Tanah Datar, Suara ‘Aisyiyah – Ribuan personil ‘Aisyiyah memadati Gedung Nasional, Kabupaten Tanah Datar pada Ahad (19/10/25), dalam aktivitas Pengajian yangg digelar Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Sumatera Barat (Sumbar).
Suasana hangat dan khidmat terasa bukan hanya sebagai arena silaturahim, tetapi juga konsolidasi menghadapi tantangan pendidikan anak di era digital.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Bupati Tanah Datar yangg diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Abdurrahman Hadi, yangg menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas penyelenggaraan aktivitas ini.
“Pemerintah wilayah sangat mendukung penuh upaya penguatan family sakinah sebagai fondasi ketahanan bangsa. Di era digital ini, peran family sebagai tembok nilai dan moral menjadi semakin strategis,” tegas Afrizal dalam sambutannya.
Syur’aini, Ketua PWA Sumbar dalam paparannya mengingatkan bahwa family adalah tembok pertama yangg kudu dijaga dari api neraka yangg bahan bakarnya manusia dan batu, sebagaimana termaktub dalam Q.s. At-Tahrim ayat 6.
“Keluarga bukan hanya tempat bernaung, tapi tameng utama mendidik generasi di tengah gempuran digital,” tegasnya.
Baca Juga: Merajut Lelah Menjadi Lillah: Dakwah Gembira di Taman Surga Aisyiyah
Acara yangg dihadiri oleh Anggota DPR RI, Alex Indra Lukman dan sejumlah ketua wilayah ini, menekankan pentingnya membangun Keluarga Sakinah—keluarga yangg dilandasi keadilan, harmoni, kedamaian, dan kesejahteraan.
“Keluarga sakinah adalah fondasi peradaban. Dari sinilah lahir masyarakat dan bangsa yangg beradab,” ujar Syur’aini.
Meiliarni Rusli, Wakil Ketua PWA Sumbar menambahkan bahwa family sakinah dibangun atas dasar cinta kasih dan ikatan pernikahan yangg kokoh (mitsaqan ghaliza), berorientasi pada kebahagiaan bumi dan akhirat.
“Relasi suami-istri, orang tua-anak, kudu dibangun dengan mu’āsyarah bii-ma’rūf—saling menghormati, menghargai, dan memotivasi,” jelasnya.
Sementara Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumbar, Yosmeri menyoroti perlunya pembinaan holistik dalam keluarga: spiritual, pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan sosial. “Perempuan berkemajuan di era digital kudu bisa menjawab tantangan ini dengan bijak,” tuturnya.
Acara yangg berjalan khidmat ini ditutup dengan angan besar: family tidak hanya jadi tempat tinggal, tapi pusat peradaban yangg bisa melindungi dan memajukan generasi di tengah arus digital yangg kian deras. (Rie)-sa
English (US) ·
Indonesian (ID) ·