DEPOK, PIJARNEWS.ID – Ibu-ibu ‘Aisyiyah di Depok yangg tergabung dalam personil Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Depok, Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Sawangan, PCA Bojong Sari, dan PCA Sukmajaya, mendorong keterlibatan golongan wanita meningkatkan kapabilitas pemanfaatan sampah dari rumah agar berbobot ekonomi.
Program hasil kerja sama dengan Eco Bhinneka Muhammadiyah tersebut, dilaksanakan dalam corak training dan lokakarya shodaqoh sampah. Adapun tema yangg diangkat ialah Women Eco – Preneurship: Membangun Ekonomi Kreatif dalam Pengelolaan Shodaqoh Sampah.
Kegiatan yangg dilaksanakan pada Jum’at (24/1/2025) di Aula Masjid Jami’ Al Biru, Cinangka, Depok, Jawa Barat ini dihadiri oleh 82 orang.
Warnisma, Ketua PDA Depok Koordinator LLHPB, mengungkapkan komitmen ‘Aisyiyah untuk berkontribusi dalam pelestarian lingkungan dengan dibentuknya Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) ‘Aisyiyah pasca Muktamar 2015 di Makassar.
“Sebagai wanita maupun Ibu, mari kita bangun kepedulian kita dalam mencegah kerusakan lingkungan, kita bisa mulai dengan pengelolaan sampah dari aktivitas keseharian kita di rumah,” ujarnya.
Selain berkontribusi memberikan solusi terhadap persoalan kondisi sampah di Depok, dia berambisi aktivitas ini bisa meningkatkan pendapatan Ibu-Ibu di rumah.
“Setelah aktivitas ini, pengetahuan yangg kita dapatkan mari kita tularkan ke Ibu-Ibu yangg lain hingga dasa wisma di RT dan RW kita,” katanya.
Sekjen Eco Enzyme Nusantara Pusat, Juliana Ojong, datang membagikan pengalamannya dalam mempraktikkan pemilahan sampah rumah tangga sebagai kompos, biopori, dan Eco Enzyme. Mengingat lebih dari separuh sampah ke TPA adalah organik dan bisa mencemari lingkungan.
Ia membujuk para peserta untuk mengenali jenis sampah organik, dan memperagakan mana bahan sampah organik yangg bisa dimasukkan sebagai kompos dan biopori, dan mana yangg bisa dijadikan eco enzyme.
“Minyak jelantah bisa dikirim ke bank sampah, sampah dapur lainnya bisa dimasukkan ke dalam komposter sebagai pupuk organik cair, sampah rumput dan daun kering bisa sebagai kompos alias media tanam, dan sampah kulit buah segar bisa dijadikan eco enzyme,” terangnya.
Selain itu Direktur Program Eco Bhinneka Muhammadiyah, Hening Parlan, membujuk seluruh peserta berasosiasi dalam aktivitas Green ‘Aisyiyah.
“Gerakan Green ‘Aisyiyah bermaksud untuk menjaga bumi dan merawat generasi, sesuai dengan yangg diajarkan oleh Al Qur’an dan Rasulullah SAW,” ungkapnya. Ia menegaskan bahwa style hidup ‘green’ bukan dari Barat, namun justru dari ajaran-ajaran Rasulullan SAW.
“Rasulullah berwudhu menggunakan 1 mud air alias 0,7 liter, memperbaiki sandalnya, dan menjahit bajunya sendiri, sikap ini menjadi teladan agar kita berhemat air dan tidak mudah membeli peralatan baru jika peralatan yangg lama tetap bisa dikenakan,” ujarnya.
8 bulan yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·