Makkah-Suara ‘Aisyiyah. Lantunan angan dalam beragam logat maupun jenis bahasa seringkali kita dengar saat tawaf mengitari kabah. Semua berbaur dalam satu aktivitas putaran tawaf.
Tak pandang laki-laki, perempuan, difabel, asal negara, jenis pekerjaan, status sosial, alias apapun. Jikalau ada jemaah yangg menggunakan baju, slyer, apalagi tas dengan warna alias corak senada, itu sekadar penanda agar rombongan tetap bersama.
Saat tawaf, kita merasakan semua disatukan oleh identitas muslim dan kain ihram warna putih tanpa jahitan yangg melekat pada tubuh. Para abdullah, hamba Allah, intens memenuhi panggilan-Nya.
Syariati memaknainya sebagai transformasi alias perubahan keakuan manusia menjadi ‘kita’ alias ummah yangg ‘mendatangi’ Allah.
Ali Syariati mengibaratkan Kabah bagai mentari sebagai pusat orbit tata surya, sedangkan manusia yangg mengelilingnya adalah bintang yangg beredar pada orbitnya. Adapun aktivitas tawaf mencerminkan sebuah keteraturan alam semesta.
Kabah melambangkan keabadian Allah, ketauhidan, dan titik konsentrasi bumi yangg fana. Posisi kabah di sebelah kiri dan pandangan mata yangg nyaris tak luput memandang kabah adalah simbol kepasrahan pada Allah Al-Malik wa Rahman.
Bismillahi Allahu Akbar, terucap, sembari menghadap Kabah, Baitullah.
Subhanallah, walhamdulillah, wa laa illaha illallah wallahu akbar. Tawaf dimulai dengan memuji kebesaran Allah dan pernyataan tauhid mengakui keesaan Allah.
Sambil mengitari Baitullah, beragam angan pun terpanjatkan. Di tengah ragam panjatan angan selama putaran tawaf, tiba di rukun yamani, akhirnya putaran ditutup dengan angan keselamatan bumi dan akhirat: seumpama rangkuman bagi doa-doa yangg terpanjat.
Sebagai perempuan, saya menikmati momen thawaf yangg sarat dengan nilai kesetaraan tanpa pembedaan. Semuanya bermunajat menggapai ketakwaan pada Allah.
Allah tidak membedakan laki dan perempuan, semua berbaur menjadi satu sebagai abdullah. Selaras dengan firman Allah, al-Hujurat: 13.
…Sesungguhnya orang yangg paling mulia di antara Anda di sisi Allah adalah orang yangg paling takwa di antara kamu…
Dengan begitu, tak ada argumen untuk melakukan diskriminasi. (Hajar NS)
English (US) ·
Indonesian (ID) ·