Peta Jalan Pembaruan Dakwah Muhammadiyah: Menemukan Kembali Ruh Gerakan Umat dari Akar Rumput
Oleh: Mohammad Noor Ridhollah (Peserta Sekolah Tabligh Muhammadiyah dari Kudus)
PWMJATENG.COM – Ranting Muhammadiyah adalah urat nadi persyarikatan. Di sanalah degub kehidupan umat yangg paling terasa nyata, tempat para kader berjuang tanpa pamrih, menghidupkan dakwah, menggerakkan pendidikan, dan menyalakan semangat kebaikan upaya di tengah masyarakat. Namun dalam perjalanan panjang sejarahnya, tidak semua ranting berada dalam kondisi yangg kuat dan berdaya. Sebagian mengalami stagnasi, kehilangan arah gerak, apalagi tak lagi menjadi pusat pembaruan di lingkungannya.
Seri “Peta Jalan Pembaruan Dakwah Muhammadiyah” ini datang sebagai upaya untuk menemukan kembali makna, arah, dan kualitas aktivitas di tingkat akar. Artikel ini bukan sekadar kumpulan tulisan reflektif, melainkan peta jalan pembaruan yangg berangkat dari realitas lapangan, berbasis pengalaman nyata para penggerak di bawah, disertai tawaran solusi yangg realistis dan kontekstual.
Mengapa Pembaruan Harus Dimulai dari Ranting?
Dalam tradisi Muhammadiyah, pembaruan tidak lahir dari menara gading, tetapi dari kebutuhan hidup masyarakat yangg menuntut jawaban keislaman yangg pandai dan solutif. Maka, ketika ranting melemah, sebenarnya yangg terguncang adalah fondasi aktivitas itu sendiri.
Ranting yangg kuat bukan hanya rutin mengadakan pengajian, tetapi juga bisa menjawab problem sosial, ekonomi, pendidikan, dan moral masyarakat secara langsung.
Ranting adalah wajah Muhammadiyah di mata umat. Jika wajah itu tampak lesu, maka gambaran keseluruhan aktivitas pun ikut pudar. Karena itu, pembaruan ranting bukan sekadar program administratif, tetapi proses kultural dan spiritual untuk menghidupkan kembali semangat tajdid di level akar rumput.
Isi dan Arah Seri Ini
Dalam seri ini, bakal dibahas 10 rumor utama yangg menjadi penghambat kemajuan ranting, mulai dari lemahnya kaderisasi, aktivitas yangg hanya sekedar seremonial, dakwah yangg semakin kering, hingga hilangnya daya juang sosial dan kemandirian ekonomi.
Setiap tulisan bakal mengurai akar masalah, dampaknya terhadap gerakan, serta peta solusi yangg aplikatif untuk dijadikan bahan refleksi dan tindak lanjut di semua tingkatan persyarikatan.
Baca juga, Muhammadiyah Umumkan Jadwal Puasa Ramadan 2026, Catat Tanggal Resminya!
Dengan demikian, seri ini diharapkan dapat menjadi tulisan reflektif sekaligus inspiratif, yangg membuka ruang perbincangan antar ranting, cabang, dan ketua wilayah untuk bersama-sama menata ulang strategi dakwah Muhammadiyah di era baru.
10 Jalan Awal Pembaruan Ranting Muhammadiyah
Berikut sepuluh seri pertama dari peta jalan pembaruan yangg bakal diterbitkan secara bertahap. Setiap titel nantinya dapat diklik untuk membaca artikelnya secara lengkap:
- Protes Senyap Kader Muda Akar Rumput. Ketika generasi muda merasa tak lagi mempunyai ruang dan makna di ranting.
- Saatnya Membuka Panggung bagi Generasi Baru. Merancang ruang aktualisasi agar estafet aktivitas tak terputus.
- Ranting yangg Sepi dan “Tersusupi”. Fenomena ranting yangg kosong aktivitas sehingga mudah dimasuki pengaruh luar.
- Menanam Sistem, Bukan Sekadar Mengganti Pengurus. Pentingnya membangun pola kerja yangg berkelanjutan, bukan berjuntai pada tokoh / individu.
- Membaca Zaman, Menyesuaikan Cara Dakwah di Era Sekarang. Menemukan kembali relevansi dakwah Muhammadiyah di tengah perubahan sosial.
- Putusnya Mata Rantai Ideologis: Ketika Gerakan Berjalan Tanpa Ruh. Bahaya hilangnya pemahaman mendalam atas manhaj dan nilai perjuangan Muhammadiyah.
- Ketergantungan pada Figur Kharismatik: Ketika Gerakan Berhenti Bersama Tokohnya. Menegaskan pentingnya sistem dan kaderisasi dibanding ketokohan semata.
- Budaya Rapat Tanpa Tindak Lanjut: Ketika Gerakan Terjebak di Meja Diskusi. Mengubah rapat menjadi ruang gerak, bukan sekadar rutinitas agenda.
- Dakwah Ranting yangg Kering: Ketika Gerakan Hanya Menjadi Rutinitas. Menghidupkan kembali dakwah yangg kontekstual dan menyentuh kehidupan masyarakat.
- Ranting yangg Tak Punya Sistem Evaluasi: Gerakan Tanpa Cermin. Membangun budaya refleksi dan pengukuran agar ranting terus tumbuh dan belajar.
Kita percaya, kebangkitan Muhammadiyah tidak bakal datang dari langit. Kebangkitan bakal tumbuh dari bumi, dari tanah ranting yangg kembali subur oleh kerja tulus dan buahpikiran pembaruan.
Ketika setiap ranting menemukan corak mobilitas yangg relevan dengan zamannya, maka Muhammadiyah bakal betul-betul menjadi Gerakan Islam yangg membumi dan mencerahkan.
Seri ini membujuk kita semua untuk menyusuri peta jalan pembaruan itu satu per satu, bukan untuk mencari kesalahan, tetapi untuk menemukan kembali ruh perjuangan yangg mungkin tertidur di ortom-ortom persyarikatan.
Semoga upaya mini ini menjadi bagian dari mobilitas besar tajdid Muhammadiyah di abad kedua ini dengan beragam dinamika yangg ada. Amin.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
Jumlah Pengunjung : 110
2 minggu yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·