
YOGYA – Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah) memberikan tanggapan secara resmi terhadap tindakan unjuk rasa nan dilakukan oleh mahasiswa nan tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Madiun (BEM UMMAD).
Sebagaimana diketahui, sejumlah mahasiswa nan tergabung dalam BEM UMMAD melakukan demonstrasi di laman Kampus dengan sejumlah tuntutan
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyayangkan adanya tindakan unjuk rasa tersebut. Karena persoalan nan menjadi tuntutan para mahasiswa dalam unjuk rasa itu bisa didialogkan berbareng ketua universitas secara baik-baik lantaran ketua selalu terbuka terhadap aspirasi dari siapapun.

Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah sudah mempelajari semua tuntutan dan rumor nan berkembang dalam tindakan unjuk rasa mahasiswa UMMAD tersebut. Pimpinan Muhammadiyah juga sudah meminta laporan dari sejumlah pihak mengenai tindakan tersebut dan dari konklusi sementara, didapati bahwa tuntutan nan disampaikan pengunjuk rasa itu lebih banyak tidak adanya kesesuaian dengan kondisi dan perkembangan nan sebenarnya. Karena itulah PP Muhammadiyah membujuk semua pihak mengedepankan tabayyun alias dialog.
Demikian disampaikan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah dalam Konferensi Pers di Kantor Majelis Diktilitbang Yogyakarta pada Jumat (24/3) malam. Hadir dalam kesempatan itu Ketua PP Muhammadiyah Drs. A. Dahlan Rais, M.Hum., Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Khudzaifah Dimyati, Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Muhammadiyah Taufiq Nugroho, SH, MH serta Wakil Ketua PDM Madiun Warsito, S.Sos.
Melalui pernyataannya, Dahlan Rais menjelaskan sebelumnya Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah memang telah menunjuk Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sebagai universitas pembina di Universitas Muhammadiyah Madiun (UMMAD) Madiun. Termasuk menunjuk Rektor UMS, Prof Dr Sofyan Anif untuk memimpin sementara UMMAD.
“SK (Surat Keputusan) penugasan kepada UMS untuk membina UMMAD. Termasuk juga penugasan kepada Pak Rektor UMS sekaligus. nan dilakukan ialah memimpin, memperbaiki dan memajukan UMMAD. Saya lihat nan sudah dilakukan memperbaiki sarana prasarana, sistem organisasi dan pembelajaran,” ungkap Dahlan Rais.
Ditambah, dalam penugasan itu Rektor UMS tidak sendirian tetapi juga mengerahkan SDM (Sumber Daya Manusia) ke UMMAD untuk mempercepat perbaikan.
“Termasuk membawa pendanaan ke UMMAD dengan cukup besar. Jadi tidak betul jika dikatakan cari makan. Karena ini tugas besar dari PP Muhammadiyah. Sekali lagi ini tugas pembenahan, memastikan jalannya organisasi itu dengan baik. Pembangunan bentuk sudah banyak berubah. Bukan untuk bermaksud apa-apa, semata-mata melaksanakan tugas PP memajukan UMMAD. Ini seumpama legan golek momongan. Meski momongannya itu dari penugasan PP,” tambah Dahlan Rais.
PP Muhammadiyah memberikan tugas ke UMS tidak sekali ini saja, tetapi sudah dua kali untuk melakukan pembinaan kepada Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah nan butuh pembinaan.
“Yang pertama itu mendirikan UMKT (Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur) dan Alhamdulillah berkembang sangat bagus sekarang,” ujar Dahlan.
Menurutnya, dalam catatan PP Muhammadiyah, Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) terbagi dalam tiga kategori. Yaitu, perguruan tinggi nan pesat dalam berkembang, lampau perguruan tinggi nan lambat dalam berkembang dan ketiga perguruan tinggi nan condong stagnan alias redup.
“Ada 174 PTMA, kategorinya beda-beda. UMMAD ini masuk dalam kategori stagnan alias redup. Maka butuh pembinaan agar sigap dilakukan pembinaan sehingga bisa sigap berkembang dengan baik,” katanya.
Senada dengan Dahlan Rais, Khudzaifah Dimyati menambahkan pihak Majelis Diktilitbang menilai telah banyak nan dilakukan kepemimpinan baru Rektor UMMAD, ialah pada aspek Sumber Daya Manusia (SDM), Sarana dan Prasarana, Sistem Administrasi Organisasi dan pembenahan pembenahan lain.
Bahkan sejumlah pihak juga mengakui pergantian kepemimpinan nan dilakukan oleh Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah memberikan akibat nan positif untuk kemajuan Universitas Muhammadiyah Madiun (UMMAD). Oleh lantaran itu, Diktilitbang bakal tetap mempertahankan manajemen baru di UMMAD sesuai surat keputusan nan telah ditetapkan sebelumnya.
Sementara itu, Wakil Ketua PDM Kota Madiun Warsito, S.Sos menuturkan jika setelah kepemimpinan sekarang, UMMAD dipandang mengalami progres nan baik dipandang dari segi sarana dan prasarana kampus. “Intinya dari bentuk dan sarpras menunjukkan perubahan nan luar biasa dan itu diakui masyarakat madiun dan mahasiswa, ” ujarnya
Ia juga menuturkan sistem finansial pada periode kepemimpinan Prof. Sofyan Anif dirasa cukup baik, dikarenakan sebelumnya belum pernah ada sistem berangkaian tentang keuangan. Bahkan Warsito cukup optimis UMMAD ini bakal mengalami kemajuan untuk ke depannya.
“UMMAD bakal maju dan berkembang dengan kepemimpinan sekarang lantaran lebih tertata,” katanya.
Kemudian, Wariyatun, S.Sos., MAAPD, selaku Dosen Ilmu Kesejahteraan Sosial UMMAD menuturkan adanya perubahan nan relatif sigap ke arah perbaikan dan kemajuan di bawah kepemimpinan nan baru. “Sejak 2020 sampai detik ini saya merasakan betul UMMAD mengalami perubahan nan sigap dengan manajemen baru, ” katanya.
Dia menambahkan perubahan nan signifikan terlihat dari segi prasarana maupun suprastruktur dan juga mencatat beberapa poin perubahan nan terjadi setelah manajemen baru. Adapun, dari segi prasarana UMMAD sekarang telah tertata baik dari gedung, ruang dosen, maupun sarana dan prasarana belajar di kelas. “Perubahan dari aspek prasarana sangat kelihatan, ” lanjut Wariyatun.
Dari segi suprastruktur Wariyatun mencatat terjadi perubahan pada sistem. Sistem finansial nan dulunya manual sekarang telah dibuat sistem administrasi, sehingga terdapat transparansi dalam aspek keuangan.
“Dari aspek SDM juga mengalami perubahan, nan sekarang terdapat tes dan rekrutmen nan jelas dan sistematis, serta penempatan pengajar disesuaikan dengan bagian ilmunya dan jumlah pengajar disesuaikan dengan rasio mahasiswa. Saya memandang kawan pengajar sekarang semangat,” jelasnya..
Selain itu, dari segi akademik terdapat sistem Siakad nan bakal membantu mahasiswa dalam melangsungkan aktivitas akademik. Dari segi penelitian dan pengabdian masyarakat sekarang sudah terdapat kejelasan sistem dengan dibentuknya Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dan dibentuknya sistem BIMA, nan memungkinkan pengajar dapat dengan mudah mengunggah proposal penelitian. “Kemarin antusiasme pengajar tinggi, sehingga ada 30-40 proposal masuk, ” ujarnya di samping menyoroti adanya transparansi, partisipatif, akuntabel, dan distributif di UMMAD saat ini.
Ketua LBH PP Muhammadiyah, Taufiq Nugroho menambahkan jika pihaknya menghargai segala aspirasi mahasiswa. Namun dia mengingatkan, aspirasi nan disampaikan kudu dengan baik dan informasinya kudu akurat.
“Sehingga tidak menjurus fitnah. Kalau info itu mengandung fitnah, tentu bakal bisa masuk tanah delik pidana,” pungkas Taufiq.
Taufiq menuturkan pihaknya bakal mendalami video nan tersebar di media, dan merekomendasikan kepada pihak UMMAD untuk membentuk tim etik guna menangani persoalan tersebut. “Namun ketika kelak kita panggil dan nyatanya tidak betul dan tetep terus menyebarkan info tidak benar, kami bakal lakukan tindakan hukum, ” ujar Taufiq. (*)
Berita ini diterima mediamu.id dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah
English (US) ·
Indonesian (ID) ·