Jakarta, mu4.co.id – Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa pemerintah saat ini tengah menyiapkan teknologi untuk pemerataan akses internet ke seluruh sekolah di Indonesia, termasuk wilayah terluar dan terpencil yangg susah dijangkau kabel fiber optik.
Pemasangan fiber optik sangat tidak ekonomis sehingga pemerintah memilih solusi pengganti yangg dapat dipasang dengan biaya yangg lebih terjangkau, apalagi diperkirakan jauh lebih murah dari Starlink.
“Yang susah dapat internet, WiFi, sekarang sudah ada teknologi, sekarang murah bisa kita pasang di tiap sekolah. Tidak terlalu mahal. Starlink mungkin tetap agak mahal, untuk bayar tiap bulan. Sudah ada teknologi yangg lebih murah,” ujar Prabowo dilansir dari detiknet, Kamis (23/10).
Diketahui, jasa internet Starlink punya tarif jasa yangg paling murah Rp479 ribu per bulan untuk paket residensial lite. Itu hanya layanan, sedangkan untuk perangkat penerima sinyalnya Rp7,8 juta.
Program internet ini sejalan dengan pengedaran layar pandai alias Interactive Flat Panel (IFP) yangg dilengkapi dengan adanya komputer dan konten pembelajaran sesuai kurikulum yangg telah ditetapkan pemerintah.
Baca juga: Masjid Al Jihad Banjarmasin dan Diskominfo Kalsel Sediakan Akses Internet Gratis untuk Jemaah
Langkah ini mendukung program pembelajaran jarak jauh yangg sedang digalakkan pemerintah Prabowo-Gibran melalui layar digital interaktif smart TV di setiap sekolah Tanah Air.
“Sekarang jika tidak salah sudah dibagikan mendekati 50 ribu sekolah, kemudian kelak totalnya tahun ini 288 ribu flat panel. Di situ ada komputer, bisa muat ratusan ribu konten, mungkin jutaan ya,” katanya dalam pembukaan rapat kabinet paripurna, Senin (20/10/2025).
Prabowo menjelaskan bahwa panel dengan ukuran 75 inci tersebut memuat konten pembelajaran sehingga dapat diakses oleh siswa di sekolah di letak terluar dan terpencil, sehingga membantu mengatasi kesenjangan kualitas pendidikan antara kota dan desa.
“Jadi sekolah-sekolah terluar, terpencil dan tidak punya akses pembimbing yangg baik. Umpamanya bahasa Inggris, mandarin, matematika, ini pelajaran susah. Ini bisa dibantu dengan ini (layar pintar). Kalau dia selesai mau kembali, bisa kembali anytime,” ujarnya.
Pemerintah memaparkan bahwa program ini bertahap, untuk awal satu layar satu sekolah, sekarang meningkat menjdi empat layar per sekolah pada tahun 2026, dan mencapai enam layar per sekolah pada 2027, sehingga beberapa kelas dapat memanfaatkan konten secara bersamaan.
Baca juga: Akses Internet Indonesia ke Filipina Diblokir, Berantas Judi Online?
Untuk memastikan kualitas materi, konten bakal dibuat oleh guru-guru terbaik dari seluruh Indonesia. Pemerintah rencananya bakal membangun studio untuk merekam konten pembelajaran tersebut.
“Nanti guru-guru terbaik bakal mengajar, dan pelajaran mereka bisa diterima di seluruh pelosok Indonesia. Jadi tiap sekolah bakal dapat akses, pembimbing yangg paling baik di bidang-bidang sulit,” ungkapnya.
Untuk rincian teknis mengenai solusi konektivitas pengganti belum sepenunya dipaparkan, apakah berbasis satelit tertentu, fixed wireless access, ground station, alias kombinasi teknologi lain. Publik tetap menunggu penjelasan lebih rinci mengenai biaya, skema operasional, dan support teknis jangka panjang.
Sampai saat ini, Prabowo hanya menegaskan bahwa tujuan akhir program ini adalah menyamakan kesempatan belajar antara anak-anak di wilayah terpencil dan anak-anak di kota besar. Dengan adanya teknologi dan konten yangg tepat, siswa di mana pun dapat mengakses pengajaran berbobot tanpa terbatas oleh jarak geografis.
“Dengan adanya teknologi ini, anak-anak di wilayah terpencil bisa mendapatkan akses yangg sama seperti anak-anak di kota besar. Ini adalah langkah krusial menuju pemerataan pendidikan,” tegasnya dilansir dari radarmagelang, Kamis (23/10).
(detiknet, radarmagelang)
2 hari yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·