Pementasan Drama Spempat Berhasil Lampaui KKM - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 2 tahun yang lalu
Jahfal Azhar menodongkan pistol ke arah Rafata Aliyandra dalam pementasan drama. (Nadia Larasati/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Pistol hitam telah dikokang oleh Jahfal Azhar, siswa kelas 8C. Ia menodongkan senjata nan sudah nyaris meletus itu kepada Rafata Aliyandra, kawan sekelasnya. Rafata nan sudah tak berkekuatan itu pun hanya bisa pasrah. Ia memohon agar Jahfal tak menembakkan senjata api di atas kepalanya.

Selain itu, ada juga kurir paket nan tersesat. Ia mencari alamat nan dituju hinga berputar-putar perumahan. Itulah salah satu segmen nan terjadi di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 8 SMP Muhammadiyah 4 Surabaya (Spempat), Kamis (16/3).

Taufiqur Rohman, pembimbing Bahasa Indonesia sekolah berbasis pesantren ini, menuturkan bahwa pembelajaran nan terjadi pada hari itu adalah pembelajaran tentang pementasan drama. Dalam pembelajaran pementasan drama, siswa dibagi menjadi enam kelompok. Setiap golongan terdiri atas lima anak.

“Tujuan pembelajaran di kesempatan ini adalah siswa diharapkan bisa mementaskan drama dengan baik,” ujar Taufiqur Rohman.

Ia juga menyampaikan bahwa siswa tidak tiba-tiba mementaskan drama. Ada tahapan nan dilalui siswa. Mulai memperhatikan model teks drama, menganalisis struktur teks drama, menganalisis watak tokoh, dan menulis sendiri teks drama nan bakal dipentaskan.

“Siswa sudah mengetahui beragam tahapan dalam pementasan. Sehingga ketika pementasan, mereka tidak lagi bingung tentang perannya,” tambah pembimbing Bahasa Indonesia ini.

Menurutnya, semua golongan nan tampil pada pementasan drama tampil baik. Mereka sukses melampaui kriteria ketuntasan minimal (KKM) nan disyaratkan, ialah penilaian mimik wajah, ekspresi, dan pelafalan dialog.

Siswa nan mengikuti pembelajaran merasa senang dengan praktik pementasan drama. Hal itu senada dengan nan diungkapkan Jahfal Azhar, siswa kelas 8C. Menurutnya, melalui pementasan drama, dia dapat berlatih beragam ekspresi dan menyelaraskan dengan perbincangan nan disusun berbareng kelompoknya.

“Hambatan drama itu ketika lupa dialognya. Untungnya saya terbantu dengan petunjuk laku alias kramagung nan diungkapkan kawan saya sebagai narator,” ungkap Jahfal Azhar. (Nadia Larasati/AS)

-->
Sumber Klikmu.co
Klikmu.co