PEKALONGAN – Dalam rangka memperingati dan menyemarakkan Milad Muhammadiyah ke-112, Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) Kabupaten Pekalongan menyerahkan support relokasi rumah bagi dua korban banjir rob di Kampung Semonet Baru, Desa Tratebang, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, Senin, 18 November 2024.
Penandatanganan buletin aktivitas serah terima support dua rumah tersebut ditandatangani oleh Ketua Badan Pengurus Lazismu Kabupaten Pekalongan, M. Ali Sofyan, dan dua penerima program support bedah rumah Lazismu Kabupaten Pekalongan, Kartonah, 69 Tahun, dan Siti Aminah, 53 Tahun, dua penduduk Desa Tratebang Kecamatan Wonokerto yangg tinggal di bantaran sungai di kompleks Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Wonokerto, Pekalongan.
Turut datang dalam aktivitas serah terima support program bedah rumah tersebut, Manager Area Lazismu Wilayah Jawa Tengah, Ikhwanusshofa, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Pekalongan, Drs. H. Mulyono, Kepala Bidang Kawasan Permukiman Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Yuni Astuti, ST, M.T, beserta tim fasilitator, Camat Wonokerto, H. Abdul Qoyyum, SH, M. AP, Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Wonokerto, Kepolisian Sektor Wiradesa, Koramil Wiradesa, jejeran Badan Pengurus Lazismu Kabupaten Pekalongan, Tim Gawe Rumah Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) Kabupaten Pekalongan, Tim Rehab Rekon Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kabupaten Batang, Manager Lazismu Batang, Lazisnu Kabupaten Pekalongan, Kepala Desa Tratebang, Kepala Desa Sijambe dan Kepala Desa Wonokerto Kulon.
Dalam laporannya, M. Ali Sofyan menyampaikan support program bedah rumah untuk Dua korban Terdampak Banjir Rob di Wonokerto tersebut lantaran Dua Warga tersebut tidak mendapatkan support program relokasi rumah dari Dana Alokasi Khusus yangg diberikan oleh Pemerintah, sehingga Dinas Perkim LH Kabupaten Pekalongan membujuk kerjasama Lazismu untuk membantu Dua Warga yangg tidak mendapatkan support tersebut lantaran tidak memenuhi syarat kriteria rumah kumuh dan berada diluar pemisah peta Kawasan kumuh.
Ali Sofyan juga menceritakan kebetulan salah satu hasil dari rakorwil Lazismu Jawa Tengah memutuskan pengadaan program bedah rumah serentak dalam rangka Milad Muhammadiyah ke-112 pada tanggal 18 November 2024, sehingga Lazismu Kabupaten Pekalongan sekalian merealisasikan program support bedah rumah tersebut.
“Program bedah ini sudah menghabiskan Dana 78 juta rupiah dari 70 juta yangg kita anggarkan sebelumnya. Namun anggaran tersebut hanya digunakan untuk material, lantaran tenaganya merupakan Amal jariyah dari Tim RR Batang dan Tim GR Kabupaten Pekalongan. Sehingga Dua unit rumah tersebut dikerjakan secara cuma-cuma tanpa mengeluarkan biaya tukang sepeserpun”, tutur Ali.
Selain mengerjakan Dua rumah tersebut, Ali Sofyan juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dari penduduk relokasi yangg mempercayakan pengerjaan 86 rumah relokasi dari Dana Pemerintah dengan tenaga dari Tim GR dan RR Lazismu Kabupaten Pekalongan. Semua sudah dikerjakan sesuai perjanjian dengan anggaran tenaga kerja untuk satu rumah mencapai 7 juta rupiah.
Ali Sofyan juga berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Pekalongan yangg mempercayai Lazismu Kabupaten Pekalongan dalam proses pengerjaan program relokasi tersebut dan berambisi pasca relokasi Lazismu dapat bekerja-sama dengan pihak-pihak lain, salah satunya Bank Indonesia Kantor Wilayah Tegal, dalam melakukan pendampingan agar secara kesejahteraan ekonomi masyarakat semakin meningkat.
Salah satu penerima manfaat, Siti Aminah, mengucapkan terima kasih kepada Camat Wonokerto, Dinas Perkim LH Kabupaten Pekalongan, Kepala Desa Tratebang, Lazismu Kabupaten Pekalongan, Tim GR dan RR yangg telah membangunkan rumah sebagus itu. Dirinya mengaku sempat ragu-ragu lantaran rumah support dari Dinas Perkim milik Warga lain sudah dibangunkan pondasi tetapi rumah yangg katanya bakal dibangunkan untuk dirinya belum juga dibangunkan. Karena, menurut Umi Aminah, panggilan berkawan Siti Aminah, sejak Banjir rob menerjang tahun 2014 hingga sekarang dirinya kudu berjuang setiap hari melawan Banjir rob yangg masuk ke rumahnya nyaris satu meter.
Umi Aminah terkenang saat anak-anaknya berangkat sekolah merasa Kesulitan. Namun, Umi Aminah selalu mendorong anak-anaknya agar terus berguru hingga ke jenjang perguruan tinggi, tidak seperti dirinya yangg mengenyam pendidikan hanya sampai kelas 11 di SMA Muhammadiyah kala itu. Umi Aminah juga berjanji bakal segera menempati rumah support tersebut. (Fakhrudin)
English (US) ·
Indonesian (ID) ·