SLEMAN – Menyambut Bulan Ramadhan 1444 H, Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar Pembekalan Mubaligh Hijrah pada tanggal 19 – 21 Maret 2023, di Asrama Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Pembukaan berjalan pada Ahad (19/3) dan selanjutnya para Mubaligh Hijrah diterjunkan ke letak pada Selasa (21/3).
Mubaligh Hijrah ini merupakan agenda tahunan nan rutin diselenggarakan oleh Majelis Tabligh PWM DIY. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan para mubaligh bagian dan ranting di pedalaman, tepatnya di luar Kota Yogyakarta, seperti Gunungkidul, Kulonprogo, Bantul, dan sebagian mini Sleman.
“Yang kita kirim ini adalah mubaligh muda dari PUTM, PTMA, Pesantren, Ortom,” kata Sekretaris Majelis Tabligh PWM DIY Nurul Satria Abdi, S.H., M.H. kepada mediamu.id.
Satria menambahkan, peserta nan terdata sebanyak 271 orang, terdiri dari 83 mubaligh dan 188 mubalighat. Ada nan berasal dari PUTM, UAD, UNISA, Pesantren Asy-Syifa, Darul Ulum, Al Manar, Al Murtadlo, PAY Dhuafa Mafaza, IKMMY.
“Ada juga peserta dari UMY, namun sifatnya lebih koordinatif. Artinya, tidak diserahkan seluruhnya ke Majelis Tabligh. Konsep mereka dalam corak KKN dengan penempatan di Kulonprogo, dan sebagian di Minggir dan Cangkringan,” lanjut Satria.
Diadakannya Mubaligh Hijrah tentunya untuk memenuhi kebutuhan mubaligh di wilayah sampai ranting serta memberdayakan jamaah dan mubaligh muda agar mengerti tentang tantangan dakwah di pedalaman. Mubaligh Hijrah bisa menjadi pembelajaran bagi mubaligh muda agar bisa belajar berbareng masyarakat, tidak hanya di ruang kelas saja sehingga bisa tahu tantangan sejati dakwah Muhammadiyah itu apa saja.
Karena itulah Majelis Tabligh PWM DIY memberikan pembekalan sebelum mubaligh diterjunkan. Tidak hanya itu, pada saat penyelenggaraan juga diberikan tugas pemetaan dakwah dan juga literatur nan dibutuhkan.
“Mumpung ini momentum Ramadhan, kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Di samping juga memberikan kebutuhan konsumsi dan transportasi selama di letak bekerjasama dengan cabang-ranting dan takmir masjid setempat,” ujar Satria.
Melalui Mubaligh Hijrah ini, Majelis Tabligh mau agar bisa mendesain, menyiapkan, dan mematangkan mubaligh muda Muhammadiyah dengan memberikan pengalaman selama satu bulan Ramadhan ini untuk mereka bisa mematangkan diri sebagai mubaligh. Sehingga, mubaligh muda ini tidak kaget pada saat sudah menjadi mubaligh nan sesungguhnya.
Maka sebelum diterjunkan, dua hari sebelum Ramadhan tahun ini, Majelis Tabligh PWM DIY memberikan pembekalan dalam perihal akidah, akhlak, fiqih ramadhan, zakat, metode dan tata langkah memakmurkan masjid. Hingga nan tak kalah pentingnya, menguatkan kembali perihal – perihal nan berasosiasi dengan peta dakwah di samping juga penguatan tahsin dan sebagainya.
Adapun, selama penugasan, para mubaligh didampingi oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah melalui Cabang dan Ranting setempat. Tidak hanya itu, Majelis Tabligh PWM DIY juga bakal memonitori para mubaligh secara langsung pada tanggal 7 dan 14 sampai penarikan tanggal 25 Ramadhan 1444 H.
“Monitoring dilakukan secara berjenjang dari wilayah hingga ranting,” imbuh Satria.
Saat di lokasi, para mubaligh hijrah melakukan banyak perihal selama bertugas. Terutama untuk melaksanakan fungsinya sebagai mubaligh, seperti mengisi kajian ramadhan sebelum berbuka, kultum tarawih dan ba’da Subuh.
Untuk mubaligh bisa memimpin shalat fardhu dan tarawih. Sedangkan mubalighat didorong agar bisa memberdayakan jamaah putri agar bisa menjadi pemimpin di jamaah putri. Para mubaligh juga bisa memberikan pembinaan baca tulis Al Qur’an bagi anak dan remaja serta nan membutuhkan.
“Berbahagialah bagi nan mengikuti mubaligh hijrah ini untuk dikirim ke bagian dan ranting, lantaran dengan hadirnya mereka bakal menggembirakan dan mencerahkan masyarakat di sana, wabil unik penduduk persyarikatan dan menguatkan visi dari mubaligh kita,” tukas Satria di akhir wawancara.
Sebelumnya, Dr. Yayan Suryana, M.Ag. selaku Wakil Ketua PWM DIY pada pembukaan menyampaikan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi dakwah. Sebagai organisasi dakwah, tentunya kudu mengambil peran tersebut, salah satunya memberdayakan para mubaligh muda sebagai bagian dari proses penguatan Muhammadiyah sebagai aktivitas dakwah amar ma’ruf nahi munkar dengan visi tajdid. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah