Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Plataran Masjid Gede Kauman sudah terlihat penuh gegap gempita sejak pukul enam pagi. Lokasi tersebut menjadi tempat terlaksananya agenda Puncak Milad ke-96 Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA) pada Sabtu (6/7) yangg dimulai dengan aktivitas Fun Walk yangg diikuti oleh lebih dari 1000 peserta.
Di tengah beragam kemeriahan, terdapat jejeran stan-stan yangg sebagian diantaranya diisi oleh Badan Usaha dan Amal Nasyiatul ‘Aisyiyah (BUANA) dari beragam penjuru tanah air. BUANA ini mewadahi banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) milik kader-kader Nasyiah.
Para kader BUANA tersebut menyajikan bermacam dagangan menarik. Salah satunya, Pimpinan Daerah NA (PDNA) Wonosobo yangg menjajakan beragam dagangan mulai dari pangan hingga sandang, termasuk peralatan kebutuhan sehari-hari, seperti Carica, keripik klothok, sabun cuci, dan lain-lain. “Katering, jenis sabun, oleh-oleh unik Wonosobo, sama jenis pengharum ruangan,” jelas Sylmi Pramiana, Ketua Departemen Ekonomi dan Kewirausahaan PDNA Wonosobo, menyebut satu persatu isi stannya.
Dibersamai dua rekannya, Rakhma dan Khabiba, Sylmi bercerita, “Karena kita juga merintis biar yangg lain juga ikut semangat. Jadi, mulai dari kita dulu kudu memberi contoh. Kebetulan lantaran basic-nya kita memang pedagang ya, business girls.” Dengan begitu, menurutnya, upaya ekonomi yangg mereka jalankan ini bisa menjadi salah satu syiar bagi Nasyiah.
Ia sendiri mempunyai upaya dengan nama Toko Somol yangg menjajakan dagangan seperti sabun, pewangi, pembersih ruangan, dan semacamnya. Dimulai sejak 2016, dia membangun upaya usaha yangg bermulai dari sebuah tugas sekolah yangg kemudian diteruskannya secara serius. Hasil upaya pada aktivitas Milad NA tersebut juga bakal diberikan untuk internal PDNA nantinya. “Walaupun itu duit untuk organisasi, tapi kita tetap tulus lillahita’ala,” ungkap Sylmi.
Baca Juga: Pentingnya Mengelola Anggaran Rumah Tangga
Tidak hanya itu, stan lain yangg ikut memamerkan dagangan adalah PDNA Gunung Kidul. BUANA yangg satu ini mempunyai nama unik untuk jaringan para kader pedagangnya dengan JASMINA (Jaringan Bisnis Milik NA). Eli Khorifah, Ketua Departemen Ekonomi PDNA Gunung Kidul yangg juga menjadi Ketua JASMINA, menjelaskan, “Yang kami bawa di stan ini adalah UMKM-nya teman-teman yangg berasosiasi di NA Gunung Kidul.” Mereka ada yangg menjadi produsen maupun re-seller yangg menjajakan dagangan seperti donat, teh telang, aksesoris, batik, eco-print, dan tetap banyak lagi.
Meskipun baru dibentuk pada Oktober 2023, jaringan ini telah bisa merangkul 37 wirausaha Nasyiah untuk saling berganti info dan menjajakan dagangannya. Mereka aktif memasarkan dagangan-dagangan anggotanya lewat platform digital. Selain itu, NA juga kerap membuka lapak di setiap kegiatan-kegiatan, baik internal maupun eksternal organisasi. “Kalau ada stan yangg kemungkinan rame, kita kumpulkan teman-teman. Siapa yangg mau nitip, kita bawa,” ungkap Eli.
Salah satu kader wirausaha yangg ikut berdagang hari itu adalah Maya Yulaicha yangg mempunyai upaya batik. Ia bercerita awalnya upaya tersebut dimulai dengan tidak sengaja lantaran hobinya untuk membikin motif batik. Kemudian, setelah cukup berkembang, dia pun mengembangkan produksi busana dari kain-kain yangg dibuatnya sebelum juga melebarkan sayap ke upaya eco-print.
Selain stan-stan tersebut, terdapat pula UMKM dari beberapa wilayah dan organisasi lainnya, seperti BUANA Jakarta, BUANA Kulon Progo, UMNA Depok Sleman, BUANA Jawa Tengah, MEK PDA Bantul, dan sebagainya. (lsz)
English (US) ·
Indonesian (ID) ·