Indonesia berada di titik yangg sangat krusial dalam perjalanan sejarahnya. Dengan potensi demografi yangg besar, kita mempunyai kesempatan emas untuk menciptakan Generasi Emas Indonesia ialah sebuah generasi yangg cerdas, sehat, berbudi pekerti kuat, dan siap bersaing di tingkat global.
Untuk mewujudkan perihal tersebut, tidak hanya dibutuhkan pendidikan yangg berkualitas, tetapi juga kebiasaan-kebiasaan positif yangg dibentuk sejak dini. Sebuah inisiatif strategis digulirkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dengan meluncurkan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
Kebiasaan tersebut meliputi bangun pagi, berdoa, berolahraga, makan sehat dan bergizi, doyan belajar, bermasyarakat, serta rehat cepat. Ketujuh perihal tersebut merupakan pondasi yangg kokoh untuk membentuk generasi unggul.
Berikut adalah strategi untuk mewujudkan kebiasaan-kebiasaan tersebut dalam kehidupan anak-anak Indonesia.
Pertama, Strategi Bangun Pagi: Membangun Disiplin Sejak Dini. Bangun pagi merupakan kebiasaan yangg mencerminkan kedisiplinan dan pengelolaan waktu yangg baik. Agar anak-anak Indonesia terbiasa bangun pagi, orang tua dan pendidik dapat menerapkan rutinitas tidur yangg teratur, mengatur waktu tidur yangg cukup setiap malam, dengan tidak ada aktivitas yangg mengganggu sebelum tidur agar anak bisa tidur lebih awal dan bangun pagi dengan segar.
Selain itu juga perlu diberikan contoh positif. Orang tua dan pembimbing kudu menjadi teladan dalam disiplin waktu. Anak-anak condong meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka. Lebih lanjut menyiapkan aktivitas menyenangkan di pagi hari.
Kedua, Strategi Beribadah: Menumbuhkan Karakter Spiritual. Beribadah bukan hanya tanggungjawab agama, tetapi juga pembentukan karakter spiritual yangg mendalam.
Strategi untuk pembiasaan anak-anak beragama adalah menciptakan suasana ibadah yangg menyenangkan baik di rumah maupun di sekolah, jadikan waktu ibadah sebagai aktivitas yangg penuh kedamaian, bukan sebagai beban. Juga melibatkan agar mereka merasakan pentingnya ibadah dalam kehidupan sehari-hari.
Serta mengajarkan nilai moral dalam beragama dengan mengedepankan nilai-nilai seperti rasa syukur, empati, dan kebaikan terhadap sesama yangg dapat diperoleh melalui ibadah.
Ketiga, Strategi Berolahraga: Membentuk Tubuh dan Pikiran yangg Sehat. Olahraga merupakan pembiasaan yangg mendukung kesehatan bentuk dan mental anak. Untuk mewujudkannya, orang tua dan pendidik dapat menyediakan akomodasi dan waktu untuk berolahraga. Sekolah dan lingkungan rumah kudu menyediakan waktu dan ruang bagi anak-anak untuk berolahraga, baik secara terstruktur maupun aktivitas bebas.
Mendorong olahraga yangg menyenangkan. Pilih jenis olahraga yangg disukai anak, baik itu sepak bola, berenang, bersepeda, alias aktivitas lainnya yangg membikin mereka senang, dan menjadikan olahraga sebagai kebiasaan keluarga. Dengan melibatkan seluruh personil family dalam aktivitas fisik, anak-anak bakal lebih termotivasi untuk berolahraga secara rutin.
Keempat, strategi Makan Sehat dan Bergizi. Meningkatkan Kesadaran Nutrisi
Generasi dahsyat didukung dengan pembiasaan makan sehat dan bergizi, strategi yangg bisa dilakukan adalah memberikan contoh pola makan sehat: Orang tua kudu menunjukkan kebiasaan makan yangg sehat, seperti mengonsumsi buah, sayuran, dan makanan bergizi lainnya.
Serta mengajarkan pentingnya makanan bergizi sejak dini. Memberikan pengetahuan kepada anak tentang faedah makanan sehat, seperti gimana makanan bergizi dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka, dan menyusun menu makan yangg menarik.
Kelima, Strategi Gemar Belajar: Menciptakan Lingkungan Belajar yangg Mendukung. Gemar belajar merupakan pembiasaan yangg kudu dibangun dengan rasa mau tahu yangg tinggi. Beberapa langkah strategis yangg dapat diterapkan adalah menyediakan lingkungan yangg mendukung belajar.
Pastikan anak mempunyai ruang yangg nyaman, tenang, dan bebas gangguan untuk belajar, baik di rumah maupun di sekolah. Menggunakan metode pembelajaran yangg menyenangkan. Sebab pembelajaran tidak kudu selalu formal. Berikan anak kesempatan untuk belajar melalui permainan, eksperimen, dan aktivitas imajinatif yangg merangsang rasa mau tahu mereka.
Serta memberikan penghargaan atas upaya belajar mereka. Menghargai setiap pencapaian mini yangg mereka raih, bukan hanya hasil akhir, untuk membangun motivasi mereka untuk terus belajar.
Keenam, Strategi Bermasyarakat: Mengembangkan Empati dan Kepedulian Sosial. Kebiasaan bermasyarakat mengajarkan anak-anak untuk peduli terhadap sesama dan lingkungan sekitar. Untuk mewujudkannya, langkah-langkah yangg dapat dilakukan antara lain mengajarkan nilai gotong royong dan kerjasama.
Menumbuhkan empati melalui cerita dan pengalaman. Cerita yangg mengandung nilai-nilai sosial dan kemanusiaan dapat membantu anak-anak memahami pentingnya empati dan membantu orang lain dan memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Ketujuh, Strategi Tidur Cepat: Meningkatkan Kualitas Istirahat. Tidur yangg cukup merupakan pembiasaan yangg kudu didorong untuk mendukung kesehatan dan pembelajaran anak. Beberapa strategi yangg dapat diterapkan adalah menerapkan rutinitas tidur yangg konsisten.
Mengurangi stimulasi sebelum tidur. Hindari penggunaan gadget alias aktivitas yangg dapat merangsang pikiran anak-anak menjelang waktu tidur, seperti menonton TV alias bermain video game dan menciptakan suasana tidur yangg nyaman: Pastikan anak tidur di lingkungan yangg nyaman, dengan suhu yangg ideal dan pencahayaan yangg sesuai.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, kita dapat memastikan bahwa anak-anak Indonesia membentuk kebiasaan yangg bakal mengarahkan mereka menuju generasi yangg cerdas, sehat, dan beradab pekerti. Melalui tujuh kebiasaan anak Indonesia dahsyat ini, kita bisa menyongsong Generasi Emas Indonesia yangg bisa bersaing di tingkat global, memberikan kontribusi positif bagi bangsa, dan menciptakan masa depan yangg lebih baik.
Penulis: Dr. Endang Suprapti, M.Pd. (Wakil Dekan 1 FKIP Universitas Muhammadiyah Surabaya)
8 bulan yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·