PWMJATENG.COM, Jepara – Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Jepara menggelar rapat koordinasi (rakor) yangg diikuti para pendidik dari seluruh Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Kegiatan ini melibatkan pembimbing dan kepala sekolah dari beragam jenjang, mulai SD/MI, SMP/MTs, hingga SMA/SMK/MA Muhammadiyah.
Acara tersebut berjalan pada Selasa (30/9/2025) bertepatan dengan 7 Rabiul Akhir 1447 Hijriah. Rakor dimulai pukul 09.00 WIB di ruang kelas VII SMP Muhammadiyah Keling, Kabupaten Jepara. Suasana hangat tampak mewarnai pertemuan yangg dikemas sebagai wadah silaturahmi sekaligus penguatan semangat dalam mengelola AUM.
Kepala SMP Muhammadiyah Keling, Siti Nurhidayah, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya rakor tersebut. Ia mengaku aktivitas itu sangat membantu kepala sekolah dalam menjalankan peran strategis di lembaga pendidikan.
“Dengan adanya rakor FGM, kami mendapatkan siraman rohani, info tentang kebijakan regulasi, serta perkembangan bumi pendidikan secara umum,” terang Siti.
Menurutnya, forum ini bukan sekadar rapat koordinasi, tetapi juga ruang untuk mempererat persaudaraan antarkepala sekolah Muhammadiyah di Jepara. “Rakor FGM menjadi arena silaturahmi yangg menguatkan hubungan, sekaligus tempat berbagi pengalaman dalam pengelolaan AUM,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jepara melalui Majelis Dikdasmen juga memberikan sambutan. Sajiman, perwakilan Dikdasmen PDM Jepara, menegaskan arah prioritas program pendidikan Muhammadiyah di wilayah tersebut.
Baca juga, Brand ID Milad ke-113
“Kita saat ini konsentrasi pada program yangg menjadi prioritas Dikdasmen PDM Jepara. Sekolah-sekolah yangg telah memperoleh kesempatan peningkatan mutu pendidikan kudu merujuk pada grafitalisasi,” ujar Sajiman.
Ia menekankan bahwa peningkatan kualitas pendidikan menjadi sasaran utama yangg perlu diikuti semua sekolah Muhammadiyah, agar bisa bersaing dalam bumi pendidikan yangg semakin kompetitif.

Sementara itu, Ketua FGM Jepara, Choiruzaed, mengingatkan pentingnya sekolah Muhammadiyah mempunyai karakter unik alias branding yangg kuat. Menurutnya, identitas ini bakal menjadi pembeda sekaligus pendorong kemajuan masing-masing AUM.
“Sekolah kita kudu mempunyai karakter alias branding dalam perubahan dan perkembangan AUM masing-masing. Dengan begitu, lembaga pendidikan bisa tetap melangkah sesuai keahlian dan karakter sekolah itu sendiri,” jelas Choiruzaed.
Ia juga menekankan bahwa branding sekolah kudu diiringi perubahan pola pikir seluruh komponen yangg terlibat di dalamnya. Choiruzaed merinci tiga langkah krusial menuju perubahan lebih baik, ialah penguatan karakter sekolah, perubahan mindset, dan pembuatan program yangg memungkinkan partisipasi aktif dalam organisasi.
“Ketiga perihal ini perlu dijalankan berbareng agar sekolah Muhammadiyah di Jepara semakin maju dan berkekuatan saing,” pungkasnya.
Kontributor : Kusnitah
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
Jumlah Pengunjung : 79
3 minggu yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·