Tabligh Akbar MBS Darul Arqom Tulung, Begini Pesan Haedar Nashir Untuk Para Guru Muhammadiyah - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Sieradmu.com Klaten – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir pagi tadimersemikan gedung Kampus 3, Pondok Pesantren Modern Darul Arqom di Desa Sudimoro, Kecamatan Tulung, Klaten, Jawa Tengah.

Kedatangan Haedar Nashir disambut Ketua PDM Klaten, Iskak Sulistya, Ketua PDA, Sri Mulyani Rahayunngsih,  dan sejumlah pengurus, Mudir Ponpes Darul Arom, KH. Ismail Asidiqi dan jajarannya  Ketua PCM, PCA se-Kabupaten Klaten, Forkoimcam Tulung dan lainnya.

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Klaten, Iskak Sulistya mengapresiasi keahlian PCM Tulung yangg sebagai PCM yangg bisa menegelola MBS Darul Arqam sebagai sarana sekolah kepemimpinan.

“Dalam kesempatan ini kami laporan setelah Musyda dengan mengangkat tema Makmurkan Masjid, Memajukan Klaten, ini merupakan simbolisasi bahwa PDM Klaten masih  terus mengembangkan kesalehan sosial yangg sifatnya individual, masjid menjadi basisnya, Muhammadiyah dn ortom juga terus berkomitmen memberikan kemanfaatan kemajuan kabupaten Klaten”,katanya.

Dijelaskan tema ini sesuai dengan apa yangg menjadi keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-48 tentang risalah islam berkemajuan.

“Kami mau meneguhkan salah satu karakter dalam risalah islam berkemajuan yangg kelima ialah memberikan faedah bagi masyarakat, bukan pada kerja-kerja politik,  tetapi kerja yangg berkarakter memberikan kebaikan langsung kepasa masyarakat”,jelasnya.

Dalam tausiyahnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menerangkan tentang satus sebagai pembimbing sekaligus siswa tidak boleh dilupakan, apalagi seorang pembimbing yangg mendidik di lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah pada waktu yangg sama juga kudu menjadi murid.

“ Guru-guru Muhammadiyah di masa sekarang, di mana siswa alias santri di lembaga pendidikan Muhammadiyah bisa lebih sigap mengakses pengetahuan dari internet dan media sosial, pendidik tidak boleh menutup diri dengan pengetahuan baru. Oleh lantaran itu, pembimbing kudu terus senantiasa belajar. Tidak sebatas mendidik pengetahuan definisi-definisi melainkan kudu mendidik yangg melahirkan pemahaman,” kata Haedar.

Guru Besar Ilmu Sosiologi ini berpesan agar di era tsunami info yangg terjadi sekarang, pendidik di lembaga pendidikan Muhammadiyah kudu membuka diri untuk menerima ilmu-ilmu baru dari beragam arah.

Di pondok pesantren Muhammadiyah, kata Haedar, bisa dijadikan sebagai wadah untuk mengajarkan pendidikan agama. Namun juga tetap mengajarkan ilmu-ilmu umum lainnya sehingga melahirkan pendidikan integratif.

Manusia sebagai makhluk Allah SWT yangg dibekali logika dan hati kudu dimaksimalkan potensinya.  Sehingga tugas sebagai hamba dan khalifah di muka bumi bisa dilakukan oleh manusia.

“Syukur nikmat itu dengan langkah memaksimalkan yangg Allah berikan, termasuk mengurus dan mengelola bumi dengan baik, dan tidak merusak,” katanya.

Haedar Nashir menambahkan, Pendidikan integratif dan pemaksimalan potensi manusia  dasarnya dapat ditemukan dalam sejarah hidup Kiai Ahmad Dahlan. Praktik hidup yangg dilakukan oleh pendiri Muhammadiyah itu diharapkan Haedar bisa ditiru oleh para peserta didik di lembaga pendidikan Muhammadiyah. (Nur)


-->
Sumber sieradmu.com
sieradmu.com