Berita
- by AS
- 24 Oktober 2025
- 0 Comments
- 1 minute read
- 14 Views
- 1 jam ago
Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Zakarija Achmat SPsi MSi (kanan), berkedudukan krusial dalam memastikan kesiapan psikologis tim EMT Muhammadiyah hingga akhirnya diakui WHO sebagai bagian dari jaringan EMT global. (Humas UMM/KLIKMU.CO)KLIKMU.CO – Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) kembali mencatat sejarah baru. Emergency Medical Team (EMT) Muhammadiyah dinyatakan lulus verifikasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Ahad (19/10/2025) di Aula Masjid KH Sudja’, Bantul, Yogyakarta.

EMT Muhammadiyah yangg terverifikasi ini merupakan EMT Type 1 Fixed, ialah tim medis darurat yangg memberikan pelayanan medis dasar dan kegawatdaruratan di satu letak secara menetap. Keberhasilan tersebut menandai EMT Muhammadiyah sebagai tim medis darurat pertama di Indonesia yangg diakui secara internasional dan menjadi bagian dari jaringan EMT dunia dengan nomor urut ke-63 di dunia.
Dalam proses krusial ini, pengajar Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Zakarija Achmat SPsi MSi, yangg juga Koordinator Bidang Pelatihan Penanggulangan Bencana MDMC PP Muhammadiyah, memainkan peran strategis. Ia bertanggung jawab memastikan kesiapan dan kesejahteraan psikologis seluruh personil tim sejak tahap persiapan hingga pasca-misi.
Menurut Zakarija, peran psikolog dalam EMT sangat vital, terutama untuk menjaga psychological well-being para anggota.
“Sebelum berangkat, setiap personil kudu melalui proses screening psikologis untuk memastikan kesiapan mereka menghadapi situasi musibah yangg berat dan tidak menentu. Setelah kembali, kami juga melakukan asesmen untuk memastikan kondisi mental mereka tetap stabil,” jelasnya.
Selain melakukan pemantauan psikologis, Zakarija turut berkedudukan dalam penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) bagian kesehatan mental yangg menjadi bagian dari arsip verifikasi WHO. Ia juga menyiapkan pedoman triase pasien serta protokol pelayanan Psychological First Aid (PFA) bagi masyarakat terdampak.


“Karena jumlah psikolog di tim terbatas, kami melatih seluruh personil agar bisa memberikan support psikologis awal di lapangan,” tambahnya.
Verifikasi WHO terhadap EMT Muhammadiyah meliputi dua tahap utama: pemeriksaan arsip dan verifikasi lapangan pada 18–19 Oktober 2025. Dokumen yangg diuji mencakup SOP, kesiapan peralatan penunjang, hingga instrumen asesmen seperti DASS-21, yangg diperiksa secara perincian untuk memastikan kesesuaian dengan standar internasional.
Proses tersebut berjalan lancar dan berujung pada pengakuan resmi dari WHO. Ketua PP Muhammadiyah Prof Syafiq Mughni menyebut capaian ini sebagai bukti nyata profesionalitas dan komitmen Muhammadiyah dalam bagian kemanusiaan global.
Bagi Zakarija, keberhasilan ini bukan akhir, melainkan awal dari tanggung jawab baru.
“Dengan verifikasi WHO ini, EMT Muhammadiyah kudu siap jika sewaktu-waktu ditugaskan di area Asia-Pasifik untuk misi kemanusiaan lintas negara,” ujarnya.
Ia berambisi pencapaian ini dapat menginspirasi banyak pihak untuk turut serta dalam misi kemanusiaan seperti yangg dilakukan Muhammadiyah. Keberhasilan EMT Muhammadiyah menjadi bingkisan spesial menjelang Milad ke-113 Muhammadiyah, sekaligus menegaskan bahwa kerjasama antara perguruan tinggi dan aktivitas sosial-keagamaan bisa melahirkan karya nyata bagi kemanusiaan—baik di tingkat nasional maupun global.
(Wildan/AS)
1 hari yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·