Sampaikan Keutamaan Akal bagi Manusia, Miftah Khilmi: Inilah Keistimewaan Manusia - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 7 bulan yang lalu

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Bulan Ramadan menjadi salah satu wadah umat Islam untuk mempertajam potensi manusia yangg diberikan oleh Allah ialah logika dengan belajar dan memperdalam pengetahuan agama. Pada serial kajian Menjelang Berbuka Puasa yangg ke-4 Ramadan di Kampus UAD, dalam kesempatan yangg berbahagia ini diisi oleh Kepala Pusat Tarjih Muhammadiyah UAD ialah Miftah Khilmi Hidayatullah, dengan membawakan tema “Kedudukan logika dalam Al-Qur’an”.

Miftah sampaikan bahwa tema ini suatu perihal yangg krusial untuk dikaji,  lantaran di al-Qur’an itu beberapa kali dapat ditemukan ada kalimat istifham ingkari (pertanyaan yangg tidak membuthkan jawaban). Seperti Afala Ta’qilun, “Memang kita sebagai manusia tampaknya diminta menggunakan logika yangg memang telah diberikan oleh Allah. Robb itu yangg menciptakanNya, memelihara penciptaaannya, artinya menetapkan ketetapan pada ciptaanNya dan kelak yangg akhirnya menghancurkan alam semesta” terangnya.

Miftah mengingatkan kembali kisah nabi Adam selaku manusia pertama yangg Allah mengajarkan pengetahuan kepada manusia, dan manusia mempunyai potensi menerima pengetahuan dan merekam pengetahuan tersebut dengan lancar. Dan Allah memerintahkan kepada semua makhluk untuk sujud kepada nabi Adam As selain Iblis yangg membangkang. “Inilah kejadian ghaib yangg terjadi yangg tidak bakal pernah kita ketahui selain dari nash al-Qur’an. Dan kita beragama dengan perihal ini,” jelasnya.

Ada pengetahuan yangg tidak perlu memerlukan pembuktian empiris(Apriori), dan itu dikuasai oleh para mahir pengetahuan kalam, filsuf, mantiq, apalagi mahir matematika juga menguasai pengetahuan tersebut. Ilmu Apriori ialah pengetahuan yangg mencari aksioma dan tidak memerlukan pembuktian empiris.

Baca Juga: Optimalisasi Pembelajaran di Bulan Ramadan

Miftah sampaikan keistimewaan pengetahuan dapat diperoleh dengan akal. Dan logika itu berbeda dengan otak. “Inilah keistimewaan kita manusia. Karena saking istimewanya manusia ini, manusia tidak boleh minta tolong pada makhluk lain dalam perihal ini jin. Ketika manusia minta tolong kepada hantu maka tidak bakal bertambah selain kesesatan,” terangnya.

Umat Islam tertinggal dengan umat yangg lain, lantaran tidak mempunyai kesadaran mengenai perihal ini. dapat dilihat, bahwa masyarakat Barat sudah berebut ruang angkasa. Seperti China membangun ruang angkasa. Dan semua itu lantaran ilmu. Dalam tafsir at-Tanwir berangkaian dengan tafsir ar-Rahman ialah nama Allah yangg memberikan rahmat tanpa pemisah kepada seluruh makhluk-Nya tapi hanya sedikit. Dan Allah juga memberikan potensi logika itu seluruh manusia, maka siapa yangg banyak menggunakan logika maka bakal banyak pengetahuan yangg didapatkan.

Al-Ashfahani membagi logika menjadi 2 bagian, ialah pertama bahwa potensi objektif yangg dimiliki manusia untuk menerima pengetahuan (Q.S. Al-Baqarah: 164). Dan pemahaman yangg mengantarkan manusia kepada kebenaran (Q.S. Al-Baqarah: 171). Allah SWT memberikan perumpamaan model manusia dalam menggunakan logika (Q.S. Al-Baqarah: 26-27)

Dalam akhir kajian, Miftah membujuk jamaah untuk merenungi bahwa hebatnya logika manusia itu bisa membikin logika tiruan. Seperti AI yangg diciptakan oleh manusia. Maka sebagai posisi umat Islam, kita ada disebelah mana di antara manusia yangg telah menggunakan logika tersebut? (Fina Dwi)-lsz

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id