First Impression: Gerbang IMM FAI UMY Menyambut Kader Baru - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 8 jam yang lalu

Bantul, Suara ‘Aisyiyah – Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Agama Islam (FAI) Univesitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menyelenggarakan First Impression. Sebuah agenda dalam rangka menyambut kader baru IMM, Sabtu, (18/10/25).

First Impression dikemas dengan suasana yangg fun dan santai. Tujuannya untuk memberikan info mendalam tentang IMM. Mengusung tema ”Menanam Kesan, Menuai Kepercayaan, dalam Membentuk Kader yangg Kritis, Adaptif dan Reaktif.”

Agenda First Impression dihadiri 30 ketua komisariat IMM FAI UMY dan 36 family ikatan —julukan untuk kader baru. Rangkaian aktivitas dimoderatori oleh Ketua Bidang Kader periode 2025-2026, Muhammad Awaluddin Rahmat.

Baca Juga: Temu Sapa Alumni, IMM FAI UMY Teguhkan Paradigma Perubahan Menjadi FSIP

Ketua IMM FAI UMY, Immawan Agung Rezki mengatakan bahwa, di dalam al-Qur’an, Allah SWT memerintahkan untuk saling mengenal. “Karena kita semua adalah kerabat yangg disatukan dengan nilai keislaman,” katanya.

Ia juga menambahkan, bahwa IMM mempunyai 2 corak khusus. nan pertama sebagai organisasi perkaderan dan kedua sebagai organisasi pendidikan.

“Apa perbedaan perkaderan dengan pendidikan? alias apa perbedaan pembelajaran dengan pendidikan?” tanyanya retoris.

Dia pun menjelaskan secara ringkas, bahwa pendidikan hanya mempunyai 2 fokus, ialah transfer of knowledge dan transfer of value. Sementara perkaderan lebih dari itu.

Kepakaran Lahir dari Pengalaman

Hadir tiga narasumber dalam agenda First Impression ini. Dimulai dengan penyampaian oleh Immawan Simin, bahwa info tidak pernah berakhir begitu saja, melainkan selalu melangkah terus menerus.

Dia pun bertanya kepada seluruh peserta, apakah membaca kitab itu bakal membikin kita berpikir kritis? “Jawabannya tidak, jika kita tidak terjun langsung ke lapangan. Membaca itu hanya memberikan kita teori saja. Sementara kepakaran (pemikiran kritis) itu dilihat dari pengalaman,” katanya.

Dia juga mengatakan, bahwa berpikir kritis bukan dengan selalu kita belajar literasi, namun juga kudu berasosiasi di organisasi. “Berorganisasi itu bakal menumbuhkan relasi kita, menumbuhkan pengalaman pada setiap masing-masing orang,” ujar Anggota Bidang Riset Pengembangan Keilmuan PK IMM FAI UMY 2025-2026 ini.

Pemateri kedua adalah Immawan Rosikhun Alim, Ketua Bidang Hikmah periode 2025-2026. Ia menjelaskan, bahwa reaktif itu berfaedah bisa merespon isu-isu yangg booming di era saat ini. “Manusia itu hidup di tengah dinamika dan perubahan. Pada pandangan masyarakat, bahwa mahasiswa merupakan seorang yangg mengalami perubahan,” ungkapnya.

Menurutnya, selain menanggapi yangg sedang booming di media sosial, kader IMM juga kudu memberikan solusi terhadap rumor tersebut.

Menjadi Kader Adaptif

Selanjutnya, pembicara ketiga adalah Immawati Marlina, Anggota Bidang Sosial Pemberdayaan Masyarakat. Ia mengulas materi gimana menjadi sosok yangg adaptif.

“Adaptif itu langkah penyesuaian diri kita terhadap perkembangan zaman. Bagaimana kita menjadi kader yangg adaptif? Yakni dengan memandang era sekarang ini, bahwa banyak perubahan yangg terjadi di sekitar kita,” ulasnya.

Dia pun memberikan tips agar kader IMM selalu adaptif dan bisa memposisikan diri di beragam posisi. “Kita sebagai manusia perlu mengatur waktu. Sebisa mungkin kita berupaya menghadapi situasi dengan langkah cepat,” ungkapnya.

Immawan Rosikhun Alim menambahkan, tips dan trik menjadi kader adaptif adalah dengan membangun kepekaan sosial alias terlibat dalam aktivitas masyarakat.

“Kita bisa ikut serta alias membaur dengan masyarakat sekitar. Sebelum melakukan aktivitas alias agenda, kita juga perlu menganalisis, akibat apa yangg bisa kita berikan kepada masyarakat?” katanya.

Sebelum aktivitas berakhir, Ketua IMM FAI UMY Agung Rezki menegaskan, bahwa kita tidak boleh menyetarakan kader yangg dulu dengan kader yangg sekarang. Karena yangg bisa menumbuhkan organisasi adalah diri kita sendiri.

“Adaptif itu tidak selalu identik dengan teknologi. Sebagai mahasiswa, kita dituntut untuk mengikuti era dan kudu menggunakan teknologi dengan sebaik baiknya,” pungkasnya.

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id