Pengelola Uang dalam Rumah Tangga - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

OKOCENews

OKOCENews

Oleh: Ahsan Jamet Hamidi

“Aku bakal memenuhi semua kebutuhan hidupmu dan anak-anak nanti. Untuk itu, Anda tidak perlu lagi bekerja di luar rumah. Tugasmu mengurus rumah dan anak-anak.”

Janji itu disampaikan seorang laki-laki kepada calon istrinya. Meski agak berat syarat itu akhirnya dia terima. Mereka menikah, pekerjaan di bagian jasa pengguna di sebuah Bank BUMN yangg menyenangkan itu rela dia tinggalkan.

Awalnya, hidupnya terasa aneh. Biasannya, setiap pukul 5.00 pagi dia sudah aktif bergegas untuk berangkat kerja. Pakaian bagus dengan wangi minyak wangi itu selalu mengawali kehidupan paginnya. Kini berganti dengan dengan aktivitas di dapur untuk seduhan teh alias kopi. Ada satu perihal yangg pengaruh kehilangannya sangat terasa, ialah hilangnya kemerdekaan untuk menggunakan duit secara mendiri. Jika sebelumnya dia bisa menggunakan duit dari jerih payahnya, sekarang hanya menerima jatah dari suami.

Sebagai istri, dia menyimpan tanya tentang berapa sesungguhnya penghasilan suami yangg belum sepenuhnya terbuka. Namun dia memilih untuk menundannya. Toh selama ini suami selalu menepati janji untuk memberikan duit bulanan sesuai jumlah dan waktu secara tepat.

Ragam Pola

Cerita di atas menggambarkan salah satu pola dalam pengelolaan duit di dalam rumah tangga. Salah satunya pola yangg memilih agar istri tidak lagi bekerja alias mempunyai upaya di luar rumah. Ia kudu beranjak menjadi wanita yangg bekerja di dalam rumah untuk melayani suami dan anak-anak. Sebagai gantinya, suami bakal memberi duit yangg jumlah dan waktunnya disepakati bersama. Pola seperti ini biasannya bertindak bagi pasangan yangg sumber pemasukan uangnya hanya dari satu pintu. Umumnya berasal dari suami saja.

Ada pola lain yangg berbeda. Pasangan suami-istri bersikap terbuka dan sepakat untuk menyerahkan pengelolaan urusan duit kepada istri. Berapapun jumlah pendapatan yangg diterima, istri bakal mencatat dan mengelolanya. Jika suami memerlukan uang, cukup meminta dari istri. Meskipun demikian, istri tidak bebas sesuka hatinnya. Jika ada keperluan untuk membeli barang, jasa, investasi, modal usaha, kudu ada pemufakatan berbareng terlebih dahulu. Musyawarah menjadi prinsip dalam setiap prosesnya.

Selain ke dua pola di atas, ada model lain yangg biasannya bertindak bagi pasangan yangg baik suami ataupun istri sama-sama bekerja alias menghasilkan duit dari usahannya sendiri. Suami alias istri bisa mengelola penghasilannya sendiri. Namun demikian, pasangan ini sepakat kudu mengalokasikan biaya dari penghasilan masing-masing untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga bersama.

Baca Juga: Manfaat Memisahkan Keuangan Pribadi dan Usaha

Seperti kebutuhan duit untuk bayar angsuran rumah, mobil, motor, biaya sekolah anak, biaya rutin untuk listrik, air, dapur, penghasilan pekerja, support sosial, hingga tabungan masa depan. Prinsip kesetaraan untuk bisa duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi, menjadi nilai yangg dianut dan dijalankan secara bersama.

Banyak ragam pilihan teori dalam mengelola duit di dalam urusan rumah tangga selain yangg tertulis di atas. Di antara pilihan tersebut, manakah yangg paling ideal? Pertanyaan ini tidak bakal bisa penulis jawab. Karena setiap pasangan itu unik. Mereka mempunyai agenda serta cita-cita sendiri yangg mungkin ada sedikit kesamaan, namun tidak pernah bisa seragam.

Hemat saya, tidak ada pola yangg paling baik, ideal, pasti cocok dan bertindak bagi semua pasangan. Setiap pasangan bisa menentukan pilihan ataupun membikin pola baru yangg sama sekali berbeda dengan pilihan di atas. Pola yangg bertindak baik bagi satu pasangan, belum tentu bertindak sama bagi pasangan lain. Kemerdekaan untuk menentukan pilihan, ada pada setiap pasangan. Namun ada prinsip dan nilai yangg bertindak secara umum. Seperti; kejujuran, keterbukaan dan akuntabilitas.

Penutup

”Uang memang memang bukan satu-satunnya jawaban, tetapi itu membikin perbedaan,” kata Barack Obama. Ada juga yangg berpandangan bahwa dalam suatu negara, pengendali kekuasaan sebenarnya ada pada mereka yangg mengelola uang.

Dalam kehidupan nyata, pesona duit memang luar biasa bentuk dan dampaknya. Namun, kita mempunyai kemerdekaan untuk memperlakukan duit sesuai dengan kepentingan dan proporsinya. Apakah duit itu bakal menjadi bagian yangg sangat penting, alias hanya sekedar menjadi aspek penunjang. Apakah dia bakal menjadi pondasi dasar yangg mengokohkan tiang sebagai penyangga genting rumah, alias hanya sekedar ornamen yangg menghiasi performa rumah. Kita merdeka untuk memilihnya.

Membangun rumah tangga, seumpama suami dan istri yangg sedang mendayung perahu, komplit dengan beban yangg ada di dalamnya, menuju pulau impian. Terpaan angin kencang bisa menghempasnya. Hujan lebat bisa membikin tubuh membeku kedinginan. Sengatan mentari pun bisa membikin tubuh panas terbakar. Kita tidak pernah bisa mengendalikan setiap kejadian yangg terlalu sesuai kehendak. Pastinya, duit bukan satu-satunnya jawaban untuk setiap persoalan yangg menimpa.

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id