Ridwan Furqoni: PHIWM Harus Jadi Kajian Rutin - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 2 tahun yang lalu

SLEMAN – Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Ridwan Furqoni, S.Pd.I., M.P.I. meminta kepada penduduk persyarikatan agar menjadikan rumusan nan dikeluarkan oleh Muhammadiyah menjadi salah satu pedoman dalam berorganisasi maupun beraktivitas sehari-hari.

Hal ini disampaikan olehnya saat menjadi narasumber dalam Baitul Arqam Guru dan Karyawan SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta di Gedung Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) DIY, pada Ahad (19/3). Salah satu rumusan nan dimaksud oleh Ridwan ialah Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah alias PHIWM.

PHIWM itu sendiri adalah seperangkat nilai dan norma Islami nan berasal Al-Quran dan Sunnah menjadi pola bagi tingkah laku penduduk Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sehingga tercermin kepribadian Islami menuju terwujudnya masyarakat utama nan diridhai Allah SWT.

“Menurut saya, PHIWM adalah pedoman praktis nan berkarakter aplikatif untuk jamaah Muhammadiyah menjalankan Islam. Di dalamnya terdiri banyak aspek, mulai dari pribadi, keluarga, rumah tangga, masyarakat, kebaikan usaha, dan lain sebagainya,” kata Ridwan.

PHIWM dirumuskan pada Muktamar ke-44 Muhammadiyah di Jakarta tahun 2000 di mana sebelumnya merupakan petunjuk Tanwir Jakarta tahun 1992. Muhammadiyah untuk merespons situasi perubahan sosial politik nasional nan penuh dinamika. Perubahan itu berupa alam pikiran nan condong pragmatis (berorientasi pada nilai guna semata), materialistis (berorientasi pada kepentingan materi semata), dan hedonistis (berorientasi pada pemenuhan kesenangan duniawi) nan menumbuhkan budaya inderawi (kebudayaan duniawi sekuler).

Dalam rumusannya, PHIWM mengandung rumusan pokok alias prinsip dalam referensi nilai dan norma nan berkarakter multiperspektif untuk membentuk keluhuran dan kemuliaan ruhani serta tindakan. Selain itu  berkarakter aktual, ideal, memberikan arah bagi tindakan perseorangan maupun kolektif nan berkarakter keteladanan, mengandung aliran dan pesan nan membuahkan kesalihan, serta berkarakter taisir alias pedoman nan mudah dipahami dan diamalkan.

Oleh lantaran Itu, PHIWM kudu menjadi sesuatu nan dipedomani oleh penduduk persyarikatan. Bahkan, sebaiknya setiap AUM wajib mengkajinya satu persatu dan dilakukan secara rutin. Sebab, menurut Ridwan, jika hanya lewat media sosial, grup WhatsApp, dan semacamnya, hanya sebatas rangkuman saja dan tidak mendalam.

“Maka dari itu, PHIWM ini kudu menjadi kajian rutin. Saya berambisi setiap AUM, cabang, dan ranting ada kajian PHIWM satu persatu dan dilaksanakan secara berkelanjutan,” minta Ridwan. (*)


Wartawan: Dzikril Firmansyah

-->
Sumber mediamu.id
mediamu.id