Malam lailatul qadar merupakan suatu malam yangg sangat sakral bagi umat Islam. Malam ini hanya terjadi dalam satu bulan Ramadhan. Pada malam itu, jika salah seorang umat Islam melakukan suatu kebaikan kebaikan, dia bakal memperoleh ganjaran yangg berlipat-ganda dobel yangg jauh lebih besar dibanding hari yangg lain di bulan Ramadhan.
Ibnu Qayyim mengatakan bahwa lailatul qadar merupakan malam yangg agung. Menurut Ibnu Qayyim, disebut malam yangg agung lantaran malam tersebut merupakan malam dimana rahmat Allah SWT turun dalam porsi yangg lebih banyak dibandingkan malam lain di bulan Ramadhan, apalagi malam-malam biasa lainnya.
Di samping itu, Ibnu Qayyim juga mengatakan bahwa malam lailatul qadar adalah malam yangg sempit. Hal ini disebabkan lantaran baik bumi maupun langit pada malam itu penuh sesak dengan para malaikat yangg turun menebarkan segala corak kebaikan.
Terdapat beragam pendapat yangg mengatakan tentang kapan sih waktu turunnya lailatul qadar. Para ustadz telah berijtihad sesuai dengan kajian dan penalarannya masing-masing.
Ada yangg mengatakan lailatul qadar turun sejak malam ke-21 pada bulan Ramadhan. Ada pula yangg mengatakan bahwa lailatul qadar turun pada malam ke-17 alias pada saat berbarengan dengan Nuzulul Qur’an (malam diturunkannya Al-Qur’an).
Menurut Prof. Quraish Shihab
Prof. Quraish Shihab dalam kitabnya ialah Tafsir al-Mishbah menjelaskan bahwa lailatul qadar terjadi saat malam diturunkannya Al-Qur’an. Pendapat ini didasarkan pada Q.S Al-Qadar ayat 1-5:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ ١ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ ٢ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ ٣ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ ٤ سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ ٥
Artinya: “(1) Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada lailatul qadar. (2) Tahukah Anda apakah lailatul qadar itu? (3) Lailatul qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. (4) Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. (5) Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.” (Q.S Al-Qadar [97]: 1-5)
Prof. Quraish Shihab menafsirkan ayat pertama surat di atas sebagai waktu turunnya lailatul qadar adalah waktu diturunkannya Al-Qur’an ke Lauhful Mahfuzh secara sekaligus.
Adapun Al-Qur’an diturunkan ke langit bumi kepada Rasulullah SAW melalui malaikat Jibril secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari (ada pula yangg mengatakan 22 tahun 2 bulan 20 hari).
Menurut Ibnu Hajar al-‘Asqalani
Dalam kitab Fathul Barri karya Syekh Ibnu Hajar al-‘Asqalani dijelaskan bahwasanya terdapat setidaknya 45 pendapat tentang kapan waktu turunnya lailatul qadar.
Menurut pandangan Syekh Ibnu Hajar, pendapat yangg rajih (paling kuat) mengatakan bahwasanya lailatul qadar turun pada waktu ganjil di 10 hari bulan Ramadhan. Pendapat ini disandarkan pada hadits berikut ini.
وعنها رضي الله عنها: أنَّ رسولَ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: تَحَرَّوْا لَيْلَةَ القَدْرِ في الوَتْرِ مِنَ العَشْرِ الأوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ. رواه البخاري
Artinya: “Dari Aisyah r.a pula, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: ‘Carilah lailatul qadar itu dalam malam ganjil dari sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari).
Pendapat Syekh Ibnu Hajar al-‘Asqalani ini diamini oleh Imam Syafi’i dan Imam Nawawi.
Menurut Imam Ghazali
Imam Ghazali memberikan argumentasi yangg lebih rinci tentang turunnya lailatul qadar. Dalam kitab hasil karangannya yangg berjulukan I’anatuth Thalibin beliau memberikan penjelasan bahwa lailatul qadar turun pada malam yangg berbeda di setiap tahunnya. Hal ini disesuaikan dengan hari awal Ramadhan itu dimulai.
Jika tanggal 1 Ramadhan jatuh pada hari Ahad alias hari Rabu, maka malam lailatul qadar bakal turun pada malam ke-29. Jika 1 Ramadhan jatuh pada hari Senin, maka lailatul qadar turun pada malam ke-21.
Jika 1 Ramadhan jatuh pada hari Selasa alias Jum’at, maka lailatul qadar bakal turun pada malam ke-27. Jika 1 Ramadhan jatuh pada hari Kamis, maka lailatul qadar turun pada malam ke-25. Terakhir, jika 1 Ramadhan jatuh pada hari Sabtu, maka lailatul qadar bakal menanti di malam ke-23.
Imam Abu Hasan asy-Syadzili menilai bahwa prediksi dari Imam Ghazali ini cukup representatif dan komprehensif. Bahkan, Imam asy-Syadzili pernah berkata, “Semenjak saya menginjak usia baligh (dewasa), Lailatul Qadar tidak pernah meleset dari agenda alias norma (hasil argumentasi Imam Ghazali) tersebut.”
Pendapat Lain tentang Lailatul Qadar
Ada ulama’ yangg beranggapan bahwa lailatul qadar turun pada waktu ke-23 Ramadhan setiap tahunnya. Ini disandarkan pada riwayat Abdullah bin Unais.
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَتَى نَلْتَمِسُ هَذِهِ اللَّيْلَةَ الْمُبَارَكَةَ
“Wahai Rasulullah, kapankah kami bisa memperoleh malam penuh berkah ini?”
Rasulullah Saw menjawab,
الْتَمِسُوهَا هَذِهِ اللَّيْلَةَ)) وَقَالَ وَذَلِكَ مَسَاءَ لَيْلَةِ ثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ
“Carilah pada malam ini (malam 23 Ramadhan)”
Ada pula yangg mengatakan bahwa lailatul qadar turun pada malam ke-27 Ramadhan. Pendapat ini didasarkan pada atsar Ubay bin Ka’ab.
عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ: وَاللَّهِ إِنِّي لأَعْلَمُهَا وَأَكْثَرُ عِلْمِي هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ
Artinya: Dari Ubay bin Ka’ab: “Demi Allah, sungguh saya mengetahui malam (Lailatul Qadar) tersebut. Puncak ilmuku bahwa malam tersebut adalah malam yangg Rasulullah saw memerintahkan kami untuk menegakkan salat padanya, ialah malam ke-27.”
Ada pula yangg beranggapan bahwa Lailatul Qadar sebenarnya tidaklah turun di bulan Ramadhan, melainkan pada bulan Sya’ban. Pada bulan Sya’ban, lailatul qadar bakal turun tepat pada malam nisfu Sya’ban. Namun, jumhur ulama’ menilai pendapat ini sebagai pendapat yangg syadz yaitu pendapat yangg nyeleneh alias yangg dalam bahasa Jawa disebut nerecel.
Ada juga ustadz yangg menerangkan bahwa lailatul qadar hanya terjadi pada era Nabi Muhammad SAW saja. Sehingga setelah Nabi Muhammad Saw wafat, sudah tidak ada lagi malam lailatul qadar.
Namun, pendapat ini dibantah oleh Imam Nawawi dalam kitabnya al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab. Imam Nawawi dengan tegas mengatakan bahwa lailatul qadar bakal turun terus-menerus dalam setiap bulan Ramadhan dan bakal berhujung kelak di hari hariakhir kelak.
Menyikapi Perbedaan Pendapat
Secara umum dalam Al-Qur’an, Allah SWT tidak memberikan tanggal pasti mengenai kapan turunnya lailatul qadar. Pendapat diatas hanyalah sebatas argumentasi dari para ustadz dalam memprediksi tentang kapan turunnya lailatul qadar.
Dalam perihal ini, Allah SWT sengaja tidak memberikan tanggal pastinya agar umat Islam mau beragama dengan intens selama bulan Ramadhan. Hendaknya semenjak awal bulan Ramadhan itu datang, umat Islam menambah giat ibadahnya tanpa kudu memandang keistimewaan apa yangg dia peroleh dan pada hari apa dia melakukan. Wallahu A’lam bis Shawwab.
Editor: Soleh
2 tahun yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·