Raudhah: Penawar Kerinduan Pada Rasulullah - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Makkah-Suara ‘Aisyiyah. Dukhul! (Masuk). Petugas bersuara keras. Jemaah maupun petugas yangg sudah berjejer antri dari sekitar bab (pintu) 360 masjid Nabawi pun segera masuk ke pintu Raudhah.

Derap kaki yangg bergegas terdengar seiring membaurnya jemaah mencari barisan antrian. Petugas wanita berbaju hitam, mengunakan rompi warna coklat, berkerudung dan berjubah hitam tampak mengatur barisan. “One line”, teriaknya meminta jemaah berbanjar rapi.

Sembari menunggu petunjuk untuk maju ke bagian raudhah,  ada saja yangg dilakukan jemaah. Ada yangg mengambil mushaf quran dari rak dan membacanya alias membaca Quran dari hmdphone. Ada juga yangg bershalawat.

Ada yangg berdoa. Namun ada pula yangg berupaya menelfon family sekadar mengabarkan sedang berada di Raudhah dan bersiap untuk berdoa.

Saat tiba giliran memasuki Raudhah, semua bergegas mencari tempat dan melakukan shalat. Usia shalat, doa-doa pun dipanjatkan di tempat mustajab sembari tak lupa meminta syafaatnya.

….

Raudhah banyak menjadi tujuan para jemaah haji maupun umrah saat berada di Madinah. Ia dikenal sebagai tempat yangg mustajab bagi doa-doa yangg dipanjatkan.

Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda: ‘’Di antara rumahku dengan mimbarku adalah Raudah (taman) di antara taman-taman surga.’’ (H.r. Bukhari)

Raudhah, sebagaimana disebutkan dalam Hadis tersebut, merupakan sebuah tempat di antara rumah Rasul (rumah ‘Aisyiyah yangg sekarang menjadi makam Rasulullah) dengan mimbar nabi yangg berada di area masjid nabawi.

Rasul pun menyebutnya sebagai taman surga. Luas Raudah membentang dari arah timur ke barat sepanjang 22 meter dan dari utara ke selatan 15 meter.

Kini, untuk masuk ke Raudhah, jemaah kudu menggunakan aplikasi nusuk alias tasreh rombongan. Jemaah pun tidak lagi bisa masuk setiap waktu lantaran terbatas hanya sekali dalam setahun.

Lantunan shalawat tak henti diucapkan sejak berangkat dari hotel, sepanjang jalan, hingga berada di area Raudhah. Shalawat pada kekasih Allah, Muhammad saw.

Saat menanti antrian masuk Raudhah, kita bisa merasakan ribuan jemaah serasa tak sabar bakal ‘bertemu’ dengan Muhammad kekasih Allah. Getar rasa ini seakan menunjukkan begini lah selayaknya umat Islam kudu mencintai dan merindukan nabinya.

Mencintainya dengan mengikuti sunnahnya dan melanjutkan estafeta dakwahnya. Muhammad yaa rasulullah.

Tantangan dakwah rasulullah pun bisa kita rasakan sepanjang perjalanan di Makkah dan Madinah lantaran emaah tidak jarang mengunjungi beberapa situs krusial sejarah nabi, mulai terjalnya gua Hira, jabal uhud, masjid Quba, hingga letak perang Badr.

Itu semua mengingatkan kita pada luar biasanya perjuangan dakwah Muhammad dan para sahabat mensyiarkan Islam. Lagi-lagi penuh kagum dan kagum pada baginda Rasul. Tak heran, Raudhah adalah penawar kerinduan pada Muhammad, sang habiballah. (hajar ns)

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id