugu perbatasan Gresik dan Lamongan nan bertuliskan ‘Selamat Jalan’ diklaim masuk Kabupaten Lamongan padahal berdiri di lahan Desa Pandanan, Kecamatan Duduksampeyan, Kabupaten Gresik.
Suryadi Kepala Desa (Kades) Pandanan mengatakan, pihaknya sudah berkirim surat ke Pemkab Lamongan guna meluruskan lahan tempat berdirinya tugu nan masuk tanah kas desanya.
“Kami sudah bersurat resmi ke Pemkab Lamongan. Sebetulnya bukan mencari mana nan salah dan mana nan betul namun di tugu itu bersuara ‘Selamat Datang’ di Kabupaten Lamongan jika dari arah Gresik. Padahal, tetap wilayah Kecamatan Duduksampeyan,” tutur Suryadi, Sabtu (4/3/2023).
Perangkat Desa Padanan juga mengusulkan tulisan di tugu perbatasan itu diganti ‘Selamat Datang’ di Kabupaten Gresik, dan ‘Selamat Jalan Kabupaten Lamongan’. Hal ini lantaran lahan nan digunakan masuk wilayah Desa Pandanan.
“Saya pernah meminta kepada Bupati Gresik berkordinasi dengan Pemkab Lamongan. Untuk meninjau ulang keberadaan tugu itu. Sebab, berasas peta pemisah tugu tersebut sudah masuk 500 meter ke wilayah Desa Pandanan,” ujar Suryadi.
Lebih lanjut Suryadi menyatakan, pemisah tugu nan diklaim tersebut merupakan tanah kas desa. Nantinya di tanah itu dibangun rest area titik nol kilometer perbatasan Gresik-Lamongan serta dipasang spot-spot foto.
Menanggapi sengketa tugu pemisah wilayah itu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) mengatakan, saat ini tidak mencari siapa nan betul maupun nan salah. Tetapi lebih diarahkan menjalin kerjasama antara Gresik dan Lamongan.
“Kami sekarang malah menyusun kerjasama jual beli air, di mana air dari Perumda Giri Tirta Gresik dijual ke Lamongan. Mudah-mudahan segera ada MoU. Ini lantaran perbatasan Gresik dan Lamongan sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan area pergudangan. Sehingga, butuh penyerapan air nan sangat besar,” kata Gus Yani.
Mantan Ketua DPRD Gresik itu menambahkan, tahun ini Gresik mendapat biaya transfer untuk membangun utilitas mulai dari Bunder hingga ke perempatan Duduksampeyan. Kemudian dari wilayah itu kelak investasinya di Lamongan.
“Kita kejar hubungan antar wilayah disana. nan lampau biar berlalu sekarang sudah ketemu dan duduk bersama. Tidak usah mencari kesalahan lagi. Tapi menjalin kerjasama dengan Lamongan. Kalau kelak jadi area pergudangan otomatis kebutuhan air semakin besar. Hal ini nan bakal dilakukan MoU dengan perusahan air minum wilayah Lamongan,” pungkas Gus Yani. (Redaksi)
2 tahun yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·