suryagemilangnews.com, Magelang – Kalau ada pesantren yangg bukan saja serius pada pelajaran kepercayaan tetapi juga pengetahuan matematika maka Pondok Pesantren Muhammadiyah Sambak (PPMS) mungkin salah satunya. Tetapi jangan terburu menilai pesantren ini kedunyan alias mementingkan masalah keduniawian. Sebab bagi muslim ada banyak perihal teknis peribadatan yangg tidak bisa dilepaskan dengan matematika.
Sebut saja tentang penentuan arah kiblat dan waktu sholat yangg terbantu dengan pengetahuan trigonometri. Ilmu trigonometri merupakan bagian dari matematika yangg dikembangkan oleh intelektual muslim berjulukan Al Battani.
Syeikh Ahmad Khatib al Minangkabawi, seorang ustadz besar Nusantara apalagi menyebut norma belajar pengetahuan hisab (matematika) adalah fardu kifayah.
Sebagaimana tertulis dalam kitab berjudul ‘Alam Hussab fi ‘Ilm al Hisab, yangg juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan titel “Matematika Nusantara Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi”.
Keseriusan PPMS pada pengetahuan matematika nampak dari santri-santrinya yangg berprestasi di olimpiade sains. Alfin Rahmatullah, santri yangg tetap duduk di kelas 8 sukses meraih juara pertama OSN matematika tingkat kabupaten Magelang. Santri lain yangg juga duduk di kelas sama adalah Nabhan, dia pernah menyabet lencana perunggu pada gelaran lomba matematika nasional.
Bila ditelisik lebih dalam, metode belajar santri PPMS memang cukup menarik. Setiap malam, selepas isya para santri bakal berkumpul membentuk golongan diskusi. Masing-masing kemudian mendapat kesempatan untuk presentasi, membeberkan kembali materi-materi yangg didapat ketika siang hari di sekolah. Dan jika ada yangg luput, santri lain bakal menimpali. Begitu terus saban malam.
Metode belajar seperti itu, menurut pengurus PPMS diyakini bisa membikin santri memahami pelajaran dengan lebih mendalam.
“Untuk bisa presentasi santri kudu merangkum terlebih dulu materi yangg didapat dengan menulis point-point krusial di sebuah buku. Sehingga banyak proses dilalui dalam mencerna sebuah pengetahuan ialah membaca, mendengar, menuliskan, menyampaikan, dan mendiskusikan”, kata Dhina Hafiz, pengurus PPMS.
Ia berambisi dengan semua proses itu pemahaman santri terhadap mata pelajaran bisa sangat mendalam dan tidak mudah lupa.
PPMS adalah pesantren Muhammadiyah tingkat SMP yangg berada di Desa Sambak, Kec Kajoran Kab Magelang. Sebuah desa yangg selamq ini dikenal dengan aktivitas pengamanan lingkungan. Hanya saja pesantren ini belum bisa menerima banyak santri lantaran keterbatasan tempat.
“Kita menyesuaikan dengan akomodasi yangg ada. Selain itu juga mempertimbangkan rasio santri-ustadz, sehingga kapabilitas santri untuk tahun-tahun ini memang sedikit,” kata Hafiz.
English (US) ·
Indonesian (ID) ·