Penyembelihan Hewan Kurban, Dosen UAD Berikan Panduan dan Tips - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 2 tahun yang lalu
Foto: dok. Antara.

YOGYA – Setiap kali hari raya Idul ‘Adha tiba, pastinya diikuti dengan penyembelihan hewan kurban, baik itu sapi maupun kambing jika di Indonesia. Namun, sebelum penyembelihan dilakukan, ada aspek yangg perlu diperhatikan, seperti kesehatan dan penyembelihan yangg sesuai hukum Islam.

Pada kesempatan ini, Ir. Muhammad Mar’ie Sirajuddin, S.Pt., M.Sc. dari Ahmad Dahlan Halal Center (ADHC) turut menjelaskan beberapa perihal mengenai penyembelihan hewan kurban kali ini. Mulai dari kriteria, dimana hewan kurban yangg dipilih kudu musinnah, alias dari segi umur sudah berganti gigi dan usianya sudah memenuhi syarat, untuk sapi 2 tahun, sedangkan kambing 1 tahun.

Kondisi kesehatan hewan kurban juga perlu diperhatikan, artinya kudu bebas dari penyakit dan tidak cacat. “Pemeriksaan antemortem untuk hewan kurban dapat dilakukan melibatkan master hewan. Kita pastikan suhu tubuh serta pernafasan hewannya normal,” jelas Mar’ie kepada Mediamu.id, Selasa (27/6).

“Intinya, pilihlah ternak yangg tidak terlalu kurus, untuk menghindari memilih ternak yangg terindikasi sakit,” sambungnya.

Saat penyembelihan, pastikan langkah yangg dilakukan baik dan memperhatikan dari segi animal welfare. Hal ini, kata Mar’ie, untuk hindari stres pada ternak dan bisa memastikan ternak tidak sedang gelisah.

Untuk mengatasi stres pada hewan ternak, ada beberapa langkah yangg bisa diterapkan, seperti mempuasakan hewan ternak selama 12-24 jam sebelum penyembelihan. Atau dengan memisahkan dan menghindarkannya dari kerumunan, karena hewan ternak mudah stres jika di lingkungan yangg bising.

Kemudian, ketika penyembelihan, pisahkan dulu hewan yangg belum disembelih dengan tempat penyembelihan, lampau menggunakan tali keluh pengikat yangg kuat dan tidak licin. Namun, sebelum disembelih, hewan ternak kudu diistirahatkan dahulu.

“Ketika ternak mengamuk, tangani dengan lembut lantaran aktivitas kasar maupun tiba-tiba dapat membikin ternak stress. Jika memungkinkan mintalah support master hewan alias ahli lainya untuk tetap di letak serta dapat mengusulkan ke puskeswan alias dinas terkait,” terang Mar’ie.

Selanjutnya, mengenai pengemasan daging kurban, Mar’ie menganjurkan agar tidak menggunakan bungkusan plastik, terutama kresek hitam. Selain tidak ramah lingkungan, plastik tersebut tergolong susah terurai dan mempunyai akibat negatif yangg signifikan terhadap ekosistem, serta bisa melepaskan senyawa berbisa yangg dapat terlarut dalam makanan yangg terbungkus dengan plastik tersebut. Sehingga, berpotensi masuk ke dalam tubuh manusia saat dikonsumsi.

Supaya pengemasannya ramah lingkungan, Dosen Program Studi Teknologi Pangan (PSTP) Universitas Ahmad Dahlan itu menyarankannya dengan penggunaan kertas alias paper bag, lampau ditambahkan lapisan pembungkus seperti daun pisang, lantaran mudah terurai. Atau, bisa menggunakan wadah dari serat tumbuhan, seperti besek dari bambu dan daun.

Saat menerima daging kurban, tentu tidak semua daging langsung dimasak sehari dan ada yangg mau menyimpannya untuk besok hari. Maka, alumni S1 Ilmu Peternakan Universitas Gadjah Mada itu memberikan sejumlah tips agar daging kurban tetap segar dan tahan lama.

Satu yangg pasti, daging setelah penyembelihan merupakan yangg baik dan higienis, lantaran kuman mudah mencemari daging. Lalu dikemas dengan baik menggunakan bungkusan yangg rapat udara, agar mencegah kuman merusak daging

Daging bisa disimpan dalam lemari es alias freezer, tergantung kebutuhan. Jika bakal segera dikonsumsi, letakan di kulkas, sedangkan jika untuk beberapa hari kedepan gunakan freezer. “Jika mempunyai banyak stok daging, maka simpan dalam wadah mini (bukan bongkahan), alias bungkusan sekali ambil untuk disajikan. Karena, ketika dikeluarkan dan dibekukan kembali, bakal ada akibat terkontaminasi kuman alias merusak tekstur dan kualitas daging,” jelas Mar’ie. (*)


Wartawan: Dzikril Firmansyah

-->
Sumber mediamu.id
mediamu.id