Wakil Sekretaris Majelis Dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah, Gufron Amirullah
WARTAMU.ID, Jakarta – Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) menggelar Seminar dan Lokakarya Nasional (Semiloknas) serta Kick Off Pilot Project Sistem Perkaderan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (SPI) 2025 pada Kamis, 27 Februari 2025. Acara ini berlangsung secara hybrid, dengan sesi luring bertempat di Aula Lantai 6 PP Muhammadiyah, Jakarta, serta daring melalui Zoom Meeting.
Semiloknas ini menjadi langkah awal dalam menyamakan visi dan misi reformasi perkaderan di tubuh IPM. Seluruh Pimpinan Wilayah IPM se-Indonesia diundang untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Reformasi perkaderan yang diusung melalui SPI 2025 dirancang sebagai upaya adaptasi terhadap perkembangan zaman dan tantangan yang semakin kompleks.
Ketua Bidang Perkaderan PP IPM, Ghanis Khoirun Nisa, menegaskan bahwa SPI 2025 bertujuan lebih dari sekadar mencetak aktivis. “Tentu, ini menjadi ikhtiar kami untuk merespons isu-isu perkaderan yang semakin kompleks. Sehingga, perkaderan IPM tidak hanya mencetak aktivis, tetapi juga pemimpin-pemimpin muda di masa depan,” ujarnya.
Semiloknas menghadirkan beberapa pemateri ahli, di antaranya Syahrul Ramadhan yang membawakan materi “Teologi Al Insyirah” dan Yusuf Yanuri dengan materi “Quo Vadis SPI IPM”. Selain itu, terdapat sesi Lokakarya SPI Putih yang melibatkan pengantar, penyampaian feedback, tanggapan balik, serta pendaftaran dan pengesahan proyek percontohan SPI 2025.
Wakil Sekretaris Majelis Dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah, Gufron Amirullah, menyambut baik inisiatif ini sebagai investasi kader jangka panjang. “Kami sangat berbahagia dengan adanya rencana investasi kader untuk jangka panjang ini. Ini menjadi salah satu ikhtiar Muhammadiyah dalam mencetak generasi terbaik,” tuturnya. Ia menambahkan bahwa kehadiran Majelis merupakan bentuk komitmen kuat terhadap reformasi kaderisasi di Muhammadiyah.
Ketua Umum PP IPM, Riandy Prawita, menekankan pentingnya Kick Off SPI 2025 sebagai landasan implementasi di seluruh jenjang kepemimpinan IPM. “Kick disconnected ini penting agar pimpinan IPM di semua jenjang dapat membaca, melaksanakan, dan memberikan masukan dari SPI 2025. Sehingga, SPI ini benar-benar matang ketika diimplementasikan secara nasional,” jelasnya. Ia berharap hasil kegiatan ini dapat membentuk pemahaman yang lebih mendalam tentang Reformasi Perkaderan/SPI di kalangan pimpinan IPM.
Semiloknas dan Kick Off Pilot Project SPI 2025 bertujuan untuk mengkaji lebih dalam konsep reformasi perkaderan dan menguatkan pemahaman pimpinan terkait implementasi reformasi ini. Selain itu, acara ini juga dimaksudkan untuk menyusun langkah strategis dalam penerapan proyek percontohan SPI 2025 di berbagai tingkat kepemimpinan IPM, serta membangun komitmen pimpinan dalam mengawal reformasi perkaderan agar dapat diterapkan secara efektif dan berkelanjutan.
“Pilot Project SPI 2025 akan berjalan dari Februari hingga Agustus 2025,” pungkas Ghanis Khoirun Nisa.
Dibaca: 2,487
7 bulan yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·