Rakernas II Majelis Tabligh, Bangun Tata Kelola Dakwah dan Kemasjidan
INFOMU.CO | Malang – Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah bakal menyelenggarakan Rakernas II di Kusuma Agrowisata Resort & Convention Batu-Malang, Jawa Timur, Jum’at – Ahad (24-26/10). Rakernas II ini mengusung tema “Masjid Berkemajuan sebagai Pusat Gerakan Ilmu, Dakwah, dan Kesejahteraan Umat.”
Rakernas II ini bakal diikuti oleh seluruh perwakilan Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah se-Indonesia. perwakilan Majelis Tabligh dan Ketarjihan PP ‘Aisyiyah, perwakilan Lembaga Dakwah Komunitas PP Muhammadiyah, Perwakilan LAZISMU dan perwakilan LPCRPM PP Muhammadiyah serta perwakilan dari bagian dakwah seluruh ORTOM.
Dr Waluyo, Lc, MA, selaku ketua panitia mengungkapkan bahwa ada sejumlah Menteri, Pejabat kepresidenan dan para master yangg bakal datang untuk memberikan kontribusi pemikirannya dalam gelaran akbar tersebut, di antaranya, Ketua PP Muhammadiyah Dr KH Saad Ibrahim, MA, Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia Bidang Ekonomi dan Perbankan H Setiawan Ichlas, Menteri Koperasi Dr Ferry Joko Juliantono, SE, Ak, MSi, Ulama’ Muda sekaligus Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Dr (HC) KH Adi Hidayat, Lc, MA, PhD, Wali Kota Batu-Malang H Nurochman, SH, MH, Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah KH Fathurrahman Kamal, Lc, MSI, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah Dr H Tafsir, MAg dan praktisi kemasjidan H Soetrimo.
Dalam paparannya, Waluyo menjelaskan bahwa secara umum, program-program Majelis Tabligh 2022-2027 sepenuhnya merujuk pada visi Muhammadiyah 2022-2027, Kebijakan Program Muhammadiyah 2022-2027, Program Umum dan Program Prioritas Muhammadiyah 2022-2027. Selain itu, Merujuk pula kepada Isu-isu Strategis Keumatan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan Universal serta Risalah Islam Berkemajuan yangg telah ditanfidzkan oleh PP Muhammadiyah.
Lebih lanjut Waluyo menjelaskan, bahwa salah satu persoalan mendasar adalah persoalan tata kelola dakwah dan kemasjidan di lingkungan Muhammadiyah. Tidak dapat dipungkiri, banyak masjid dan musala Muhammadiyah di beragam wilayah yangg belum optimal berupaya menjadi pusat ibadah, dakwah, pendidikan, dan pemberdayaan sosial. Sebagian besar masjid mengalami stagnasi fungsi, terbatas pada rutinitas ibadah umum tanpa diimbangi dengan aktivitas sosial, ekonomi, dan kultural yangg dapat memperkokoh posisi masjid sebagai episentrum peradaban umat. Masalah –masalah itu muncul lantaran lemahnya manajemen Masjid dan musala Muhammadiyah.
Menghadapi persoalan tersebut, Majelis Tabligh PP Muhammadiyah telah menerbitkan ketentuan tentang Masjid dan mubaligh yangg bakal dijadikan pedoman bagi Majelis Tabligh di setiap tingkatan dalam menyelenggarakan tata Kelola Dakwah dan kemasjidan. Ketentuan ini lahir sebagai petunjuk Muktamar ke-48 di Solo mengamanahkan Majelis Tabligh untuk melakukan tata Kelola dakwah yangg terstandar dan terintegrasi dengan tata Kelola Masjid. Amanat Muktamar tersebut juga menerbitkan Pedoman PP Muhammadiyah tentang Masjid dan Mushola pada tahun 2022 oleh PP Muhammadiyah.
Waluyo melanjutkan, Rakernas II Majelis Tabligh ini bakal langsung berbincang dan menyepakati program-program teknis untuk mewujudkan tata Kelola Dakwah dan tata Kelola kemasjidan guna mencipta perdaban Islam yangg sebenar-benarnya. Program-program teknis tersebut nantinya bakal terefleksikan dalam beberapa aski dan Gerakan seperti; Gerakan Kemasjidan, Gerakan Pendataan dan Pemetaan Dakwah Muhammadiyah, Gerakan Kaderisasi Mubaligh dan Manajemen Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM), Gerakan sertifikasi Mubaligh dan Registrasi Masjid dan Mushola Muhammadiyah.
“Gerakan kemasjidan bakal dimulai dengan Sosialisasi Pedoman dan Ketentuan kemasjidan sampai tingkat cabang, Pendirian Lembaga Pendidikan Al Qur’an dan Madrasah Diniyah Takmiliyah Muhammadiyah berbasis Masjid secara serentak, serta bakal digalakkan Pendidikan dan training Kemasjidan,” imbuh Waluyo.
Terkait Kaderisasi mubaligh, Waluyo mengatakan bahwa selama ini Gerakan kaderisasi mubaligh sudah melangkah di nyaris seluruh tingkatan dengan dihadirinya training dan Pendidikan mubaligh secara masif, mengirimkan puluhan kader Ulama ke LIBIA dengan program Beasiswa.
Dengan momentum rakernas II ini bakal dilanjutkan dengan Gerakan manajemen mubaligh secara profesional. Mubaligh Muhammadiyah yangg sudah lulus training bakal mengikuti sertifikasi mubaligh untuk mendapatkan legalitas umum sebagai mubaligh Muhammadiyah. Wujud integrasinya dengan masjid adalah bahwa mubaligh yangg sudah sertifikasi itulah yangg bakal menjadi penceramah dan pengajar serta pemimpin di masjid dan musala Muhammadiyah.
“Rakernas II juga bakal meluncurkan sistem pendataan tabligh Muhammadiyah (SITAMA) ialah sistem yangg sudah dipersiapkan oleh Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk menghadirkan info dakwah nasional yangg komprehensif, terintegrasi, dan berbasis teknologi informasi, terutama mengenai info masjid, mubaligh, pengajian, dan Taman Pendidikan al Qur’an serta Madrasah Diniyah Takmiliyah Muhammadiyah di seluruh Indonesia, termasuk proses sertifikasi Mubaligh,” pungkas Waluyo. (muhammadiyah.or.id)
3 hari yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·